
I had to admit that half of my trip across Europe was happened because of my admiration towards church architecture & arts. Among every church I’ve been visited, the baroque and renaissance styles of St.Peter Basilica in the Vatican city is the most stunning one.
” Let’s go. We’re not Catholic,”, said my Vietnamese friend after we wandered St.Peter’s Basilica for a few hours. Jujur, harusnya waktu itu saya ngeyel aja karena rasanya saya belum puas menjelajahi setiap sudut Basilika de San Pietro (St. Peter’s Basilica), apalagi mengamati artworksnya satu per satu. Tapi karena perut udah keroncongan, baiklah.. melipirlah kami kembali ke pintu masuk Vatikan, ambil motor, trus muter-muter Roma nyari pizza buat lunch. Tapi beberapa jam trip ke Vatikan telah meninggalkan deep impression di benak saya. Udah saya tulis kemegahan headquarters of Roman Catholic dan tempat tinggal Pope ini di beberapa media, salah satunya disini.
TRIP KE VATIKAN : NEGARA TERKECIL DI DUNIA

Pagi itu, di tengah ratusan orang yang berkerumun di Piazza di San Pietro (St. Peter’s Square), I found myself stunned and dumbfounded before the magnificent building that resembled a palace. Setelah beberapa saat ternganga, saya dan teman putuskan buat masuk ke dalam St. Peter’s Basilica. Antreannya udah cukup panjang meski trip ke Vatikan kita mulai sejak pagi, yaitu jam 9 pagi. Karena petugasnya lumayan lama ngecekin tas satu per satu, kira-kira sekitar 1 jam kemudian baru saya bisa masuk ke dalam kediaman Pope ini.
Terletak di tengah kota Roma, Vatikan adalah negara terkecil di dunia, baik dari segi area maupun populasinya. Tapi, Vatikan yang kita kenal sekarang sebenarnya baru saja lahir pada abad ke-20, tepatnya pada tahun 1929 lewat perjanjian Lateran antara Kerajaan Italia dan Tahta Suci Vatikan. Sebelum itu, Vatikan merupakan bagian dari papal states atau negara kepausan yang menguasai Eropa selama berabad-abad hingga tahun 1870. Saat Italia bersatu hingga terbentuk menjadi kerajaan Italia, Vatikan tak disentuh oleh Italia, kecuali beberapa propertinya disita seperti beberapa basilika dan Quirinal Palace yang dulunya menjadi kediaman Popes dijadikan sebagai istana kerajaan.
Karena luasnya cuma 49 hektar, hanya ada beberapa bangunan yang berada dalam teritori Vatikan, yaitu St.Peter’s Basilica, St.Peter’s Square, Sistine Chapel, Apostolic Palace, dan Vatican Museums. Selain itu, di negara yang ditinggali 825 orang saja juga memiliki beberapa properti di dalam wilayah Italia, yaitu basilika-basilika utama dan istana Paus di Castel Gandolfo, sebuah kota kecil di luar kota Roma yang viewnya kece banget berkat adanya danau Albano.
TRIP KE VATIKAN : HOW TO GET THERE

Kalau mau ngetrip ke Vatikan, first you have to be in Rome. Dari Paris, saya naik easyjet selama 2 jam menuju bandara Fiumicino di Roma. Setelah itu, lanjut naik airport bus menuju stasiun Termini. Karena trip ke Vatikan saya lakukan bersama teman yang tinggal di Roma, saya gak perlu naik transportasi umum, tinggal naik scooter aja. Tapi kalau kamu mau naik kendaraan umum selama trip ke Vatikan, kamu bisa naik metro line A turun di stasiun Ottaviano, atau naik bus 40 atau 64, ikutan hop on hop off bus, atau jalan kaki. Vatikan yang terletak di sebelah utara pusat kota Roma, bisa dicapai dengan jalan kaki selama 15-20 menit dari Piazza Navona, yang berada di pusat Roma. Sesampainya di area Vatikan, kamu tinggal jalan kaki menjelajah setiap sudut Vatikan. Gak perlu naik apapun lagi karena toh wilayahnya juga kecil.
TRIP KE VATIKAN : THINGS TO SEE & DO
- St. Peter’s Basilica

