
Setelah nunggu lebih dari 3 tahun (karena Covid-19), yeey akhirnya tahun ini saya bisa balik ke Tokyo, Jepang! Trip ke Tokyo, Jepang kali ini adalah yang ke-3 kalinya dan agak spesial karena saya lagi hamil jadi gak bisa exploring Jepang terlalu banyak karena gak boleh terlalu capek. Jadinya selama 9 hari liburan ke Tokyo, Jepang kita cuma jalan-jalan ke Tokyo aja plus 1 malam di Kawaguchiko. But it’s okay since I love big city and am in love with Tokyo. Untuk kamu yang first timer ke Tokyo, Jepang, kamu bisa cek travel guide jalan-jalan ke Tokyo, Jepang yang udah saya tulis sebelumnya disini. Di tahun 2023 ini, what’s new in Tokyo? what has changed in Tokyo? where to stay in Tokyo after the pandemic over? how’s the shopping scene? let’s check this out….
Di memori saya masih tergambar jelas tempat-tempat yang saya kunjungin saat wisata ke Tokyo, Jepang tahun 2019 dan 2020 lalu. Mulai dari nama hotel dan hostel, tempat jual makanan, sampai harganya saya masih apal betul. Ternyata setelah pandemi, cukup banyak yang berubah. Hostel Pumpkey di Shinjuku yang saya inepin selama 2 kali liburan ke Tokyo, Jepang udah tutup permanen. Pun hotel Playsis East di Asakusa yang udah ganti format dari capsule hotel ke luxury hotel. Depachika di mal Tokyo Solamachi (Tokyo Skytree) sekarang ngejual aneka makanan Jepang yang beda dengan dulu (ya iyalah), jadinya saya gak selera buat ngeborong disitu. Meski begitu, banyak juga attractions baru di Tokyo, Jepang dan juga neighborhood yang lagi naik daun yang pastinya worth to visit. Selama 9 hari, kita sempetin mengeksplor banyak restoran, new neighborhood, mal, dan tentunya snack khas Jepang. The world biggest metropolis selalu terasa bustling, colorful, alive dan unique…
How to Get to Tokyo, Jepang?

Kita terbang dari Bali ke Tokyo, Jepang pakai Vietjet dengan transit di Ho Chi Minh City, Vietnam. Perjalanannya lumayan mulus cuma karena pake transit jadinya terasa lama dan capek. Total 9 jam perjalanan. Sebenernya saya cari juga flight yang tanpa transit cuma gak ada hiks.. Hal yang sempet bikin saya sebel sama Vietjet adalah saat check in. Petugas check in yang trainee tidak mengupdate dirinya dengan new information kalau per 29 Maret 2023 waiver visa tidak berupa stiker yang ditempelin di paspor kayak dulu, tapi tercantum di website (stiker waiver visa akan ditempel petugas imigrasi Jepang saat tiba disana). Jadinya doi ketakutan bikin salah, minta fotoin waiver visa saya, bookingan hotel dan tiket pesawat. Saya sempet sebel sih karena nih orang kok bisa gak paham aturan. Pas muka jadi jutek, supervisornya (bapak-bapak Bali) gak terima dan mulai nyebelin. Katanya ada yang terbang dari Bali pas sampai Jepang dibalikin ke Bali lagi. Yah saya bales judesin aja dong. Semua aturan udah saya penuhi buat terbang and I travel frequently, jangan coba-coba nakutin or samain dengan orang lain yang kena sial itu. Don’t mess up with customer lah… btw, petugas check in nyolot begini cuma saya temuin di Bali, di Jakarta mana ada. Semua petugas ramah dan melayani customer. I sometimes feel Balinese men always try to be superior over women customer, lupa posisinya tuh mestinya melayani customer.
Selain itu, mba-mba petugas check in Vietjet yang trainee ini juga berusaha bikin saya bayar bagasi dengan alesan koper mini saya kegedean. Haduh, akhirnya saya jelasin kalau saya udah ngukur kopernya di rumah pakai meteran dan udah sesuai dengan ukuran yang disyaratkan. Koper saya lalu dibawa ke tempat ngukur di sebelah tempat antrean check in dan jreng jreng… kopernya bisa masuk tuh, yang artinya gak kegedean or udah sesuai aturan. Nah lo!
Untuk penerbangan baliknya, kita pakai Scoot dari Narita ke Singapura, lalu transit sebentar sebelum lanjut terbang pulang ke Bali. Scoot menurut saya lumayan oke buat penerbangan budget. Pesawatnya gede, nyaman, leg roomnya lebih lega dari Vietjet, dan selama perjalanan pagi hari setiap window berubah warna ke biru jadi gak bikin mata silau dan saya jadi gampang tidur juga. Tiket PP kita beli semua di Kiwi.
How to Get Around di Tokyo, Jepang?

