
As I told you last week, I had mixed feelings about Munich after what had happened to me at the end of our trip. So when the bus departed to Italy I felt relieved. I’ve been to many cities in Italy and had only a nice experience there. It took 8 hours from Munich to Milan, but since we traveled in the night time we can sleep on the road.
My journey in Italy began in 2016 when I traveled to Rome (also the Vatican, but it’s another country). A friend then took me to see Castel Gandolfo, a small town with a scenic lake that can be reached by driving for 30 minutes from Rome). The next year I went to Milan, Florence, and Venice. In autumn 2018, I decided to visit Milan again, before setting off our journey to Como and Turin. Every visit is memorable. I feel every city in Italy has its distinctive character, rich in history, architecture, and culture. One city I particularly fond of is Venice.

Before I stepped my feet on Venice, I didn’t have a lot of expectations towards Venice. Travel blogs mention how overrated it is. Venice is one of the most popular tourist destinations in the world, on everyone’s bucket list, and I’ve heard that over-tourism is damaging many iconic places around the world. People also start to say that Venice doesn’t feel like a real city anymore, more like a theme park. With articles like this are circulating on the internet, I was preparing myself to feel disappointed with Venice. But It didn’t happen! Venice was wonderful, pretty, and unique. Even though the rain poured hard for the whole day on my second day in Venice, I was still felt impressed and amazed by the city.
JALAN – JALAN KE VENICE, ITALY : OVERVIEW

Kalau Dubrovnik, Kroasia dijuluki “Pearl of the Adriatic”, maka Venice, Italia mendapat julukan sebagai “Queen of the Adriatic” karena kedigdayaan maritim Venice di masa lampau. Selain itu Venice memiliki sederet nama julukan lainnya seperti “City of Canals”, The Floating City”, “City of Masks”, “City of Water”, “City of Bridges”, “La Dominante”, dan “La Serenissima”. Saat jalan-jalan ke Venice, saya merasa julukan – julukan diatas memang tepat untuk menggambarkan Venice. Laguna dan bagian kota Venice telah terdaftar sebagai UNESCO World Heritage Site.
Setting Venice yang berada di atas laguna memang unik, membuat kota Venice begitu ikonik dan menjadi destinasi turis yang sangat populer di seluruh dunia. Venice terdiri dari 118 pulau yang berada di laguna dangkal bernama Laguna Venezia. Pulau – pulau tersebut dipisahkan oleh kanal – kanal dan dihubungkan dengan lebih dari 400 jembatan. Kota Venice dihuni oleh sekitar 260.000 penduduk, dimana sekitar 55.000 orang tinggal di Cento Storico (historical city of Venice).
Kini terkenal sebagai destinasi turis utama di dunia dan sempat disebut sebagai kota tercantik di dunia, pada masa abad pertengahan dan Renaissance, Venice merupakan pusat finansial dan maritim, juga menjadi pusat perdagangan kain sutra, gandum, dan rempah-rempah. Pada waktu itu kota Venice menjadi ibukota Republik Venice. Kedigdayaan Republik Venice pada masa itu membuat Venice menjadi kota yang makmur di hampir sepanjang sejarah kota. Setelah perang Napoleon dan Kongress Vienna, Venice dianeksasi Kekaisaran Austria, lalu menjadi bagian dari Kerajaan Italia pada tahun 1866.
Seunik lokasinya, pengalaman jalan-jalan ke Italia saya yang paling unik pun adalah saat ke Venice.
JALAN – JALAN KE VENICE, ITALY : HOW TO GET THERE

Saya jalan-jalan ke Venice setelah mengunjungi Florence sebelumnya. Dari Florence, saya naik Flix bus selama 4 jam 15 menit. Jam 13.45 siang Flix bus tiba di Tronchetto, sebuah pulau buatan yang berada di ujung paling barat dari pulau utama di Venice. Perjalanan lalu saya lanjutkan dengan naik vaporetto (water bus) menuju hostel. Untuk menuju Venice, kamu juga bisa naik kereta tujuan stasiun Santa Lucia atau stasiun Mestre. Jadwal dan tiket kereta bisa dicek di Omio.
JALAN – JALAN KE VENICE, ITALY : WHERE TO STAY

