
Previously in Dubrovnik, Croatia :
The bus officer didn’t let me get on the bus since I didn’t print the ticket out. They left me & Kyle in Dubrovnik bus station!!. Luckily I managed to buy a new ticket at the ticket booth in Dubrovnik bus station so we are still going to Mostar, Bosnia-Herzegovina. This accident with getbybus.com made me so angry and I promised to myself that I won’t buy ticket from them anymore. I will be using goeuro.com only from now on.
Makanya ketika memutuskan untuk jalan-jalan ke Ljubljana, Slovenia setelah selesai trip di Mostar, Bosnia-Herzegovina saya kekeuh gak bakalan beli apapun di website bus Balkan ini. Udah gak sudi gitu nyetor duit ke mereka lagi. Setelah riset bentar, saya nemu rute yang memungkinkan untuk mencapai Ljubljana dengan beli tiket on the spot, yaitu dari Mostar – Zagreb dan Zagreb – Ljubljana. Untungnya kawasan Balkan ini gak begitu maju jadi masih bisalah beli tiket on the spot. Tiket bus ke Zagreb saya beli di kantor sebuah travel agent di terminal bus Mostar sehari sebelum keberangkatan dengan harga 13 Euro. Sementara itu tiket bus dari Zagreb ke Ljubljana saya beli di terminal bus Zagreb malah hanya beberapa jam sebelum keberangkatan. Harganya 9 Euro. Dari Zagreb ke Ljubljana sebenarnya udah bisa beli pakai appnya flix bus tapi karena udah nemu loket tiketnya jadi sekalian beli pakai cash.
Long story short, setelah perjalanan selama total 10 jam 45 menit plus transit di Zagreb selama 2 jam akhirnya saya nyampe juga di negara Balkan terakhir yang akan saya singgahi, Slovenia !!.

When it comes to Slovenia, people always talk about Bled lake. A scenic lake with a pretty church sits on a little island in the middle of the lake that can be reached by a drive for 1,5 hours from the capital Ljubjana. Tapi setelah sempet riset, saya lihat kota Ljubljana lumayan menarik juga untuk dikunjungi. Apalagi kota terbesar di Slovenia ini memiliki gereja cute berwarna pink, dragon bridge dan sederet jembatan lainnya, serta berhasil menggeser negara-negara Skandinavia sebagai penyandang status 2016 European Green Capital. Gak nyangka juga kalau saya akhirnya malah jalan-jalan ke Ljubljana selama 5 hari, termasuk day trip ke Bled.
JALAN-JALAN KE LJUBLJANA : SEJARAH SLOVENIA DAN LJUBLJANA

Masih bingung Slovenia dimana?. Negara ini terletak di Eropa tengah dan berbatasan dengan Italia dan Austria. Di antara bekas negara-negara Yugoslavia, Slovenia lah yang paling maju dan paling sedikit tersentuh perang. Ketika udah masuk ke Slovenia saya lumayan lega karena mata uangnya Euro, jadi gak ribet lagi nyari money changer. Flix bus pun beroperasi di Ljubljana, jadi kalau mau beli tiket ke destinasi berikutnya tinggal pakai flix bus atau omio (dulu namanya go euro). Transportasi umum dan toilet disini pun udah sesuai standar Eropa, jadi gak deg-deg an lagi kayak pas traveling ke Macedonia dan Bosnia.
Slovenia lama menjadi bagian dari kerajaan Habsburg sejak abad ke-13, kemudian berlanjut menjadi bagian dari kekaisaran Austria hingga pasca perang dunia I saat kekaisaraan Austria-Hungaria dibubarkan. Seperti halnya Bosnia, Slovenia kemudian menjadi bagian dari kerajaan Serbia, Kroasia dan Slovenia. Pada perang dunia II Ljubljana sempat diduduki oleh Italia dan Jerman. Setelah PD II usai, Slovenia berubah menjadi Republik Sosialis Slovenia, bagian dari Republik Federal Sosialis Yugoslavia. Ketika Yugoslavia bubar, Slovenia memerdekakan diri pada tahun 1991. Tahun 2004, Slovenia resmi menjadi bagian dari Uni Eropa. Untuk jalan-jalan ke Ljubljana, Slovenia, WNI hanya perlu menunjukkan visa Schengen yang masih berlaku.
JALAN-JALAN KE LJUBLJANA : THINGS TO SEE & DO IN LJUBLJANA, SLOVENIA
Kenapa saya akhirnya stay di Ljubljana selama 5 hari ?. Well, alasan utamanya sih karena kecapekan akibat sering pindah-pindah kota dan negara, terutama setelah jalan-jalan ke Kroasia. Jadi kita mau liburan nyantai di negara lain. Tapi diluar itu, Kyle emang impressed sama Ljubljana setelah baca blogs dan sebuah video dari warga Amerika yang tinggal lama di kota ini.