Keesokan paginya jam 7.40 kita udah mendarat di Narita. Langsung kita turun ke bawah buat naik Keisei Narita Sky Access yang langsung menuju ke stasiun Asakusa, area tempat kita menginap selama di Tokyo, Jepang. Kita pilih kereta ini karena tanpa transit sama sekali. Belinya juga gampang banget, cukup tap kartu Pasmo/ Suica aja, sedang biayanya 1.170 yen. Selama liburan ke Tokyo, Jepang saya selalu isi ulang kartu pasmo, gak beli pass atau pun JR Pass karena kita cuma muter-muter Tokyo aja. FYI, di kartu pasmo mesti ada sisa saldo 500 yen yang non-refundable, tapi kartunya bisa kita pakai lagi pas liburan ke Jepang selanjutnya. Buat saya, subway systemnya Jepang termasuk yang terbaik di dunia. Cepat, efisien, dan no nyasar karena petunjuknya gampang banget dibaca. Selain pakai subway, tentunya saya banyak jalan kaki selama wisata ke Tokyo, Jepang ya. Setiap hari minimal saya jalan kaki 15.000 steps. But, I love it, feel very healthy here.

Untuk internetan, saya cuma ngaktifin paket internet roaming Asia Australia dari Telkomsel yang berlaku selama 15 hari dengan tarif 250.000 Rupiah. So far, gak ada kendala sama sekali dengan internetnya. Paketnya saya beli dulu sebelum terbang dari Indonesia dan saya aktifin di hari saya sampai di Tokyo, Jepang. Sementara Adrien yang bawa beberapa device milih nyewa pocket wifi di Narita dengan biaya 7.000 yen untuk 8 hari.
Where to Stay Selama di Tokyo, Jepang Tahun 2023?

Sama dengan trip ke Tokyo, Jepang sebelumnya, musim semi ini saya pilih buat stay di Asakusa juga. Saya selalu suka Asakusa karena bernuansa tradisional, gak sepadat Shinjuku atau Shibuya, dan terasa lebih local. Selama 5 malam kita nginep di Agora Place Tokyo Asakusa sedang 1 malamnya di APA Hotel Asakusa Ekimae (karena ngepas malam minggu jadi Agora dah full). Semua hotel kita booked di booking.com

Saya suka Agora Place Tokyo Asakusa dibandingkan APA. Begitu masuk, kita disambut lobby yang modern dan lengang. Saat itu belum waktu check in (jam 3 siang) jadi kita nitip koper dulu. Untuk kamarnya sendiri emang kecil banget, cuma 11 m2 untuk kamar standard. Meski mungil, kamar di Agora lengkap amenitiesnya, bahkan disediain juga piyama lho. Untuk 5 malam kita bayar 800.000 dan 1 juta Rupiah per malam (booking 2x di waktu yang berbeda) tanpa breakfast.

1 malam lainnya kita abiskan di APA Hotel Asakusa Ekimae yang lokasinya gak jauh dari Agora dan deket banget sama stasiun subway Asakusa. APA adalah jaringan hotel bisnis yang banyak banget jumlahnya di Jepang, dan mayan populer juga. Makanya gak heran pas masuk lobby kita disambut dengan rombongan turis yang entah ngapain pada nongkrong di lobi. Tapi karena terlalu crowded lobinya jadi bikin kita agak gak nyaman sih. Sistem check in di APA mengharuskan tamu untuk self check in, diantaranya pakai nyecan paspor sendiri. Pas check out pun sangat simpel dan cepat, tinggal masukkan kartu akses kamar ke dalam boks.

