
As a history buff, I have always felt the need to learn some history about places I am gonna be visiting. Budapest is one of the exceptions as I was pretty busy wandering around Bratislava, Slovakia, and then spending time on the way to Budapest by sleeping. Hence I was a bit confused when I saw some of the signage in the city center sound like Turkish. Wait, Ottoman came here?
Sometimes, we shouldn’t rely on the first impression. Hal ini berlaku buat saya saat traveling ke Budapest, Hungaria. Karena pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Budapest adalah di stasiun keretanya dan impression saya waktu itu adalah, kok tua dan biasa banget ?. Saya tiba di Budapest dengan naik bus RegioJet selama 3 jam dari Bratislava, Slovakia. Karena masih ada waktu sebelum ketemu dengan teman Hungaria, saya muter ke dalam stasiun yang ternyata tersambung ke sebuah mal. I spent time eating in my favorite restaurant around the world, McDonald’s (this is one of the things I always do in every country I visit), lalu mulai gerak ke city center. Dan ternyata, Budapest is amazing!
Traveling ke Budapest, Hungaria : Dari Ottoman ke Uni Soviet

Budapest has breathtaking view baik siang atau malam. Whether you’re a history buff like me or not, you’ll definitely gonna enjoy it. Arsitekturnya sangat mengagumkan, Christmas marketnya worth to visit dan dijelajahi. Selain itu, Budapest termasuk salah satu kota termurah di Eropa yang pernah saya kunjungi.
Kalau ngedenger kata traveling ke Budapest biasanya yang muncul di benak adalah kota megah di Eropa gabungan tiga kota, yaitu Buda, Pest, dan Obuda. Tapi jauh sebelum Buda, Pest, Obuda digabung menjadi 1 kota besar, sebenarnya Buda yang menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Hungaria sejak tahun 1361. Raja Bela IV dari Kerajaan Hungaria (terbentuk sejak tahun 1000) merasa perlu untuk membangun ibukota di atas bukit agar aman dari serangan musuh.
Pada abad ke-16 Hungaria ditaklukkan oleh Ottoman (dinasti Utsmaniyah Turki) dan berada di bawah pemerintahan Ottoman selama lebih dari 150 tahun. Meski Ottoman cukup lama memerintah Hungaria, tapi kini hanya ada beberapa jejak peninggalan Ottoman di negara Eropa Tengah ini. Perang, kebencian antar agama, dan kebutuhan akan material bangunan membuat hampir semua peninggalan Ottoman lenyap. Dari ratusan masjid yang ada di Hungaria, kini hanya tersisa kurang dari 10. Salah satunya adalah Masjid Pasha Qasim di kota Pecs. 16 hammam (pemandian umum ala Turki) yang dulu dibangun Ottoman kini hanya tersisa 3 (Rudas, Király, Veli Bej). Satu peninggalan Ottoman lainnya yang bisa kamu temukan saat traveling ke Budapest adalah makam seorang Sufi Ottoman, Gul Baba dari abad ke-16.
Pada akhir abad ke-17, aliansi negara-negara Katolik Eropa bekerjasama menghalau serangan Ottoman. Hasilnya Buda berhasil direbut dari Ottoman, dan akhirnya pada tahun 1718 seluruh bagian Kerajaan Hungaria bebas dari pendudukan Ottoman. Setelah itu monarki Austria-Hungaria terbentuk. Buda pun digabung dengan Pest dan Obuda pada tahun 1873 dan menjadi Budapest, salah satu ibukota Austria-Hungaria, bersama dengan Vienna. Pasca Perang Dunia 1, Austria-Hungaria pecah, negara Hungaria terbentuk. Pada akhir Perang Dunia II, Budapest menderita kerusakan parah akibat serangan udara Amerika dan Inggris. Setelah Jerman kalah, Hungaria jatuh ke dalam pengaruh Uni Soviet dan menjadi bagian dari Blok Timur. Tahun 1989 saat komunisme runtuh, Hungaria berubah menjadi negara demokratis hingga sekarang.
Traveling ke Budapest, Hungaria : How to Get There

Sebenarnya saat traveling ke Budapest saya melawan arah. Kalau melihat peta Eropa Tengah, harusnya setelah jalan-jalan ke Vienna, Austria, saya tinggal lanjut ke Bratislava, Slovakia trus naik menuju ke Praha, Republik Ceko. But instead of going directly to Prague, from Bratislava I went to Budapest sehingga waktu tempuh perjalanan berikutnya dari Budapest ke Praha jadi lama.
Saya naik bus RegioJet dari stasiun bus Bratislava selama 3 jam. Siang harinya, saya tiba di stasiun kereta api Kellenfold di Budapest (Kelenföld vasútállomás Etele tér). Tiket bus saya beli di Omio, app yang selalu saya pakai selama Europe trip. Sementara itu, perjalanan dari Budapest ke Praha memakan waktu 8 jam dengan bus RegioJet. Kalau kamu ingin jalan-jalan ke Praha setelah traveling ke Budapest, selain dengan naik bus seperti yang saya pernah lakukan, kamu juga bisa naik pesawat. Tapi lama waktu tempuhnya gak beda jauh dengan naik bus dan pakai transit dulu sedang harganya jauh lebih tinggi. So, if you ask me, I suggest you take the bus.
Traveling ke Budapest, Hungaria : Getting Around