Ada 2 nama yang selalu diasosiasikan dengan Ljubljana, yaitu naga dan Joze Plecnik. Joze Plecnik adalah arsitek Slovenia yang mendesain banyak jembatan dan bangunan di Ljubljana. Saat jalan-jalan ke Ljubljana, kamu pasti akan melewati banyak karyanya. Sementara naga erat kaitannya dengan legenda naga yang dipercaya dulu pernah menyerang Ljubljana. Saking kuatnya mitos ini, naga Ljubljana bahkan dijadikan sebagai simbol kota dan ‘nangkring’ di atas menara kastil Ljubljana di bendera dan lambang kota.
Berikut beberapa tempat yang bisa kamu kunjungi saat jalan-jalan ke Ljubljana :
- Dragon Bridge

Biar sah berkunjung ke kota naga, tempat pertama yang saya kunjungi adalah dragon bridge. Penampakan naga yang dulu pernah menyerang kota Ljubljana ini gampang ditemukan, yaitu tepatnya di dalam old town. Menurut mitos setempat, zaman dulu Jason dan Argonaut-nya melewati Ljubljana saat dalam perjalanan menuju ke Adriatik. Ia sesaat teralihkan dari tugasnya mencari bulu emas dan memutuskan untuk singgah sebentar di Ljubljana. Jason kemudian bertarung dengan naga dan berhasil mengalahkannya. Dragon bridge lalu dibangun untuk mengenang simbol kota Ljubljana ini. Jembatan yang keempat sisinya dihiasi dengan patung naga menghubungkan kota Ljubljana yang dibelah oleh sungai Ljubljanica. Take pictures in front of the dragon bridge if you are going to visit Ljubljana. I do love the color of the dragon statues!
2. Old Town

Kota tua Ljubljana adalah alasan lainnya kenapa saya betah liburan nyantai di kota ini. Tak seperti Dubrovnik yang penuh dengan turis (meski saya kesana saat musim gugur), Ljubljana jauh lebih lengang. Ramai juga sebenarnya tapi masih manusiawi jumlah turisnya. Old Town Ljubljana terlihat tampak bagai a fairy tale city yang diapit oleh Ljubljana castle di puncak bukit dan sungai Ljubljanica. Pohon-pohon berjejer di sepanjang tepi sungai menciptakan suasana teduh. Ada banyak restoran, kafe, dan bar dimana kamu bisa duduk-duduk sambil people watching. Suasana klasik kota mulai terasa saat saya menjelajahi kota tua yang dipenuhi bangunan bergaya baroque, art deco dan vienna secession. Seringkali saya lihat turis dan warga lokal bersepeda di jalanan berbatu di dalam old town. Kawasan old town Ljubljana memang merupakan pedestrian street, disini gak boleh pakai kendaraan bermotor. Satu-satunya kendaraan yang saya lihat adalah sejenis mobil yang menyerupai electric golf buggy bernama ‘kavalirs’. Warga Ljubljana biasanya menyewa sepeda bulanan saat akan bekerja di sekitar old town untuk memudahkan aktivitas mereka. Tapi di luar old town, masyarakat Ljubljana menggunakan bus dan mobil. Suasana kota yang nyantai ditambah taman rindang membuat saya betah jalan-jalan ke Ljubljana sampai 5 hari.

Saat jalan-jalan ke old town Ljubljana inilah saya melihat banyak karya Joze Plecnik, arsitek kebanggan Slovenia. Sebenarnya sih karena tour guide dari free walking tour yang saya ikuti menjelaskan kalau banyak jembatan dan bangunan di old town Ljubljana didesain oleh doi. Sama dengan Barcelona yang didominasi oleh karya Antonio Gaudi, Ljubljana didominasi oleh kreativitas seorang Joze Plecnik.

Beberapa karya Plecnik yang pasti kamu lihat saat jalan-jalan ke Ljubljana diantaranya adalah National & University library yang bergaya Italian renaissance, gereja St. Michael yang dibangun menggunakan bahan-bahan daur ulang, rumah Plecnik, dan pasar tertutup yang dibangun di sepanjang sungai Ljubljanica. Bangunannya dibangun dengan gaya arsitektur renaissance seperti halnya istana-istana Venezia, dan buat saya pribadi mengingatkan saya akan Ponte Vecchio di Florence, Italia. Selain itu ada juga karya Plecnik lainnya seperti cobbler’s bridge dengan pilar-pilar klasiknya dan Trnovo pier yang disebut sebagai salah satu river promenades tercantik.

3. The Triple Bridge

Salah satu ikon unik Ljubjana adalah the triple bridge. 3 jembatan batu dibangun bersisian untuk mencegah jembatan tunggal sebelumnya macet karena banyaknya penyeberang. Joze Plecnik mendesain the triple bridge untuk menggantikan jembatan lama yang dibangun pada tahun 1842 oleh Giovanni Picco. Saat jalan-jalan ke Ljubljana, jembatan inilah yang pertama saya kunjungi karena bentuknya yang unik.