Sama dengan Agora, kamar hotel di APA juga kecil banget, sebelas dua belas lah… bedanya APA ada bathupnya dan tv nya punya lebih banyak channel. APA memang didesain as hotel bisnis makanya punya lebih banyak amenities. Saya sih oke aja dengan APA, tapi Adrien gak gitu suka karena kamarnya mirip dengan Jakarta style hotel katanya hahaha…. btw setelah nyobain semalam di APA saya jadi kurang suka juga dengan hotel ini karena bantalnya lumayan keras dan gak comfy. Selain itu, check outnya pagi bener, jam 10 pagi. Jadi heran kenapa hotel-hotel di Jepang check out timenya di bawah jam 12 siang yak. Biasanya yang seperti itu hostel, bukan hotel. Rate 1 malam menginap di APA Hotel Asakusa Ekimae 1,6 juta Rupiah. Kita booked 1 minggu sebelum berangkat ke Tokyo, Jepang.
Things to See & Do di Tokyo, Jepang 2023

Saya bakal urutin tempat wisata dan things to do selama kita liburan ke Tokyo, Jepang berdasar hari. Again, if you are looking for a complete guide for things to do in Tokyo, kamu bisa temukan disini.
DAY 1 ASAKUSA

Setelah lunch dan tiduran bentar di hotel, malamnya kita mulai mengeksplor Asakusa. Adrien belum pernah ke kuil Sensoji jadi kita cuss kesini. Sensoji adalah kuil tertua sekaligus paling terkenal di Jepang yang wajib dikunjungi saat liburan ke Tokyo, Jepang. Kuil Sensoji adalah kuil Buddha yang didedikasikan bagi Kannon, dewi belas kasih. Telah hadir sejak tahun 1400, kuil Sensoji sempat hancur beberapa kali karena kebakaran, gempa bumi, dan terakhir karena pengeboman Tokyo pada perang dunia kedua. Pasca perang, Sensoji kemudian dibangun ulang dan berdiri kokoh hingga saat ini.

Setiap sudut kuil yang didominasi warna merah hitam ini menarik banget. Mulai dari Kaminarimon gate di luar, Hanzomon gate, main hall, sampai pagoda 5 lantai sedap dipandang. Saya paling suka jalan-jalan di shotengai (distrik perbelanjaan) Nishi-sando yang mengarah ke Nakamise street di deketnya kuil Sensoji. Ada banyak toko kosmetik, peralatan rumah tangga, dan restoran di Nishi-sando, sedang di Nakamise ada banyak kios suvenir dan street food. Disini kamu bisa beli oleh-oleh sekaligus nyicip beberapa snack Jepang. Karena udah jamnya dinner, kita pilih sebuah restoran yang tampak lokal dan ramai trus milih beberapa menu yang kelihatan enak.



Di dekat Nishi-sando adalah pusat perbelanjaan yang selalu jadi tujuan turis Indonesia yaitu Don Quijote. Selain itu di sekitarnya ada Uniqlo dan Gu juga. cocok buat yang mau shopping or window shopping di Asakusa. Sebelum ke Sensoji, siang harinya kita sempet juga mengeksplor Asakusa sambil nunggu waktunya check in. Di Nishi-sando, kita nemuin restoran soba yang tampak estetik tapi punya menu English.



DAY 2 SHIBUYA & OMOTESANDO

Gak lengkap liburan ke Tokyo, Jepang tanpa ke Shibuya. Dengan subway, kita sampai di patung Hachiko, ambil foto sebentar trus lanjut nyeberang Shibuya crossing, persimpangan jalan tersibuk di dunia. Saya sempetin juga masuk ke mal Shibuya 109 yang isinya kebanyakan adalah baju-baju butik Jepang. Gak jauh dari Shibuya crossing ada Shibuya Scramble Square, yaitu mal baru yang berisi hig end brand stores, sedang di lantai atasnya ada Shibuya Sky, an observation decks yang menghadap ke Shibuya crossing di bawah serta menawarkan pemandangan 360 derajat kota Tokyo.

