
When I was told that we are going to visit Normandy, I vaguely remembered, isn’t it the place where D-Day occurs?. Dalam hati saya penasaran juga sama Normandia (Normandy), Prancis, karena disinilah lokasi Mont St Michel yang terkenal itu. Karakter Gabriel pada serial Netflix Emily in Paris juga dikisahkan berasal dari Normandia. Hmm, Normandia, Prancis sepertinya tempat yang menarik nih. Lagipula, bosen aja kalau tiap ke Eropa selalu ke kota besar mainstream dan touristy seperti Paris, Vienna, dan Praha. Plan untuk traveling ke Normandia, Prancis bikin saya excited karena saya emang seneng mengeksplor kota dan region yang less touristy!
Jalan-Jalan ke Normandia Prancis, Hanya Satu Jam dari Paris

Biasanya sebelum traveling ke suatu negara atau kota, saya pasti nyempetin waktu buat riset sejarah dan attractions di tempat itu, kecuali saat jalan-jalan ke Normandia, Prancis. Maklum aja, saat itu saya lagi solo traveling ke Portugal, tepatnya ke Porto dan Lisbon. Adrien ngabarin kalau nextnya kita akan jalan-jalan bareng bokapnya ke Normandia, dan dia udah duluan sampai di Normandia bareng sang ayah buat istirahat dulu, setelah berhari-hari kita muterin Paris pasti kan capek ya. Jadinya setelah selesai dengan petualangan di Porto, saya cuss naik pesawat dari Porto ke Paris Beauvais airport yang berada di luar kota Paris lalu lanjut naik mobil ke Rouen, ibukota region Normandia.
Normandia adalah sebuat region (atau provinsi) di Prancis yang terkenal dengan D-day atau pendaratan Normandia, yaitu operasi pembebasan Prancis oleh pasukan sekutu dari penjajahan Nazi Jerman saat Perang Dunia II. Tapi selain dari nilai sejarahnya, region yang bisa dibilang rural ini juga punya banyak hal menarik yang membuat Normandia, Prancis worth to visit. Mulai dari seaside townsnya, kota, sampai kulinernya seperti seafood, keju, dan cider.
Mungkin kamu pernah denger tentang Mont St Michel, sebuah biara yang berada di puncak pulau berbatu yang mana pulau ini dihubungan dengan daratan di seberangnya oleh sebuah jembatan. Uniknya jembatan ini akan menghilang saat air pasang, turis baru bisa ke Mont St Michel saat air surut. Nah, Mont St Michel yang ikonik ini berada di Normandia, Prancis. Tapi sayangnya saya gak mampir kesana tuh. Instead, pada trip Eropa kali ini saya exploring Rouen, Dieppe, dan Etretat.
How to Get to Normandia, Prancis?

Dari Porto saya naik pesawat Ryan Air selama 2 jam 5 menit ke Paris Beauvais airport. Bandara Beauvais ini letaknya di luar kota Paris, jadi lebih deket dengan Rouen, tempat kita stay selama di Normandia, Prancis. Kalau kamu mau traveling ke Normandia, Prancis dari Paris, kamu bisa mulai dari Rouen, ibukotanya Normandia. Setiap hari dari Paris ada sekitar 15 kereta yang berangkat dari stasiun Grand Saint-Lazare di Paris menuju ke Rouen. Perjalanannya sendiri cuma makan waktu 1 jam 10 menit kok. Saya dan Adrien juga naik kereta ini pas balik dari Rouen ke Paris. Cara lainnya adalah dengan nyetir mobil dari Paris. Kamu bisa lewat the Autoroute de Normandie (motorway A13) selama 1 jam 40 menit.
How to Get Around Normandia, Prancis (Rouen, Dieppe, & Etretat)?

Rouen kotanya compact jadi dari stasiun or tempat parkir mobil kamu bisa jalan kaki di dalam old townnya. Sementara itu kalau mau mengeksplor kota-kota lainnya di Normandia Prancis sebaiknya naik mobil, karena Normandia ini agak rural, saya belum pernah nyobain naik bus or kereta antar kota disini sih. Masing-masing town disini sizenya kecil, jadi gak bakalan makan waktu lama juga untuk mengeksplor setiap sudutnya, apalagi kalau mau hiking ke Etretat, for sure the best way is by walking from the town to the beach then hike up to the cliff.
Things to See & Do di Normandia, Prancis
- ETRETAT

A pictureque seaside town yang terkenal dengan dataran tinggi kapur berwarna putih yang membentang ke arah selat Inggris, termasuk tiga lengkungan alami dan formasi runcing yang disebut L’Aiguille atau Jarum, yang menjulang setinggi 70 meter (230 kaki) di atas laut. Dulunya, Etretat terkenal dengan perdagangan ikan dan rumput laut hingga pada pertengahan abad ke-19 sea bathing jadi populer disini. Para wealthy tourists dari Paris dan Inggris pun mulai berdatangan hingga Etretat berkembang menjadi kawasan resort. Villa pun banyak dibangun di pinggir laut. Sayangnya banyak villa yang dihancurkan saat Perang Dunia II. Pasca perang, Etretat kembali dibangun sebagai a seaside town tujuan wisata alam.
Saya, Adrien, dan bokapnya ke Etretat naik mobil dari Rouen selama 1,5 jam. Dari Paris sendiri, Etretat bisa dicapai dengan naik mobil selama 3 jam. Kita parkir 1 km dari pusat town lalu jalan kaki menuju pantai.

