Jalan-Jalan ke Munich, Jerman : Terpesona dengan English Garden dan Beer Culturenya, Tapi juga Kena Rasisme

Jalan-jalan ke Munich

Just because it’s located very close to Salzburg, only 2 hours by bus, I decided to visit Munich, Germany. Yes, I’ve been longing to see the Neuschwanstein castle as well and sadly for some reasons I wasn’t able to visit the enchanting castle this time (I will visit the castle on my next Europe trip on May next year, as part of the journey to ‘conquer’ 45 European countries hehe). It turns out Munich is way more swanky than I’ve imagined. The city is more than just the most expensive city in Germany.

Jalan-jalan ke Munich

Dengan menggunakan flix bus, saya dan Kyle melanjutkan Europe trip kami ke Jerman untuk jalan-jalan ke Munich. Perjalanan 2 jam dari Salzburg menuju Munich berjalan lancar. Hanya sempat tertahan sebentar di perbatasan Austria-Jerman. Petugas perbatasan minta paspor dari setiap penumpang dan mengeceknya. Saya agak lupa sih detailnya tapi yang pasti gak ada hambatan sama sekali. Yang keinget malah betapa ganteng dan gagahnya petugas perbatasan Jerman/ Austria (they look the same to me). Aww I have a thing for the Germans and Austrians as well ( also the French) hahaha. Menjelang tengah malam, kami sampai di Munich Hauptbahnhof. Munich atau Munchen adalah kota kedua di Jerman yang saya singgahi setelah Cologne (Koln).

Setelah perjalanan di Salzburg dan sesi jalan-jalan ke Hallstatt yang fun dan memuaskan, kita berdua lumayan kecapekan pas baru aja sampe di Munich. Tapi bayangan arsitektur kota yang kece serta English Garden yang luas bikin saya siap untuk jalan-jalan ke Munich esoknya. Sayangnya, experience saya yang tadinya sempat terasa almost perfect di Munich jadi berkurang gara-gara dapet perlakuan rasis di salah satu restoran. But I will tell you the details later by the end of the article.

JALAN-JALAN KE MUNICH : OVERVIEW

Jalan-jalan ke Munich

Munich adalah ibukota dan kota terpadat di negara bagian Bavaria, Jerman. Munich juga menyandang predikat sebagai kota terbesar ketiga di Jerman setelah Berlin dan Hamburg. Termasuk sebagai salah satu kota yang paling makmur dan cepat berkembang di Jerman, Munich merupakan rumah bagi beberapa perusahaan internasional seperti BMW, Siemens, dan Allianz. Selain menjadi pusat science and technology, Munich juga menjadi pusat seni dengan banyaknya museum seni di kota ini. Digelarnya festival tahunan Oktoberfest menarik kunjungan banyak turis ke Munich setiap tahunnya.

Jalan-jalan ke Munich

Saat perang dunia II, lebih dari 50% bagian kota Munich hancur karena perang, sedangkan hampir 90% dari historic centre hancur. Pasca perang dan setelah masa pendudukan Amerika, kota Munich dibangun kembali termasuk kota tuanya. Saat saya kesana, saya lumayan terkesima sih ngelihat kota tuanya yang terlihat menakjubkan. Setiap bangunan di kota tua Munich dibangun sesuai bentuk aslinya, jadinya terlihat seakan memang sudah seperti itu sejak masa abad pertengahan, bukannya baru saja dibangun setelah perang dunia II. Pasca perang dunia II, Munich enjoyed ‘economic miracle‘ yang berakibat pada pertumbuhan ekonomi dan penduduk. Kini jumlah populasi kota Munich mencapai hampir 1,5 juta orang.