Selama 2,5 hari jalan-jalan ke Venice saya tinggal di hostel Generator Venice dengan harga 17 dan 25 Euro per malamnya. Hostel ini berada di pulau Giudecca, yang dekat dengan Piazza San Marco (St.Mark’s square) dan bisa dicapai dengan naik vaporetto. Hostelnya bagus dan nyaman, ada restoran dan common roomnya. Saat jalan-jalan ke Venice, saya sering makan juga di restoran hostel. Makanan dan minumannya affordable, misalnya pizza 7 Euro-an dan bir 4 Euro.
JALAN – JALAN KE VENICE, ITALY : GETTING AROUND

Untuk menjelajah main island saat jalan-jalan ke Venice gampangnya sih jalan kaki karena kotanya kecil dan penuh dengan turis. Untuk bepergian dari satu pulau ke pulau lain saya naik vaporetto (water bus) all the time. Saya beli tiket harian vaporetto seharga 20 Euro (berlaku selama 24 jam). Ada juga tiket 48 jam, 72 jam, dan 7 hari dengan harga 30 Euro, 40 Euro, dan 60 Euro. Sementara itu tiket yang berlaku selama 60 menit harganya 7 Euro. Tiket jenis ini membolehkan kamu untuk berganti vaporetto asalkan menuju arah yang sama dalam waktu 60 menit. Tiket bisa dibeli di mesin tiket yang berada di dek atau secara online dan mesti divalidasi sebelum get on board.
JALAN – JALAN KE VENICE, ITALY : WHEN TO GO

Saya jalan-jalan ke Venice di bulan Desember, awal musim dingin. Hari pertama sih cerah, tapi hari kedua turun hujan lebat sepanjang hari. Sedang hari ketiga cerah lagi, tapi sayangnya itu saat saya mesti pindah ke Austria. Best time to visit Venice memang saat off-season, seperti autumn, winter, atau spring. Sedang summer yang menjadi peak season biasanya sangat penuh dengan turis dan udaranya terlalu panas. Di bulan Desember aja Venice cukup padat, entah seperti apa penuhnya kalau jalan-jalan ke Venice saat summer. Bisa jadi susah gerak disana..
JALAN – JALAN KE VENICE, ITALY : THINGS TO DO & SEE
- San Marco Basilica (St.Mark’s Basilica)

Susah untuk gak notice kehadiran San Marco Basilica di Piazza San Marco. Meski saat saya jalan-jalan ke Venice sedang hujan deras, saya tetap amazed dengan gereja bergaya arsitektur Italian Byzantine ini. Perhatiin saja fasad depannya yang dipenuhi artwork, patung-patung, serta hiasan yang detail. Terlihat fantastic! Sementara dinding dalamnya dilukis dengan indah, begitu juga langit-langit kubahnya yang dihias dengan karya seni Byzantium. Bangunan San Marco Basilica terpengaruh gaya arsitektur Eropa Barat, Islam, dan Byzantium. Hal ini terkait dengan masa lalu Venice sebagai kekuatan utama di lautan pada masa itu.

Untuk masuk ke gereja yang dibangun sejak tahun 1902 ini saya mesti antre sekitar setengah jam. Kalau fasad depannya menakjubkan, sebenarnya bagian dalamnya terlihat tua dan biasa saja. Tiket masuk gereja sebenarnya free, tapi untuk masuk ke beberapa bagian khusus perlu beli tiket. Saya waktu itu memilih untuk masuk ke St.Mark’s museum dengan harga 5 Euro (tiket hanya bisa dibeli on the spot) demi melihat dan berfoto bersama kuda-kuda Doge yang muncul di film Inferno 🙂
2. Piazza San Marco (St.Mark’s Square)

Kalau St.Mark’s Basilica adalah bangunan terpopuler di Venice, Piazza San Marco merupakan alun-alun paling terkenal. Terletak di Grand Canal dan menghadap pulau San Giorgio Maggiore, Piazza San Marco menjadi salah satu tempat pertama yang dituju turis yang jalan-jalan ke Venice. Alun-alun ini tampak indah karena dikelilingi bangunan yang menakjubkan seperti San Marco Basilica, Campanile, Doge’s Palace, Torre dell’Orologio, dan bangunan indah dengan gerbang melengkung. Susah untuk tak melewatkan waktu barang sejenak di Piazza San Marco.