As always, selama di Eropa, termasuk saat traveling ke Budapest, kebanyakan saya jalan kaki buat muter-muter kota Budapest. Lagipula saya stayed di Pest, yang merupakan pusat ekonomi dan budaya Budapest, jadi gak susah buat kemana-kemana. Tapi saat kaki pegel dan untuk nyebrang ke Buda, saya naik tram.
Hampir semua tempat wisata, restoran, bar, dan pemandian air panas berada di pusat kota, jadi sebaiknya kamu jalan kaki aja kalau mau ke tempat-tempat tersebut selama traveling ke Budapest. Bahkan pemandian air panas Széchenyi yang letaknya agak jauh dari downtown bisa juga dicapai dengan jalan kaki selama 40 menit dari downtown dengan lewat Andrássy Avenue. Saat traveling ke Budapest, saya juga nyebrang ke Buda dengan jalan kaki dengan ngelewatin Chain Bridge (375 meter). Viewnya gimana? jangan ditanya. Pokoknya kalo malem cakep banget..! Sayangnya pas keesokan harinya nyebrang lagi ke Buda untuk hiking ke Gillert Hill cuacanya mendung, jadinya view kota Budapest ketutup kabut deh…
Budapest sebenarnya memiliki sistem transportasi publik yang bagus, jadi jangan lupa manfaatin transportasi publiknya saat kamu traveling ke Budapest, apalagi kalau kaki udah gempor karena kelamaan jalan kaki. Kamu bisa pilih naik subway, tram, atau bus sesuai destinasi yang dituju dengan ngecek jadwal dan rute di google maps. Salah satu metro line Budapest, The Millenium Underground (1896), merupakan jalur subway tertua di Eropa yang kini termasuk dalam daftar UNESCO World Heritage Site. Tiket subway bisa kamu beli di stasiun subway, vending machine di bus stops atau lewat app. Harga tiket sekali jalan adalah 1 Euro (HUF 350). Selain itu, tersedia juga tiket harian, 3 hari, dan seminggu.
Untuk menuju gedung parlemen Hungaria dan Buda Castle, kamu bisa naik tram no.2, sedang bus no.16 akan membawa kamu dari pusat kota ke Castle Hill. Opsi transportasi publik lainnya yang bisa kamu coba selama traveling ke Budapest adalah dengan naik sepeda dan electric scooters. Sementara itu, untuk menuju pusat kota dari bandara Ferenc Liszt International Airport, kamu bisa naik airport shuttle bus (100E) dengan tiket seharga 3 Euro (HUF 900) selama 30 menit.
Traveling to Budapest, Hungaria : Things to See & Do
- Hungarian Parliament Building

The most iconic building in Budapest. Satu tempat yang wajib banget kamu kunjungin saat traveling ke Budapest adalah Hungarian Parliament Building. Rumah parlemennya Hungaria yang bergaya gothic ini menakjubkan banget pas dilihat disiang hari, dan makin wow kalau dilihat di malam hari karena dipenuhi dengan cahaya keemasaan! Lokasi terbaik untuk mengagumi keindahan Hungarian Parliament Building adalah dari seberang sungai Danube.

Sebenarnya gak mengherankan sih kalau gedung Parlemen ini terlihat megah banget karena pembangunannya memakan waktu 17 tahun. Bahkan saking lamanya, sang arsitek, Imre Steindl, keburu meninggal sebelum gedung Parlemen selesai dibangun. Sepertinya halnya banyak bangunan bersejarah di Budapest, Hungarian Parliament Building termasuk UNESCO World Heritage Site. Jangan lewatkan The Holy Crown of Hungary yang disimpan di Dome Hall sejak tahun 2000 saat berkunjung kesini.
2. Buda Castle

Buda Castle adalah kastil dan kompleks istana yang ditinggali para raja Hungaria dari masa ke masa. Terletak di Castle Hill, Buda Castle termasuk wajib dikunjungi saat traveling ke Budapest kalau kamu termasuk pecinta arsitektur dan sejarah. Bangunan di komplek Buda Castle dibangun dengan berbagai macam gaya arsitektur mulai dari gothic, baroque, dan neoclassical karena berbagai alasan, salah satunya karena komplek ini sempat hancur lebur akibat serangan Ottoman pada era 1500an dan serangan musuh pada Perang Dunia II.
Selain muter-muter Buda Castle, kamu juga bisa mampir ke beberapa galeri dan museum disini seperti Hungarian National Gallery yang menyimpan karya seni Hungaria sejak abad ke-11 hingga modern. Atau ke The Budapest Castle Museum kalau tertarik dengan sejarah kota Budapest; dan Budapest Castle National Library.
3. Fisherman’s Bastion (Halászbástya)