JALAN-JALAN KE MUNICH : GETTING AROUND

Jalan-jalan ke Munich

Karena saya stay di hostel yang berada dekat dengan old town, saya gak perlu naik kereta untuk kemana-mana. Cukup jalan kaki aja selama jalan-jalan ke Munich. Tapi kalau kamu ingin mengunjungi banyak bagian Munich sebaiknya naik kereta karena Munich kotanya fairly spread out. Kamu bisa naik kereta S-bahn dan U-bahn (underground trains). Tarif kereta untuk sekali naik adalah 2,70 Euro. Tapi kalau kamu berencana sering menggunakan kereta dalam 1 hari, kamu bisa juga berhemat dengan membeli day ticket seharga 6,70 Euro untuk inner zone. Sementara itu harga group ticket lebih hemat lagi, yakni 12,80 Euro dan berlaku hingga 5 orang.

Kalau kamu jalan-jalan ke Munich dengan menggunakan pesawat, untuk menuju ke pusat kota pakailah kereta S8 dan S1 karena bandara Munich terletak 36 km dari kota. Harga tiketnya 11,60 Euro, sementara itu day pass 13 Euro dan group pass 24,30 Euro.

JALAN-JALAN KE MUNICH : THINGS TO SEE & DO

  1. Neues Rathaus
Jalan-jalan ke Munich

Neues Rathaus atau new town hall yang berada di Marienplatz langsung mencuri perhatian begitu saya melangkahkan kaki ke area Marienplatz. A monument worthy of the city, cocok sebagai foto postcard dari Munich.

Bangunan bergaya gothic ini memiliki panjang 100 meter dan terdiri dari 400 ruangan. Kamu juga boleh naik ke atas menara untuk melihat view kota Munich dan pegunungan Alpen.

Jalan-jalan ke Munich

Jangan lewatkan pertunjukkan Glockenspiel yang berdentang setiap jam 11 dan 12 siang, plus jam 5 sore setiap bulan Maret-Oktober di Neues Rathaus. Glockenspiel adalah jam mekanik yang terdiri dari 43 lonceng dan 32 boneka yang menampilkan pertunjukkan selama 15 menit dengan adegan dari sejarah Munich.

2. Englischer Garten

Jalan-jalan ke Munich

Atau English Garden, yang merupakan salah satu taman terluas di dunia, bahkan lebih luas dari Central Park di New York City. Wow, padahal waktu di Central Park aja kaki udah pegel karena saya jalan menjelajah Central Park selama 1,5 jam. Tapi kalau soal cantiknya, saya lebih milih Englischer Garten di Munich ini.

Jalan-jalan ke Munich

Englischer Garten dibuat pada tahun 1789 agar mirip dengan taman negara Inggris, lengkap dengan danau, halaman dan beberapa paviliun. Disini saya menemukan bukit hijau yang dipenuhi dengan binatang dan orang-orang yang asyik berjemur atau bermain dengan pet mereka. Di bagian taman yang lain, banyak anak muda sedang piknik atau sekadar sunbathing di tepi sungai. Saat musim gugur, permukaan tanah banyak yang tertutup daun berwarna kuning kecoklatan. Suasananya teduh dan romantis banget deh pokoknya.. plus ada binatang bebas berkeliaran. Disitu saya mikir, suasana kayak begini gak mungkin ada di Indonesia secara binatangnya pasti udah ditangkepin dan diganggu sama manusia.

Jalan-jalan ke Munich

Ada beberapa hal yang unik di Englischer Garten ini. Di satu sisi bukit ada Monopteros, bangunan bergaya kuil Yunani. Saat saya dekati, ternyata Monopteros ini jadi semacam tempat nongkrong dan menikmati matahari gitu bagi warga lokal. Di sisi park lainnya, ada gelombang buatan di Eisbach river yang dipakai untuk surfing. Keren abis kan bisa main surfing di tengah taman di tengah kota pula.

Jalan-jalan ke Munich

Englischer Garten adalah tempat yang paling saya nikmati selama jalan-jalan ke Munich. Meski saya gak punya banyak waktu di Munich, tapi karena udah jatuh hati dengan Englischer Garten, saya melewatkan waktu berjam-jam di taman seluas 370 hektar ini. Ada banyak hal menarik dan aktivitas yang bisa dilakukan disini, seperti Japanese tea house yang dibuat untuk Olimpiade 1972, dan Chinese pagoda (Chinesischer Turn). We enjoyed beers and some Germans cuisine at one of beer garden. What a nice place to have a good conversations while also enjoying the nature.