Townnya sendiri kecil banget, gaes. Kayaknya di Indonesia gak ada deh town yang sekecil ini. Cukup jalan kaki 10 menit kelar deh ngelilingin Etretat town. Di kanan kiri jalan berjejer restoran, coffee shop, kafe, dan hotel. Ada juga sebuah market yang banyak menjual suvenir. Kebanyakan bangunan di pusat Etretat bergaya half-timbered house, jenis arsitektur khas Normandia Prancis, yang juga banyak ditemukan saat saya menjelajah region Alsace (Strasbourg, Colmar, dan Ribeauville).

Karena saat itu musim semi, Etretat gak begitu padat, jadinya enak sih bisa jalan-jalan santai. Gak lama kemudian, kita sampai di pinggir pantai. Disini berjejer lukisan karya Claude Monet, salah satu pelukis kenamaan Prancis. Monet memang membuat banyak karya lukisan karena terinspirasi keindahan alam Etretat. Uniknya, saat jalan-jalan di pinggir pantai ini saya ngelihat beberapa orang pakai jubah hitam dan topi bundar tinggi. Mirip pesulap gitu..Rupanya, Etretat bisa dibilang hometownnya Arsene Lupin, karakter fiktif pencuri baik hati karangan penulis Maurice Leblanc. Dalam novelnya, Lupin dikisahkan tinggal di Etretat. Hal ini juga muncul di serial Netflix Lupin pada episode 5 season 1 yang syutingnya dilakukan di Etretat.

Dari pantai kita hiking ke puncak tebing selama kurang lebih 20 menit. Bener-bener deh, suasananya asiiik banget….angin kencang berhembus bikin kita gak merasa capek setelah mendaki. Apalagi viewnya breathtaking. Tebing kapur Etretat memang keren, terutama sebuah batuan yang menjulang ke atas menyerupai jarum atau jari raksasa.

Disini kita sempetin juga piknik di rerumputan. Makan bekal disini sambil ngelihatin view lautan yang stunning….. is priceless.
On the way back to parking lot, kita sempet ngelewatin Le Clos Arsene Lupin, Maison Maurice Leblanc, bekas rumahnya Maurice Leblanc yang kini dijadikan museum Arsene Lupin.
2. DIEPPE

Beberapa jam hiking dan muterin Etretat bikin kita semua laper. Ngepas banget waktunya menjelang dinner. Jadilah kita ambil mobil menuju town kedua di Normandia, Prancis, yaitu Dieppe. Perjalanan dari Etretat menuju Dieppe perlu waktu 1 jam 21 menit. Pas kita nyampe Dieppe, matahari udah hampir tenggelam. Langit yang mendung plus angin musim semi yang cukup kencang membuat kita makin laper. Sambil ngitarin Dieppe town, saya lihat-lihat pelabuhan ferry Dieppe dan juga waterfront-nya.

Dieppe adalah kota pesisir kecil di region Normandia, Prancis yang berada di Selat Inggris. Dari sini kalau mau nyebrang ke Inggris gampang banget, tinggal naik kapal ferry menuju pelabuhan Newhaven di Inggris. Dalam sehari ada 2x keberangkatan kapal ferry dari Dieppe ke Newhaven. Dulu terkenal sebagai pusat perikanan, kini Dieppe dikenal karena pelabuhan ferry-nya dan sebagai penghasil kerang. Seperti kota dan town lainnya di Normandia, Prancis, saat Perang Dunia II Dieppe juga sempat diduduki pasukan Nazi Jerman. Saat Dieppe Raid tahun 1944, pasukan Sekutu bertempur melawan Jerman di Dieppe dan hasilnya lebih dari 1.400 tentara Sekutu tewas, mayoritas dari Kanada. Tanggal 1 September 1944, Dieppe berhasil dibebaskan dari Nazi Jerman oleh pasukan Sekutu. Sejak itu, kota Dieppe pun dibangun kembali.
Sebenarnya ada beberapa sights di Dieppe yang worth to visit, seperti Chateau de Dieppe, cuma karena hari sudah hampir malam dan lumayan dingin, saya urungkan niat kesana. Mungkin karena cuaca yang mendung juga, beberapa restoran dan toko di Dieppe tutup. Setelah muter-muter waterfront, akhirnya kita pilih sebuah restoran buat nyicipin makanan khas Normandia, Prancis.



