
Contrary to the popular opinion, for me, Vienna isn’t boring at all. I enjoyed its architecture, coffee and shopping street very much.
Dari dulu saya penasaran, kenapa negara bernama Austria ini kok jarang kedengaran di berita. Padahal Austria termasuk negara maju dengan peran vital saat Perang Dunia I & II. Selain itu, negara kecil di Eropa Tengah ini juga menghasilkan individu-individu hebat yang karya dan namanya masih terkenal hingga saat ini seperti Mozart dan….Adolf Hitler. Berangkat dari situ, saya memutuskan untuk memasukkan Vienna, Austria ke dalam rute Europe trip kedua pada bulan Desember. Trip ke Vienna saat itu merupakan bagian dari Christmas market trip (haha..ke Eropa demi visiting Christmas market satu per satu). Trip ke Vienna ini lumayan berkesan, jadinya tahun berikutnya saya balik lagi ke Austria, kali ini ke Salzburg dan Hallstat yang juga tak kalah touristy.
Trip ke Vienna (Wien dalam bahasa Jerman) saat itu juga menjadi saat pertama kalinya saya solo traveling tapi merasa pengen cepet-cepet pulang ke Hanoi, Vietnam. Karena solo travel pas winter itu rasanya duh…agak sengsara hahaha. Padahal di kebanyakan trip saya selalu sendiri. Kenapa saya suka dengan trip ke Vienna?. Salah satu sebabnya karena, untungnya, sebelum berangkat ke Eropa saya gak baca artikel dan nonton video traveling yang suka menyebut betapa boringnya Vienna. I don’t get them, Vienna is beautiful, rich in history & architecture, and definitely not boring at all… To find out why I find Vienna is interesting and worth to visit, you gotta continue to read my story until the very end.
TRIP KE VIENNA, AUSTRIA : NEGARA YANG SEMPAT HILANG DARI MUKA BUMI

Jawaban pertanyaan saya diatas tentang kenapa nama Austria kok agak tenggelam dibanding negara-negara di sekitarnya terjawab saat riset sebentar sebelum trip ke Vienna. Pasca Perang Dunia II, Vienna sempat dikontrol oleh 4 negara sekutu yang sebelumnya membebaskan kota ini dari cengkeraman Nazi Jerman, yaitu Inggris, Amerika Serikat, Prancis, dan Uni Soviet. Tahun 1955, 4 negara powerful ini sepakat mundur dari Vienna dengan menandatangani Austrian State Treaty. Hanya saja Uni Soviet baru mau tanda tangan setelah pemerintah Austria memberikan garansi politik bahwa negaranya tidak akan bersekutu baik dengan NATO ataupun blok Soviet. Sejak saat itu, Austria pun kembali eksis dan pembangunan negara yang hancur karena perang kembali dimulai.
Tapi jauh sebelum Austria lenyap dari muka bumi pada tahun 1938 saat dianeksasi Hitler sebagai bagian dari Nazi Jerman, Austria termasuk salah satu power di Eropa dengan perjalanan sejarah yang panjang dan mengagumkan. Vienna sendiri menjadi kota tempat tinggal dinasti Habsburg pada abad ke-15, kemudian menjadi ibukota de facto dari Holy Roman Empire. Vienna juga menjadi saksi bisu kegagalan pasukan Ottoman (Turki saat ini) saat mereka menyerang Austria pada abad ke-16 dan 17. Pasukan Kristen berhasil mengalahkan pasukan Ottoman di luar Vienna.
Saat kekaisaraan Austria terbentuk pada tahun 1804, Vienna dijadikan sebagai ibukota. Sama halnya saat kekaisaran berganti menjadi kekaisaran Austro-Hungaria. Pembunuhan putra mahkota Austro-Hungaria, Franz Ferdinand oleh seorang Bosnia beretnis Serbia, Gavrilo Princip, pada tahun 1914 di Sarajevo, Bosnia menjadi awal dimulainya Perang Dunia I yang berlangsung hingga 1918. Setelah Austria kalah perang, Vienna menjadi ibukota Republik Jerman-Austria lalu menjadi ibukota Republik Pertama Austria pada tahun 1919.
Pada masa inilah, Vienna berkembang menjadi pusat budaya, modernisme dan menjadi world capital of music. Vienna menjadi tuan rumah bagi banyak komposer dunia dan dianggap sebagai rumah oleh Mozart dan Beethoven. Hingga kini, Vienna dikenal sebgai city of music dimana konser musik klasik menjadi salah satu atraksi utama turis saat trip ke Vienna. Vienna juga menjadi rumah bagi banyak organisasi internasional seperti PBB dan OPEC.
TRIP KE VIENNA, AUSTRIA : HOW TO GET THERE