Ada 7 jembatan yang terkenal di Ljubljana. Hampir semuanya dibangun diatas sungai Ljubljanica, kecuali jembatan Trnovo yang dibangun melintasi sungai Gradascica. Selain the dragon bridge dan the triple bridge, jembatan-jembatan lainnya yang bisa kamu singgahi diantaranya adalah the butcher’s bridge atau jembatan gembok cinta, the fish footbridge yang lantainya transparan dan menyala di malam hari oleh lampu LED, the cobbler’s bridge yang sering menjadi venue acara musik dan teater, the trnovo bridge, dan the hradecky bridge.
4. Visit The Church

Sebuah pink church langsung kelihatan mencolok begitu saya memasuki area old town Ljubljana. Kehadirannya mempermanis kawasan sekitar Preseren square. Gereja yang nampak cute ini adalah Fransiscan church of annunciation. Gereja yang dibangun pada tahun 1646 sampai 1660 ini aslinya berwarna merah, cuma karena udah berumur ratusan tahun warnanya berubah menjadi salmon pink. Kalau mau kesini saat jalan-jalan ke Ljubljana perhatikan dulu jam bukanya karena gereja buka setiap hari dari jam 08.00-12.30 dan 13.30-20.00.

Selain gereja Fransiskan, ada juga Ljubljana Cathedral ( gereja St.Nicholas ) yang worth it banget untuk dikunjungi. Meski tak berukuran luas, gereja bergaya baroque ini mewah banget interiornya dengan didominasi warna emas dan putih.
5. Ljubljana Castle

Terletak di puncak castle hill di sisi utara kota, kastil Ljubljana merupakan destinasi walking & hiking yang populer bagi warga Ljubljana. Dari viewing tower kita bisa menikmati pemandangan old town dan kota Ljubljana yang memukau. Untuk naik ke kastil Ljubljana bisa dengan jalan kaki atau naik funicular. Harga tiketnya 13 Euro PP. Sementara itu harga tiket masuk kastil adalah 10 Euro/ orang. Selain sebagai destinasi turis, ada banyak acara sosial dan budaya serta pameran yang digelar di kastil sepanjang tahun.
6. Metelkova
Kawasan otonomi Ljubljana yang enggak terlihat sama sekali seperti Ljubljana. Metelkova ini mengingatkan akan kawasan serupa bernama Christiania di Kopenhagen, Denmark. Metelkova dulunya merupakan barak militer tentara Austro-Hungaria yang dibangun pada akhir abad ke-19. Setelah perang berakhir, bangunan-bangunan disini tak lagi digunakan dan mulai dihuni oleh para seniman dan relawan pada tahun 1993. Metelkova lalu diubah menjadi pusat budaya alternatif yang sering menggelar pertunjukkan seni, pameran dan festival. Gedung-gedung disini dipenuhi oleh instalasi seni dan grafiti. Di malam hari kafe, bar, dan night club mulai buka. If you are into this kind of lifestyle and art, you should definitely visit Metelkova. It’s cool in its own way. Saya mengunjungi Metelkova di hari terakhir jalan-jalan ke Ljubljana. Terletak gak jauh dari old town, saya jalan kaki aja kesini. Kalau cuma mau lihat-lihat, 30 menit pun cukup untuk menjelajah Metelkova.

Setelah beberapa tahun muter-muter banyak negara, saya lebih suka slow travel alias jalan-jalan santai kayak di Ljubljana ini. Bisa mulihin tenaga sekaligus lebih ngerasain feel suatu tempat. Sebelum berpindah ke Austria, saya sempatin nyobain Ljubljana cake yang manis sebagai penutup jalan-jalan ke Ljubljana.

Curious about my adventures in Europe and America ?. You can click the following link to see my traveling video that has been aired in Net TV :
- Desa Hallstatt, Desa dengan Arsitektur Klasik di Pinggir Danau
- Imutnya Park Guell, Dunia Fantasi Ala Gaudi di Barcelona
- Ada Turki Mini di Bosnia Herzegovina
- Nyobain Makanan Khas Bosnia, Kaya Rasa dan Pasti Halal
- The Bean, Seni Kontemporer yang Ada di Film – film Hollywood
Watch & subscribe my daily vlog in America at my youtube channel : Dada Kimura
Pingback: One Day Trip ke Danau Bled, Slovenia. The Most Picturesque Lake in Europe – The Island Girl Adventures
Pingback: Jalan-Jalan ke Salzburg, Austria : Lebih dari Sekadar Kota Sound of Music – The Island Girl Adventures
Pingback: Jalan-Jalan ke Bratislava, Slovakia. Cuma 1 Jam dari Vienna! – The Island Girl Adventures