Dari Shibuya Jepang, kita putuskan jalan kaki ke Omotesando karena jaraknya gak begitu jauh. Omotesando adalah jalan sepanjang 1 km menuju kuil Meiji Jingu yang terletak di kawasan Harajuku yang berisi high end brand stores dan high end malls, salah satunya Omotesando Hills. Dari pertama kali menginjakkan kaki di Omotesando bulan Mei 2019 saya langsung suka kawasan ini, makanya tiap liburan ke Tokyo, Jepang selalu sempetin kesini. Tentunya kali ini gak cuma window shopping tapi juga shopping beneran dong, itung-itung as self reward setelah my hard work setahun terakhir.

Shopping experience di Omotesando menurut saya lumayan oke, cuma agak pegel karena mesti masuk butik satu per satu. Sedang kalau di Galeries Lafayette atau Printemps di Paris lebih efisien karena sekali masuk malnya semua luxury brand ada disitu. Cuma yang saya suka dari service di Jepang adalah mereka kasih cover plastik buat shopping bag saya karena waktu itu ujan, jadi biar shopping bagnya gak basah dan rusak gitu. So attentive! Dari jalan utama Omotesando kita sempetin juga menjelajah jalan-jalan kecil di belakangnya. Disini ada banyak butik brand lokal Jepang dan internasional serta kafe. Tapi karena kaki dah pegel melangkah 20.000 steps, akhirnya kita putuskan buat balik ke Asakusa untuk dinner.

DAY 4 SHINJUKU
Pasti kamu bertanya-tanya, lho kok langsung day 4? Soalnya day 3 & 4 kita abiskan di Kawaguchiko, cuma akan saya tulis kisahnya secara terpisah di artikel selanjutnya. Petang hari day 4 saya dan Adrien udah tiba kembali di terminal bus Shinjuku. Karena udah menjelang waktunya dinner, akhirnya kita putuskan sekalian mengeksplor Shinjuku.

Shinjuku sebenernya kawasan favorit saya juga, cuma kali ini emang kita udah kehabisan energi jadinya gak mengeksplor mal-malnya atau Kabukicho. Sebenernya kita pengen makan di izakaya di sepanjang Omoide Yokocho dan Golden Gai. 2 gang ini rame bener, dan unfortunately pas kita mau duduk yang punya izakaya bilang udah full. Sepertinya sih gak menerima gaijin (foreigner) di restonya, racism yang mayan umum di Jepang. Ya udah kita keluar aja dari 2 gang itu trus nemu restoran ramen lokal yang oke banget.
DAY 5 GINZA & AKIHABARA

Salah satu hal asyik dari staying di Asakusa adalah Ginza dan Akihabara hanya a few subway stops away. Meski udah pernah, saya sempetin jalan-jalan ke Ginza karena sayang aja gak kesini soalnya deket. Ginza adalah Japan’s premier shopping district. Sebagai pusat shopping, dining, dan hiburan kelas atas di Tokyo, hampir setiap merek fashion dan kosmetik ada disini. Ngepas banget saya ke Ginza saat weekend, suasananya seru karena mobil dilarang melintas. Jadi pejalan kaki pada tumpah ruah di jalanan. Car free day di pusat Ginza, Chuo Dori dimulai dari jam 12 siang hingga 5/6 sore.

Sore harinya kita pindah ke Akihabara, yaitu pusatnya otaku & anime culture di Tokyo, Jepang. Ada banyak toko dan gedung yang khusus menjual segala hal yang berhubungan dengan anime dan manga, juga ada banyak toko elektronik. Sama dengan Ginza, jalan utama di Akihabara, Chuo Dori ditutup untuk kendaraan bermotor setiap hari Minggu dari jam 1 siang hingga 5/6 sore.