Jalan-jalan ke Munich

Make sure to visit Englischer Garten kalau kamu jalan-jalan ke Munich, ya. Tapi jangan kaget kalau ngelihat beberapa orang Jerman yang lagi asyik being naked under the sun. It was the first time I saw people naked in the park… and the most strange is, they all old men.

3. Marienplatz

Jalan-jalan ke Munich

Atau alun-alun Marian yang berada persis di depan Neues Rathaus yang selalu dipenuhi dengan warga lokal dan turis yang sibuk sightseeing, shopping, maupun people watching. Di musim dingin, di alun-alun ini digelar Christmas market.

Jalan-jalan ke Munich

Marienplatz sudah ada sejak abad ke-12. Thing I like the most from the square is the architecuture. Sempatkan mengamati keindahkan arsitektur bangunan di Marienplatz saat kamu jalan-jalan ke Munich.

4. Hofbrauhaus

Jalan-jalan ke Munich

Untuk menikmati beer culture di Munich saya belum merasa perlu jalan-jalan ke Munich saat Oktoberfest berlangsung (because we had joined an Oktoberfest party in Jakarta!). Saya dan Kyle justru menikmatinya beberapa minggu setelah Oktoberfest usai.

Jalan-jalan ke Munich

Terletak tak jauh dari Marienplatz, kami menghabiskan waktu menikmati Bavarian culture di Hofbrauhaus. Beer hall yang menjadi ikon Munich ini telah berdiri sejak lama. Salah satu pelanggannya adalah Mozart yang pada abad ke-18 tinggal tak jauh dari Hofbrauhaus. Seru juga minum bir sambil dihibur alunan musik tradisional Bavaria yang dimainkan oleh para musisi yang mengenakan Lederhosen dan Dirndl (pakaian tradisional laki-laki dan perempuan Bavaria).

Hofbrauhaus berada di bangunan yang terdiri dari beberapa lantai. Kami sempet juga sih naik ke lantai atas dan melihat pesta privat yang mana setiap tamunya memakai pakaian tradisional. Selain di Munich, bir Munich juga bisa dinikmati di Milwaukee, Amerika Serikat. Di kota yang kental dengan German heritagenya ini ada sebuah jalan yang dipenuhi beer house Munich dan restoran makanan Jerman.

Selain Hofbrauhaus, kamu bisa juga mencicipi bir di Paulaner, Augustiner, dan Schneider.

5. Viktualienmarkt

Jalan-jalan ke Munich

It is Munich’s biggest outdoor food market. Berawal sebagai farmer’s market dimana petani menjual hasil pertanian seperti keju, daging, dan susu. Namun kini telah berkembang menjadi pusat belanja indoor dan outdoor sekaligus tempat makan dan nongkrong di pusat kota Munich. Ada 140 kios indoor dan outdoor yang menjual sayuran, keju, minyak zaitun, wine, dan teh. Sementara itu di bagian tengah market ada beer garden.

6. Munich Residenz

Jalan-jalan ke Munich

Rumah bangsawan Bavaria (Wittelsbach monarchs) dan pusat pemerintahan pada tahun 1508 hingga 1918. Istana bergaya renaissance, baroque, rococo dan neoclassical ini terdiri dari 130 ruangan dan 10 halaman.

Jalan-jalan ke Munich

Beberapa ruangan di Munich Residenz yang mesti dimasuki saat melakukan perjalanan ke Munich diantaranya Antiquarium yang dihias dengan mewah dengan emas, patung, fresco/ lukisan dinding, serta marmer; Reiche Zimmer (ruang hiasan), dan Schatzkammer (ruang harta) yang berisi jewelled swords, crowns, and royal artefacts.

7. The Churches

Jalan-jalan ke Munich

Karena gereja – gereja di Munich terlalu indah arsitektur dan interiornya, rasanya bakal sayang kalau tak masuk ke beberapa gereja selama jalan-jalan ke Munich.