Trip ke Vienna saya mulai setelah dapet musibah saat jalan-jalan ke Venice, Italia. Singkat cerita, harusnya saya mulai trip ke Vienna dengan naik flix bus jam 22.40 malam waktu setempat. Tapi karena lagi sial dan mengantuk, saya salah memperkirakan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menuju ke tempat pemberhentian bus dari halte vaporetto (water bus) di Venice. Padahal saya udah sampai di halte 40 menit sebelumnya dong 😦 .. Ternyata perlu lebih waktu lebih lama karena vaporetto jalannya lebih pelan saat malam hari. Setelah kontak customer service flix bus, saya beli tiket bus baru untuk keberangkatan esok harinya jam 10 pagi. Perjalanan dari Venice ke Vienna dengan bus memakan waktu 6,5 jam. Harga tiketnya 31,10 Euro.
TRIP KE VIENNA, AUSTRIA : GETTING AROUND

Transportasi publik di Vienna termasuk cepat, efisien, reliable, serta terjangkau. Saat trip ke Vienna, saya beli 24-hour Vienna card yang bisa digunakan untuk naik subway (U-bahn), kereta lokal (S-bahn), tram (Straßenbahn), dan bus (Autobus) selama 24 jam. Saat itu harga 24-hour pass 7 Euro/ hari, kalau sekarang 8 Euro/ hari. Selain itu, ada juga pilihan 48 & 72-hour Vienna card dengan harga masing-masing 14.10 dan 17.10 Euro. Transportasi publik di Vienna menjangkau hampir semua bagian kota, hanya saja tidak termasuk perjalanan dari dan ke airport.
Kamu bisa membeli single ticket maupun Vienna card di mesin tiket di stasiun atau kantor tiket di Vienna hauptbahnhof/ stasiun utama Vienna saat trip ke Vienna. Tiket biasanya perlu divalidasi dulu di mesin validasi tiket yang berada di dalam tram dan bus, atau di stasiun dan peron subway dan kereta lokal.
Berbeda dengan kota-kota besar lainnya seperti di NYC, Tokyo dan Amsterdam dimana tiket perlu discan dulu sebelum penumpang masuk ke area peron dan naik ke dalam kendaraan, di Vienna penumpang bisa langsung masuk ke dalam kereta/ bus tanpa ada halangan sejak masuk ke dalam area stasiun. Waktu saya disana, saya juga gak melihat ada satu pun petugas yang mengecek tiket baik di dalam stasiun maupun di atas kereta. Eits, tapi jangan salah mengartikan kalau kamu bebas naik transportasi publik di Vienna tanpa beli tiket. Karena kabarnya, kadang ada pengecekan mendadak dan kalau ketahuan kamu bakal kena denda dan pastinya maluu…. I’ve done this on my 2nd day in Vienna and I was lucky nobody checked on me. But I was a rebel…don’t follow me hehe..
Hal lainnya yang saya suka dari transportasi publik di Vienna adalah stasiunnya, terutama gerbang stasiunnya yang berwarna hijau dengan desain yang artsy & with intricate details. Very beautiful.
TRIP KE VIENNA : THINGS TO SEE & DO
- Schonbrunn Palace

Schonbrunn Palace atau Istana Schonbrunn adalah tempat yang paling sering dikunjungi turis di Austria. Jangan lewatkan istana ini dalam trip ke Vienna tentunya. Istana Schonbrunn yang luas dan megah ini tadinya dibangun sebagai istana musim panas dinasti Habsburg. Permaisuri Maria Theresia memerintahkan istana didesain ulang setelah tahun 1743 hingga istana berkembang menjadi komplek yang luas. Mozart pernah menciptkan musik saat ia berumur 6 tahun di Istana Schonbrunn. Napoleon juga pernah menggelar konferensi di istana yang termasuk UNESCO World Heritage Site ini.
Istana Schonbrunn terdiri dari 1441 ruangan dimana 45 ruangan boleh dikunjungi. Meski bangunan luar bergaya arsitektur baroque, interiornya bergaya rococo. Selain bangunan istana, komplek Schonbrunn terdiri dari taman, The Imperial Carriage Museum, Crown Prince Garden, Orangery Garden, Maze & Labyrinth, kebun binatang, Palm House, dan Desert Experience House.