3. Campanile

Menara berwarna orange yang berada di seberang San Marco Basilica ini memiliki tinggi 98,6 meter. Bangunannya terbuat dari batu bata merah dan di puncaknya berdiri patung emas malaikat Gabriel. Campanile yang dibangun pada tahun 1902 dulunya berfungsi sebagai menara pengawas namun sekarang menjadi menara pandang bagi turis yang jalan-jalan ke Venice dan ingin melihat best panoramic views of Venice dari atas.

Sama dengan saat mau masuk ke San Marco Basilica, untuk masuk dan naik ke puncak Campanile saya mesti antre lama di bawah terpaan hujan. Mana gak bawa payung pula, karena gak ngecek juga kalau Venice bakalan hujan. Untungnya coat saya ada tudungnya, jadi agak selamatlah muka dan rambut saya. Tiket masuknya 8 Euro.

Untuk naik ke puncak Campanile cukup naik lift. Sayangnya karena waktu itu sedang hujan deras, di puncak menara anginnya super kenceng!. View sekitar Venice pun banyak yang tertutup kabut dan hujan. Angin dan udara dinginnya terasa serem deh pokoknya!. Meski begitu saya gak nyesel sih naik ke atas Campanile karena toh Venice masih terlihat cantik juga.
4. Canale Grande (Grand Canal)

Ada ratusan kanal yang mengalir diantara pulau – pulau di Venice, dan Grand Canal adalah yang terbesar. Saat jalan-jalan ke Venice, saya sempatin jalan-jalan di sekitar Grand Canal sambil mengamati kesibukan di sekitarnya. Mulai dari deretan gedung – gedung kuno dari abad ke-13 di sepanjang kanal, 4 jembatan yang dipenuhi dengan turis, hingga lalu lintas sepanjang kanal yang sibuk dengan gondola yang lalu lalang.
5. Ponte di Rialto (Rialto Bridge)

Salah satu dari 4 jembatan yang membentang di atas Grand Canal sekaligus yang paling terkenal. Rialto Bridge telah menjadi ikon Venice berkat desain dan detailnya yang sangat indah. Rialto bridge awalnya dibangun dari kayu namun runtuh pada tahun 1524. Setelah itu dibangun ulang dari batu. Kerena telah menjadi destinasi turis yang populer di Venice, untuk melintasi jembatan pun jalannya mesti pelan karena jembatan ini penuh sesak dengan turis yang lewat maupun foto-foto. Selain itu ada juga beberapa toko suvenir dan perhiasan di atas Rialto bridge. Karena saya sendirian saat jalan-jalan ke Venice, saya minta tolong aja turis lain buat ambilin foto di Rialto bridge yang ikonik. Selain Ponte di Rialto, Bridge of Sighs juga sangat indah.

6. Doge’s Palace
Berada di Piazza San Marco, Doge’s Palace adalah salah satu bangunan terindah di alun-alun ini. Tepat berada di sebelah San Marco Basilica, untuk masuk ke Doge’s Palace saat jalan-jalan ke Venice, kamu perlu membayar tiket masuk 20 Euro (dan antre!). Memang harga tiketnya sih gak murah, tapi worth it kalau kamu suka dengan seni dan arsitektur. Eksterior Doge’s Palace aja udah terlihat sangat menawan dengan detail yang impresif seperti motif berlian dan deretan gerbang melengkung yang terbuat dari batu putih. Apalagi interiornya, pasti lebih memukau.
7. Ride a Gondola