Jalan-jalan ke Munich

Tur gereja di Munich saya mulai dengan Frauenkirche, landmark Munich setinggi 109 kaki yang juga menjadi bangunan tertinggi di Munich. Tak ada bangunan baru yang diperbolehkan melebihi tinggi Frauenkirche. Ciri khas gereja besar ini adalah 2 kubah bawang berwarna hijau di puncak kedua menaranya. Di dalam Frauenkirche terdapat makam Louis XIV, Holy Roman Emperor pada abad ke-14.

Jalan-jalan ke Munich

Gereja berikutnya yang layak dikunjungi saat jalan-jalan ke Munich adalah St.Michael’s church yang fasadnya berwarna putih serta dihiasi banyak patung; Theatine church, gereja baroque berwarna kuning; dan Assam church yang uniknya merupakan kapel privat dan tidak terikat dengan tatanan agama apapun.

Jalan-jalan ke Munich

Kalau kamu ingin menikmati view kota Munich dari atas, sebaiknya pergi ke puncak St.Peter’s church. Gereja tertua di Munich ini terletak di atas bukit. Untuk mencapai puncak kamu perlu naik 299 anak tangga. St.Peter’s church dibangun pada akhir tahun 1100-an dengan gaya gothic. Sempat hancur karena api pada tahun 1347, gereja kemudian dibangun kembali dengan elemen baroque dan renaissance.

7. Art Museums

Jalan-jalan ke Munich

Kalau kamu pecinta art, maka jangan sampai lewatkan mengunjungi art museums saat jalan-jalan ke Munich. Kota Munich memiliki distrik art museumsnya sendiri yang disebut Kunstareal, rumah untuk art museums yang memamerkan seni Yunani, Romawi, serta Mesir. 3 museum yang paling terkenal adalah Alte Pinakothek (for artworks from 1200s – 1800s including from Leonardo da Vinci and Rembrandt), Neue Pinakothek (for the 18th-19th century European art), dan Pinakothek der Moderne for contemporary art.

Jalan-jalan ke Munich

Ada pula Glyptothek, museum tertua di Munich. Museum seni yang berbentuk seperti kuil Yunani ini dibangun pada 1830 atas perintah raja Ludwig I yang ingin menyimpan koleksi patung Yunani dan Romawi miliknya.

8. BMW Welt & BMW Museum

Ada beberapa attractions yang telah dibangun BMW di dekat headquartersnya yang berada dekat dengan Olympiapark, Munich.

BMW Welt adalah car showroom raksasa yang memamerkan mobil-mobil keluaran terbaru dari BMW, beberapa mobil BMW bersejarah, serta concept cars. Selain mengagumi mobil-mobil produksi BMW, kamu juga bisa beli mobil BMW yang kamu suka disini lho 🙂

BMW Welt bisa dikunjungi secara free.

Sementara itu, untuk masuk ke museum BMW perlu tiket. Di museum BMW kamu bisa mengikuti perkembangan teknologi brand sejak awal mula serta melihat BMW milik Elvis Presley yang dipamerkan disini. Museum BMW berada di seberang jalan dan berada di dalam gedung dengan interior moderen, juga dilengkapi dengan sebuah restoran Michelin di dalamnya.

Well, Munich is indeed a big city and 2 days not enough to see all the attractions. Next time I want to see Olympiapark, Allianz area, kandangnya FC Bayern Munchen, serta ikutan Oktoberfest, the world’s biggest beer festival. Although I experienced racism here, I still want to visit the city if I have a chance in the future.