Istana Schonbrunn bisa dikunjungi dengan membeli tiket tur mulai dari 18-26 Euro saat trip ke Vienna. Sedang taman bisa dikunjungi for free. Siapkan waktu 2-3 jam untuk menjelajah komplek yang luas, dan jangan lupa pakai pakai sepatu yang nyaman agar kamu bisa menjelajah setiap bagian komplek termasuk naik ke atas bukit tanpa kesakitan.
2. St.Stephen Cathedral

Kalau kamu ingin melihat view pusat kota Vienna dari atas, jangan lewatkan St.Stephen Cathedral (Stephansdom) saat trip ke Vienna. Katedral bergaya gothic ini bisa dikunjungi cuma – cuma, hanya saja untuk naik ke puncak menara selatan kamu perlu membeli tiket. Saya membayar 6 Euro dan mendaki 343 tangga demi bisa menikmati view pusat kota Vienna yang fantastik dari atas.

Selain naik ke puncak menara selatan setinggi 136,44 meter, saya juga sempat ikut tur ke catacombs. Dengan membeli tiket sebesar 6 Euro, saya ikutan tur catacombs yang dipandu seorang guide. Rupanya catacombs katedral ini menjadi tempat peristirahatan terakhir orang-orang penting Austria, seperti Kaisar Friedrich III, Pangeran Eugene, serta para kardinal dan uskup Vienna.

Kalau kamu ingin menjelajahi setiap bagian katedral yang menjadi simbol Vienna ini kamu bisa membeli all-inclusive ticket seharga 14, 50 Euro (3,90 Euro untuk anak-anak). Tiket termasuk audio guide di dalam katedral, tur ke catacombs, dan tiket masuk ke menara utara dan selatan.
3. Graben Shopping Street

Di hari ke-3 trip ke Vienna, saya merasa kecapekan setelah kemarinnya main ke banyak tempat. Akhirnya saya putuskan untuk jalan-jalan di sekitar Graben, yaitu shopping street utama di Vienna yang sudah ada sejak abad ke-17. Asyik banget window shopping dan shopping di Graben, secara waktu itu menjelang Christmas jadi ada banyak sale. Dekorasinya juga menarik karena ada Christmas illumination saat malam.
Pada masa monarki Austria, Graben dikenal sebagai shopping street yang eksklusif karena lokasinya yang dekat dengan istana Hofburg. Pada tahun 1970an, Graben dikhususkan sebagai area pejalan kaki. Jangan lewatkan Plague Monument atau monumen wabah di tengah jalan yang dibangun untuk memperingati epidemi wabah besar yang terjadi di Vienna pada 1679.
Saat trip ke Vienna, saya menghabiskan berjam-jam buat muter-muter di Graben. Karena punya banyak waktu, saya shopping tas, baju, nongkrong di McD, sampai belanja cokelat dan oleh-oleh di Julius Meinl. Graben berada di dekat Stephansplatz, lokasi St. Stephen Cathedral. Jadi saat trip ke Vienna, dari katedral kamu bisa sekalian jalan-jalan ke Graben shopping street.
4. Melange Tasting

Kapan lagi bisa minum kopi sambil mendengarkan mini concert musik klasik?. I am lucky can have such rare experience!. Di hari kedua trip ke Vienna, teman saya yang tinggal di Vienna mengajak untuk mampir di sebuah coffee shop untuk mencicipi Melange sambil dengerin alunan musik klasik.
Melange sendiri adalah kopi khas Vienna yang terbuat dari satu porsi kecil espresso dicampur dengan half steamed milk.
5. Vienna State Opera

Di Vienna State Opera (Wiener Staatsoper) kamu bisa menyaksikan pertunjukkan opera dan balet kelas dunia. Disini juga digelar Vienna Opera Ball setahun sekali, hanya saja pesta dansa tahun 2021 ditiadakan.
Untuk menonton opera dan balet disini, siapkan dana mulai dari 7 Euro untuk tiket di balkon atas hingga 500 Euro untuk prime seats. Kamu juga bisa mendapatkan tiket berdiri seharga 2-4 Euro yang dijual 80-90 menit sebelum pertunjukkan dimulai. Pertunjukkan opera sendiri berdurasi 3-4 jam.Vienna State Opera dibangun pada tahun 1863-1869 di Ringstrasse (Vienna ring road).
6. Hofburg Palace