Memang harganya gak murah, sekitar 100 Euroan, tapi kamu bisa mengakalinya dengan naik bersama beberapa orang turis lainnya. One of the best experiences in Venice is riding a gondola. Saat jalan-jalan ke Venice, pastikan kamu naik gondola di Venice. Kalaupun kamu gak begitu tertarik naik gondola, jangan lewatkan kesempatan berkeliling Venice dengan vaporetto (water bus). Tiketnya hanya 7 Euro per jam. Saya sih milih beli tiket harian 20 Euro yang memungkinkan saya bolak-balik ke beberapa pulau sampai puas, termasuk ke Burano.
8. Burano Island

A must-visit while in Venice. Burano adalah sebuah pulau cantik yang memukau setiap pengunjung dengan deretan rumah dan gedung yang berwarna-warni. Pulau ini terkenal sebagai sentra kerajinan kaca. Ada banyak toko suvenir yang menjual handycrafts terbuat dari kaca. Untuk menuju ke Burano, saya naik vaporetto dari Venice main island selama 1,5 jam. Seperti halnya Venice, di Burano juga ada banyak kanal yang memisahkan pulau-pulaunya dan dihubungan dengan banyak jembatan kecil.

Sayangnya saat saya jalan-jalan ke Venice dan Burano hujan turun dengan deras banget, jadi suasananya lumayan mendung dan gelap gitu deh. Sedih ya:(
Despite the weather, acara jalan-jalan ke Venice tetaplah berkesan dan menarik bagi saya. Yang tadinya mau stay di Venice 2 hari aja nambah jadi 2,5 hari, meski karena terpaksa haha. Jadi ceritanya seharusnya saya naik flix bus ke Vienna pada malam kedua di Venice. Mestinya saya ikut bus yang berangkat jam 10 malam. But I made a mistake. Saya lupa kalau vaporetto jalannya pelan dan suka mampir ke setiap vaporetto station meski gak ada yang naik. Mungkin karena kecapekan waktu itu saya ingatnya vaporetto jalannya cepet dan gak mampir-mampir, apalagi di malam hari karena penumpangnya udah sedikit, Jadi meski saya udah nunggu di station dari 1 jam sebelum jam keberangkatan, saya nyampai di Tronchetto, tempat flix bus parkir, 5 menit setelah bus berangkat karena vaporettonya mampir ke setiap station. Duh!
Stres berat memang waktu itu, tapi saya berusaha tenang dan mengontak flix bus by email. Saya jelaskan situasi saya dan emphasized the fact that I rode with them in almost of every journey in Europe. Paginya, saya dapet kabar kalau mereka bersedia merefund uang saya dalam bentuk voucher yang bisa dipakai dalam jangka waktu 1 tahun. Thank God! Setelah nginep semalam lagi di hostel, pagi jam 10 saya pun berangkat ke Vienna, Austria dengan flix bus (beli tiket baru).
What do u think about Venice?. Share pengalaman kamu jalan-jalan ke Venice di bawah sini.
You might also like my other Italy posts :
- Jalan-Jalan ke Florence, Italia. Terpikat Megahnya Duomo Firenze
- Ada 3 Patung David di Florence, Italia. Yang Mana Karya Michelangelo?
- Galleria Vittorio Emanuele II, Surganya Shopping di Milan, Italia
- Traveling ke Como, Danau Terindah di Italia
- Bellagio The Pearl of Como, Pusatnya Villa dan Butik Barang Mewah
- Megahnya Ikon Kota Milan Duomo
- Serunya Traveling ke Milan, Klasik Tapi Moderen
- Tips Hindari Copet dan Penipu di Milan, Italia
Curious about my adventures in Europe and America ?. You can click the following link to see my traveling video that has been aired in Net TV :
- Desa Hallstatt, Desa dengan Arsitektur Klasik di Pinggir Danau
- Imutnya Park Guell, Dunia Fantasi Ala Gaudi di Barcelona
- Ada Turki Mini di Bosnia Herzegovina
- Nyobain Makanan Khas Bosnia, Kaya Rasa dan Pasti Halal
- The Bean, Seni Kontemporer yang Ada di Film – film Hollywood
Watch & subscribe my daily vlog in America at my youtube channel : Dada Kimura
Pingback: 9 Tempat Wajib Kunjung Saat Trip ke Vienna, Austria – The Island Girl Adventures