JALAN-JALAN KE MUNICH : EXPERIENCING RACISM

Jalan-jalan ke Munich

Semuanya berawal di sore hari saat saya dan Kyle tengah kelaparan setelah jalan-jalan ke Munich selama berjam-jam. Saya yang waktu itu kangen banget sama makanan Asia memutuskan untuk makan di sebuah restoran Vietnam, sedang Kyle yang demen makanan Jerman makan di sebuah restoran Jerman. Setelah selesai dinner, saya pun nyusul Kyle dengan niat mau menjemput dia. Ternyata doi masih asyik ngobrol dengan bule asal Inggris, jadi saya akhirnya duduk ikut ngobrol. Waktu itu emang saya bawa botol air minum, Kyle juga. Tapi waitress yang kebetulan lewat melihat botol air minum saya sontak teriak keras banget, marah-marah katanya karena saya bawa botol air minum tapi gak pesen. Tapi doi gak teriak tuh ama Kyle padahal sama-sama bawa botol. Sepertinya karena Kyle bule…

Gak pernah ngalamin ada waitress teriak ama customer, atau mengalami kejadian diteriakin pegawai di Indonesia ataupun di negara lain bikin saya schock dan seketika merasa gak enak banget. Kalaupun saya gak boleh bawa botol air minum ke dalam resto, memang gak bisa ngomong baek-baek dan sopan?. Masak sih orang Jerman berperilaku kayak orang barbar gitu sih, apalagi saat melayani pelanggan ?.

Akhirnya setelah Kyle selesai dinner dan kita berdua balik ke hotel, saya putuskan menulis review di Tripadvisor tentang perilaku kurang ajar waitress di restoran ini to warn other customers dan supaya pihak resto juga bisa improving their services, jadi in the future gak ada customer lain yang mengalami kejadian rasis dan gak enak seperti yang saya alami.

Acara jalan-jalan ke Munich musim gugur lalu emang mengaduk emosi saya. Ada pengalaman pahitnya, tapi untungnya banyakan senengnya. Setelah emosi reda, saya dan Kyle pun sepakat melanjutkan Europe trip kami ke negara favorit saya yang selalu saya kunjungi tiap tahun, Italia. Kamu, apakah pernah juga mengalami perlakuan rasis saat sedang liburan ?.

Curious about my adventures in Europe and America ?. You can click the following link to see my traveling video that has been aired in Net TV :

  1. Desa Hallstatt, Desa dengan Arsitektur Klasik di Pinggir Danau
  2. Imutnya Park Guell, Dunia Fantasi Ala Gaudi di Barcelona
  3. Ada Turki Mini di Bosnia Herzegovina
  4. Nyobain Makanan Khas Bosnia, Kaya Rasa dan Pasti Halal
  5. The Bean, Seni Kontemporer yang Ada di Film – film Hollywood

Click here to read my experience saat jalan-jalan ke Zurich.

Watch & subscribe my daily vlog in America at my youtube channel : Dada Kimura

11 thoughts on “Jalan-Jalan ke Munich, Jerman : Terpesona dengan English Garden dan Beer Culturenya, Tapi juga Kena Rasisme

      1. Gak cuma pemerintahnya aja yang salah sih, masyarakat Indonesia juga kan selama ini masih suka mendiskriminasi mereka. Misalnya gak mau memperkerjakan mereka karena sebagian dr mereka pernah bikin masalah atau onar. Jd ngecap buruk satu kelompok. Sama aja kayak org kulit putih yg mendisriminasi org kulit hitam di amerika.

        Like

      2. padahal banyak lho putra putri papua yang berpotensi, makanya presiden sejak presiden Jokowi bener bener memperhatikan papua, eh malah ada sekelompok yang bikin rusuh. mungkin politik juga ya mbak..

        Liked by 1 person

  1. Pingback: Jalan – Jalan ke Venice, Italy : Terpesona dengan Piazza San Marco & San Marco Basilica – The Island Girl Adventures

  2. Pingback: Facing Racism During Traveling – The Island Girl Adventures

  3. Pingback: Jalan-Jalan ke Munich, Jerman : Terpesona dengan English Garden dan Beer Culturenya, Tapi juga Kena Rasisme – PERJALANAN KELILING 5 NEGARA BAGIAN EROPA

  4. Pingback: Pengalaman Kena Rasis Saat Traveling | Young On Top

Leave a comment