Kali ini kita ngubek-ubek Animate, store khusus pernak-pernik anime & manga, adult store, sampai toko eletronik Yodobashi Camera dan Big Camera. Sempet kesusahan nyari merchandise resmi Pokemon, akhirnya kita nemu juga di Big Camera Akihabara.
DAY 6 TOKYO STATION & SHIMOKITAZAWA

Karena masih penasaran dengan merchandise anime & manga, esoknya saya sengaja ke Tokyo station karena disinilah lokasi Pokemon center terdekat. Ternyata Pokemon center gak segede yang saya kira dan varian merchandisenya juga terbatas. Tapi selain Pokemon center, ada banyak store anime & manga gitu di sekitarnya, diantaranya Ghibli store, Kirby store, Sanrio, Harry Potter dan Disney.

Dari Tokyo Station, saya naik kereta tujuan Shibuya lalu ganti line ke Shimokitazawa. Shimokitazawa adalah neighborhood yang lagi naik daun di Tokyo, Jepang. Kawasan ini tampak seperti old Tokyo dan dipenuhi dengan vintage/ second hand clothes stores. Ternyata emang bener kalau Shimokitazawa lagi naik daun karena banyak anak muda Jepang yang lalu lalang disini, sedang turisnya justru dikit.



Although thrifting isn’t my cup of tea, seru juga mengeksplor toko-toko vintage disini. Ditambah dengan vibe Shimokitazawa yang cool bikin saya betah berlama-lama disini sampai malam tiba.
DAY 7 TOKYO SKYTREE & ASAKUSA

Alright, hari ini adalah hari terakhir wisata di Tokyo, Jepang karena besok saya bakal terbang ke Singapore lalu Bali. Karena udah capek muter-muter juga, hari ini saya cuma mau nyantei-nyantei di sekitar Asakusa, nyobain snacks yang belum sempet dicicip, belanja oleh-oleh, dan jalan kaki ke Tokyo Skytree dan mal di bawahnya Tokyo Solamachi.



Satu snack yang saya inget banget enaknya adalah yang di foto tengah. Tahun 2020 nemu kios snack yang berada di sebelah Sensoji. Karena banyak orang Jepang yang antre saya ikutan deh, dan ternyata emang enak! Satu buah snack harganya 250 yen aja (sekarang 350 yen).

Well, segitu aja sih kisah wisata di Tokyo, Jepang selama 7 hari. Karena besok flight pagi dan kereta pertama baru akan jalan jam 5 pagi, akhirnya kita mutusin buat ke Narita malam itu juga untuk menginap di ART Narita Hotel yang berada di deket Narita. Hotelnya sebenarnya mayan affordable dan gede buat ukuran Tokyo, juga dapet free shuttle bus from and to the airport, cuma kamarnya kuno banget jadi saya ngerasa agak horor.
Trip ke Tokyo, Jepang kali ini emang lebih slow karena saya lagi hamil tapi sangat memuaskan. Saya pun udah gak penasaran lagi ama Tokyo secara udah kesana tiga kali. Next time kita akan balik lagi ke Jepang buat mengeksplor Kyoto dan driving around the countryside bersama our baby.
Curious about my adventures in Europe and America ?. You can click the following links to see my traveling videos that have aired on Net TV :
- Desa Hallstatt, Desa dengan Arsitektur Klasik di Pinggir Danau
- Imutnya Park Guell, Dunia Fantasi Ala Gaudi di Barcelona
- Ada Turki Mini di Bosnia Herzegovina
- Nyobain Makanan Khas Bosnia, Kaya Rasa dan Pasti Halal
- The Bean, Seni Kontemporer yang Ada di Film – film Hollywood
Want to help support my travel? Help me to visit 50 more countries and write more travel stories & guides by donating here
Watch my adventures & subscribe to my YouTube channel: The Island Girl Adventures
Pingback: Pengalaman Apply Waiver Visa Jepang 2023. Simpel, Cepat, dan Gratis! – The Island Girl Adventures