Kediaman presiden Austria yang dulunya selama lebih dari 600 tahun menjadi residen dinasti Habsburg. Istana Hofburg adalah komplek istana yang sangat luas yang awalnya dibangun sebagai kastil berbenteng pada abad ke-13. Istana kemudian diperluas oleh setiap kaisar yang bertahta hingga akhirnya luasnya mencapai 240.00 m2 yang terdiri dari 18 sayap istana, 19 halaman, dan 2600 kamar. Istana Hofburg menjadi pusat politik Austria hingga tahun 1918 ketika monarki runtuh (akhir Perang Dunia I).
Tiket ke Istana Hofburg : 15-18 Euro.
7. Museum Quartier

Salah satu ruang budaya terbesar di dunia. Museum Quarter di Vienna terdiri dari banyak museum, kafe, toko, dan restoran sehingga cocok sebagai meeting place sekaligus tempat yang tepat untuk seen and to be seen. Beberapa museum yang bisa dikunjungi di Museum Quartier saat trip ke Vienna diantaranya adalah Museum Leopold, MUMOK (Museum of Modern Art Ludwig Foundation Vienna), Kunsthalle, dan Museum Arsitektur Austria.
8. Mozart’s Grave

Komposer kenamaan Austria, Mozart dimakamkan di pemakaman St.Marx. Vienna. Saya sempat mengunjungi sekalian selfie di depan monumennya saat trip ke Vienna. Selain Mozart, ada pula makam Beethoven di Central Cemetery, Vienna yang bisa kamu kunjungi kalau kamu fans berat kedua komposer tersebut.
9. Naschmarkt

Salah satu tempat yang paling menarik untuk saya kunjungi selama traveling adalah pasar. Pasar merupakan tempat yang tepat untuk mengamati culture & heritage dari suatu tempat/ negara. Saat trip ke Vienna saya sempat jajan Baklava, Turkish dessert yang rasanya manis banget. Baklava gak susah ditemukan di Vienna karena etnis Turkish termasuk salah satu kelompok imigran terbesar di Vienna.
Naschmarkt adalah pasar paling populer di Vienna yang terdiri dari 120 kios dan restoran yang menawarkan produk segar seperti sayuran, buah dan daging hingga masakan dari berbagai belahan dunia. Setiap hari Sabtu digelar flea market disini.
Selain Naschmarkt, Christmas market Vienna juga wajib dikunjungi saat trip ke Vienna. Disini saya nemu minuman favorit saya selama Christmas season, yaitu Gluhwein atau mulled wine (3,5 Euro per cup).

Dengan beragam attractions dan hiburan di atas, wajar dong kalau saya bilang Vienna gak pantas disebut sebagai kota yang boring?. Although, I have to admit setelah berkali-kali melihat bangunan dengan gaya arsitektur Vienna Secession di kota-kota besar Eropa lainnya seperti Ljubljana, Slovenia dan Bratislava, Slovakia, saya merasa gaya bangunan khas Austria itu lumayan membosankan, mungkin karena terlalu simpel dan simetris. Tapi di luar itu, trip ke Vienna sangatlah menarik dan seru, apalagi kalau kamu doyan sejarah, budaya, dan musik klasik.
Curious about my adventures in Europe and America ?. You can click the following links to see my traveling videos that have aired on Net TV :
- Desa Hallstatt, Desa dengan Arsitektur Klasik di Pinggir Danau
- Imutnya Park Guell, Dunia Fantasi Ala Gaudi di Barcelona
- Ada Turki Mini di Bosnia Herzegovina
- Nyobain Makanan Khas Bosnia, Kaya Rasa dan Pasti Halal
- The Bean, Seni Kontemporer yang Ada di Film – film Hollywood
Want to help support my travel? Help me to visit 50 more countries and write more travel stories & guides by donating here
Watch my adventures & subscribe to my YouTube channel : Dada Kimura
Pingback: Jalan-Jalan ke Bratislava, Slovakia. Cuma 1 Jam dari Vienna! – The Island Girl Adventures
Pingback: Traveling ke Budapest, Hungaria. One of The Cheapest European Cities. – The Island Girl Adventures
Pingback: Merasa Kurang Kreatif? Coba Ikutin Cara Menjadi Kreatif Ini! | Young On Top