Tempat paling indah yang saya temukan selama traveling ke Budapest. Dari jauh, Fisherman’s bastion terlihat agak mirip kastil Disney emang meski gak ada hubungannya sama sekali. Saat traveling ke Budapest, saya agak bingung ama sejarah dan fungsi Fisherman’s Bastion karena kok kayak gak significant gitu dalam sejarah kota Budapest.
Ternyata, Fisherman’s Bastion dibangun sebagai menara pandang view kota Budapest sekaligus sebagai menara pengintai. Dibangun antara tahun 1895 hingga 1902 sebagai bagian dari perayaan ulang tahun Hungaria ke-1000. Strukturnya memiliki 7 menara yang menyimbolkan 7 kepala suku Hungaria yang berjasa menemukan Hungaria.

Fisherman’s Bastion sempat rusak parah akibat Perang Dunia II, tapi kemudian direstorasi setelah perang usai. Kondisinya terlihat well-maintained berkat restorasi kedua yang dilakukan pada tahun 1980-an.
4. Matthias Church

Masih di komplek Buda Castle di Castle Hill di Buda, kota tuanya Budapest, terletak salah satu gereja terindah yang pernah saya lihat, Matthias Church. Sayangnya waktu traveling ke Budapest itu saya kemaleman (kebanyakan jalan kaki muter-muter), jadi gerejanya udah tutup. Tapi, cuma ngelihatnya dari luar aja saya udah kagum banget, sekagum ama Notre Dame Paris dan Strasbourg gitu.
Gereja Katolik Roma ini awalnya dibangun dengan gaya romanesque tapi kemudian direstorasi menggunakan gaya arsitektur gothic pada abad ke-14 (no wonder I fell in love with it). Dua raja Hungaria dinobatkan disini, yaitu Franz Joseph I dan Charles IV. Jangan lewatkan untuk masuk ke dalam Matthias Church saat traveling ke Budapest karena lokasinya tepat di depan Fisherman’s Bastion. Tiket masuknya 2000 HUF (5,72 Euro).
5. Gellert Hill

I went to Budapest in winter, gak heran sering turun kabut, hujan dan mendung. As you can see, the picture isn’t remarkable, but don’t judge Gellert Hill from my pic, please.
Kalau kamu ingin menikmati panorama terbaik Budapest dari atas, kamu mesti ke Gellert Hill saat traveling ke Budapest. Dari puncaknya, kamu bisa melihat view Buda dan Pest sekaligus sungai Danube. Bukit ini dinamakan Gellert sesuai nama misionaris pertama di Hungaria yang tewas dibunuh kaum pagan dalam sebuah pemberontakkan. Baik Gellert Hill dan sungai Danube termasuk UNESCO World Heritage Site.
Untuk menuju ke puncak, kamu bisa naik bus atau hiking dimulai dari ujung Elisabeth Brigde atau Gellert Hotel. Saya sih pilih hiking dari Elisabeth Bridge karena it’s fun dan cuma perlu 15-20 menit untuk mencapai bukit setinggi 235 meter. Selain enjoying view of Budapest dari atas, ada beberapa atraksi lainnya di Gellert Hill, yaitu The Citadella, Liberty Monument (monumen pembebasan Hungaria dari Nazi di akhir Perang Dunia II), Cave Church, dan Gellert Monument.
6. Shoes on the Danube Bank

Sebuah memorial korban Holocaust yang cukup heart-wrenching. 60 pasang sepatu besi dipasang di tepi sungai Danube untuk mengingatkan kita akan kejadian pembunuhan massal yang dilakukan terhadap 3.500 orang, termasuk kaum Yahudi pada masa Perang Dunia II. Saat itu, ribuan orang dipaksa melepas sepatu mereka, diikat satu sama lain sehingga ketika orang pertama ditembak dan jatuh ke sungai, yang lainnya ikut jatuh ke sungai.
Shoes on the Danube digagas oleh sutradara film Can Togay dengan perupa Gyula Pauer. Dark tourism isn’t certainly for me. I can get depressed just by hearing the stories, let alone visiting places. Hence I refused to visit Birkenau Nazi Concentration Camp while I was visiting Munich, juga beberapa atraksi di Phnom Penh, Kamboja.
7. Margaret Island