Hidangan pertama yang kita coba tentu moules (kerang), karena Dieppe kan emang penghasil kerang. Buat main coursenya tentu aja as Asian saya gak bisa lepas dari nasi, tapi ditemenin kerang dan udang. Terus sempet juga nyicip seafood soup yang pas buat cuaca dingin di Dieppe.
3. ROUEN

Keesokan paginya, kita kembali naik mobil, kali ini ke Rouen, ibukota Normandia, Prancis yang punya long history dan lama berjaya saat abad pertengahan. Dari tempat parkir, kita langsung jalan kaki mengeksplor old town Rouen, yang dipenuhi dengan half-timbered house. Wah lagi-lagi di Prancis saya nemuin rumah klasik ini! Tiba-tiba perhatian saya tertuju ke sebuah plang jalan. Plang itu bertuliskan Rue Jeanne d’Arc. Hmm rasanya kok nama ini familiar ya. Tiba-tiba saya sadar kl Jeanne d’Arc adalah Joan of Arc. Rupanya di Rouen lah Joan of Arc ditangkap dan dibakar hidup-hidup karena dituduh sebagai penyihir. Wah ngeri!!

Tahun 1419, Rouen jatuh ke tangan Inggris setelah Inggris menganeksasi Normandia, Prancis. Pada masa inilah Joan of Arc hidup. Ia mendukung kembalinya Rouen ke tangan Prancis dan bertarung melawan Inggris. Akibatnya doi dibakar hidup-hidup di tiang pada 30 Mei 1431. Untuk mengenang jasanya, sebuah jalan di Rouen diberi nama Rue Jeanne d’Arc. Gak jauh dari situ ada juga Jeanne d’Arc coffee shop. Kita sih mampir bentar ya buat ngopi biar nggak ngantuk..


Saat Perang Dunia II, kota Rouen hancur lebur karena perang. Tapi kini Rouen udah dibangun ulang makanya cantik. Kalau kamu perhatiin, bangunan klasik di Rouen sebenernya keliatan baru loh, hanya aja gaya arsitekturnya emang klasik. Kurang lebih 2-3 jam saya jalan kaki ngelilingin Rouen. Landmark pertama yang menarik perhatian adalah Katedral Rouen, yaitu katedral bergaya gotik yang selesai dibangun pada abad ke-16 dan memuat beberapa lukisan karya Claude Monet.

Attractions lainnya yang saya temuin adalah Gros Horloge, yaitu sebuah jam astronomi yang berasal dari abad ke-14. Serunya di sepanjang jalan di Rouen banyak berjejer toko dan butik lho, jadi cocok buat saya yang emang demen window shopping and shopping beneran selama liburan. Satu hal yang pasti kamu jumpai selama jalan-jalan ke Rouen, Normandia Prancis adalah kehadiran rumah klasik half-timbered house. Rouen memiliki 2000 half-timbered house, yang mana setengahnya telah direstorasi setelah hancur akibat Perang Dunia II. 227 diantaranya tercatat sebagai monumen bersejarah. Hal ini menjadikan Rouen sebagai salah satu dari 6 kota di Prancis yang kaya akan arsitektur bersejarah.

Selain attractions diatas, ada juga Kastil Rouen dan Museum of Fine Arts yang sepertinya menarik. Sayangnya karena waktu kita udah hampir habis, akhirnya saya dan Adrien buru-buru ke stasiun buat naik kereta ke Paris.
Buat saya, trip ke Normandia, Prancis ini terasa fresh dan surprising karena saya cuma ngikut aja saat ditunjukkin spot-spot di Normandia, Prancis selama 3 hari oleh bokapnya Adrien. Normandia, Prancis juga bukan destinasi wisata utama di mata orang Indonesia, jadinya berasa seneng aja bisa ngunjungin region yang non-mainstream dan pastinya worth to visit.
Curious about my adventures in Europe and America ?. You can click the following links to see my traveling videos that have aired on Net TV :
- Desa Hallstatt, Desa dengan Arsitektur Klasik di Pinggir Danau
- Imutnya Park Guell, Dunia Fantasi Ala Gaudi di Barcelona
- Ada Turki Mini di Bosnia Herzegovina
- Nyobain Makanan Khas Bosnia, Kaya Rasa dan Pasti Halal
- The Bean, Seni Kontemporer yang Ada di Film – film Hollywood
Want to help support my travel? Help me to visit 50 more countries and write more travel stories & guides by donating here
Watch my adventures & subscribe to my YouTube channel: The Island Girl Adventures