Central Parknya Budapest. Margaret Island adalah sebuah pulau kecil di tengah sungai Danube yang membelah Buda dan Pest. Untuk kesini kamu bisa menyeberangi Margaret bridge saat traveling ke Budapest. Namanya sendiri diambil dari nama puteri Raja Hungaria di abad pertengahan, yaitu Raja Bela. Ia berjanji akan mengirim puterinya ke sebuah biara di pulau ini apabila Hungaria berhasil retake the country dari pasukan Mongol. Karena Hungaria menang, Margaret kemudian dikirim ke biara dan menjadi Saint Margaret. Sebelumnya, Margaret Island disebut sebagai Rabbit Island.
Beberapa aktivitas yang bisa kamu lakukan di Margaret Island diantaranya jalan-jalan keliling pulau (perlu waktu sekitar 1 jam untuk mengelilingi pulau), sepedaan, ke Rose Garden, Japanese Garden, melihat Musical Fountain, atau ke pemandian air panas Palatinus Strand (tiket masuk 3200 HUF (€9) weekdays dan 3600 HUF (€10.20) weekend).
8. Széchenyi Chain Bridge

Jembatan permanen pertama yang melintasi sungai Danube dan menghubungkan Buda dan Pest. Sempat hancur karena dibom Jerman sebelum mereka mundur dari Budapest menjelang akhir Perang Dunia II, Széchenyi Chain Bridge kemudian dibangun ulang setelah perang usai. Jembatan ini kini menjadi salah satu landmark paling terkenal dari Budapest. Jadi pastikan kamu kesini saat traveling ke Budapest ya.
Note : Dalam masa renovasi hingga tahun 2023.
9. Thermal Baths

Budapest memiliki 120 mata air panas, makanya gak heran kalau di Budapest ada banyak pemandian air panas dan kota ini dijuluki sebagai City of Baths. Beberapa thermal baths yang bisa kamu kunjungi saat traveling ke Budapest adalah Széchenyi thermal baths yang merupakan komplek pemandian air panas terbesar di Budapest. Széchenyi thermal baths yang bergaya neo-baroque terdiri dari 15 kolam renang indoor dan 3 kolam renang outdoor dengan temperatur yang bervariasi. Selain kolam renang air panas, kamu bisa ke sauna, ruang steam, whirlpools, dan sebagainya. Gak cuma untuk relaksasi, thermal baths juga dipercaya bisa meringankan nyeri sendi, radang sendi, dan meningkatkan sirkulasi darah karena airnya kaya kandungan kalsium, magnesium, dan hidrogen karbonat.
Pemandian air panas lainnya adalah Gellert Baths yang berada di dekat Gellert Hill. Disebut sebagai destinasi pemandian air panas terindah di Budapest, Gellert Baths memiliki kolam air panas dengan temperatur bervariasi dari 26 C hingga 40 C dan kolam khusus yang can be booked privately untuk couple.
Attractions di Budapest memang banyak banget, makanya saya gak sempat ke semua tempat yang menarik selama traveling ke Budapest. Maybe next time when the border is opened I’ll go liburan ke Hungaria lagi.
Curious about my adventures in Europe and America ?. You can click the following links to see my traveling videos that have aired on Net TV :
- Desa Hallstatt, Desa dengan Arsitektur Klasik di Pinggir Danau
- Imutnya Park Guell, Dunia Fantasi Ala Gaudi di Barcelona
- Ada Turki Mini di Bosnia Herzegovina
- Nyobain Makanan Khas Bosnia, Kaya Rasa dan Pasti Halal
- The Bean, Seni Kontemporer yang Ada di Film – film Hollywood
Want to help support my travel? Help me to visit 50 more countries and write more travel stories & guides by donating here
Watch my adventures & subscribe to my YouTube channel : Dada Kimura
Seems like you had a great trip! Selalu pengen ke Hungary, tapi pandemi keburu dateng. Mudah-mudahan beres pandeminya selesai, bisa langsung babat satu-satu bucketlistnya hehe.
LikeLike
Yeah, I’ve always had a great trip! Thanks for reading
LikeLike
Amazing. Love it. Thanks for sharing this.
LikeLike
You’re welcome 🙂
LikeLike
Hello. May I know what hotel you stayed in Budapest? Thanks.
LikeLike
Hi I didn’t stay in a hotel in Budapest.
LikeLike
Love Budapest! Walau aga2 kumuh sedikit lah 😛
LikeLike
I love it too! Kalau malam cantik bgt….
Thanks for reading 🙂
LikeLiked by 1 person
Halo kak. Salam kenal, saya Iing. Blognya keren dan informatif. Kak, saya ada rencana ke budapest dan ingin tanya2 bbrp hal tentang tripnya kak. Apakah boleh saya email langsung ke kakak untuk memudahkan saya berkomunikasi. Thanks sblmnya
LikeLike
Hi Ling…iya bisa langsung ke ask@theislandgirladventures.com ya…
Thanks for reading btw.
LikeLike