Trip ke Vatikan sudah jelas menjadi hal yang wajib dilakukan saat jalan-jalan ke Roma. Main sight di Vatikan tentunya adalah St. Peter’s Basilica yang sangat menawan dan mewah. Saya aja menghabiskan waktu 1 jam di alun-alun (St.Peter’s Square) demi menyerap keindahan gereja yang mirip istana ini (selain karena mesti antre..).
St.Peter’s Basilica merupakan salah satu gereja terbesar di dunia sekaligus salah satu yang paling suci dalam Kristen. Disinilah Pope memimpin banyak liturgi sepanjang tahun. Basilika bergaya renaissance dan baroque ini juga terkenal berkat banyaknya seniman ternama dunia yang berkontribusi dalam membangun dan memperindah basilika. Sebut saja Michelangelo, Raphael, dan Gian Lorenzo Bernini.
Basilica di San Pietro dibangun pada tahun 1506 setelah basilika yang sebelumnya dirubuhkan. Pembangunan selesai pada tahun 1626. Basilika ini dinamakan mengikuti nama salah satu dari 12 murid Jesus yang bernama Saint Peter. Saint Peter yang merupakan salah satu penemu gereja Katolik dikubur di dalam basilika setelah sebelumnya dieksekusi di Roma. Bernini kemudian membuat St.Peter’s Baldachin, yaitu sebuah kanopi bergaya baroque yang terbuat dari perunggu yang ditempatkan tepat di bawah kubah basilika untuk menandai lokasi makam Saint Peter yang berada di bawahnya.
Karya seni lainnya yang patut dilihat di dalam basilika, whether you are a Catholic or not, diantaranya adalah The Pieta, sebuah patung karya Michelangelo, dan patung Saint Peter di atas tahta. Jangan lewatkan pula untuk melihat view Vatikan dan kota Roma dari atas kubah St.Peter’s Basilica saat trip ke Vatikan. Kubah basilka sendiri terlihat sangat mengagumkan, baik sejak dilihat dari kejauhan atau dekat. Kemegahannya menjadikan kubah St.Peter’s Basilica dijadikan inspirasi bagi banyak bangunan dan gereja di belahan dunia lainnya seperti The Capitol di Washington DC, USA dan St.Paul’s Cathedral di London, UK.
St.Peter’s Basilica bisa dikunjungi secara gratis. Sementara itu untuk naik ke atas kubah, tiketnya 6 Euro (dengan mendaki 551 anak tangga) dan 8 Euro (naik lift lalu naik 320 anak tangga). Datanglah sebelum jam 9 pagi saat trip ke Vatikan untuk menghindari antrean panjang.
2. St.Peter’s Square

One of the most breath-taking squares in the world. Alun-alun St.Peter’s Basilica ini didesain oleh Bernini dengan dukungan Pope Alexander II pada 1656 – 1667. Disinilah events Vatikan digelar karena alun-alun mampu menampung lebih dari 300.000 orang.

Salah satu bagian paling menawan dari St.Peter’s Square adalah 284 tiang yang dibangun Bernini di sebelah kanan kiri basilika. Di atas tiang-tiang dipajang 140 patung para santo hasil karya para murid Bernini. Sementara itu, di bagian tengah alun-alun berdiri Obelisk, yang dibawa langsung ke Roma dari Mesir pada tahun 1586. Di dekatnya ada 2 air mancur karya Bernini dan Carlo Maderno.
St.Peter’s Square bisa dikunjungi secara cuma-cuma.
3. Sistine Chapel

Disinilah Michelangelo’s masterpiece, The Creation of Adam dan The Last Judgement berada. Sistine Chapel sering disebut sebagai the greatest treasures of Vatican City and Rome you must see at least once in your lifetime. Bukan karena arsitekturnya, melainkan karena keindahan dekorasinya. Tembok dan langit-langit Sistine Chapel dipenuhi dengan frescoes (lukisan dinding). Khusus untuk langit-langit dan kubah dilukis oleh sang maestro Michelangelo. Ia memerlukan waktu 4 tahun sendiri untuk melukis kubah.

Sumber : google.com
The Creation of Adam yang legendaris bisa dilihat di bagian tengah kubah. Fresco ini mewakili kitab kejadian dimana Tuhan memberikan kehidupan ke Nabi Adam. Sedang The Last Judgement bisa ditemukan di atas high altar. Fresco ini mewakili the Apocalypse of St. John.
Untuk mengunjungi Sistine Chapel saat trip ke Vatikan, kamu perlu masuk ke dalam Vatican Museums dulu. Tiketnya 16 Euro/ orang. Untuk menghemat budget, kamu bisa datang pada hari Minggu terakhir setiap bulannya dimana tiket masuknya free.
4. Vatican Museums

Salah satu museum terbesar di dunia dan merupakan one of the most-popular attractions in Rome. Vaticans Museums dikunjungi sekitar 6 juta orang setiap tahunnya, salah satu alasannya karena banyak yang ingin mengunjungi Sistine Chapel demi melihat masterpiece-nya Michelangelo. Untuk mengunjungi Sistine Chapel memang pintu masuknya melalui Vatican Museums.
Daya tarik Vatican Museums terletak pada koleksi art dan artefak bersejarah yang sangat lengkap. Saat trip ke Vatikan, disini kamu bisa menemukan patung dan sarkofagus dari Mesir, karya seni asal Yunani, hingga karya seni dari Tibet dan Indonesia. Saking besarnya Vatican Museums, kamu gak akan bisa melihat semua koleksinya dalam satu hari. Karena itu sebaiknya pilih aja beberapa koleksi museum yang emang diminati. Vatican Museums terbagi menjadi banyak museum bertema diantaranya Pio-Clementino Museum, Egyptian Museum, Etruscan Museum, Etnological Missionary Museum, Raphael Rooms, Borgia Apartment, Pinoteca, dan lainnya.

Karena sangat popular, sudah pasti Vatican Museums selalu penuh dengan turis. Datanglah di pagi hari atau jam 1 siang saat weekdays. Kalau ingin menikmati Vatican Museums tanpa berdesak-desakan, hindari berkunjung saat weekends, Holy Week, atau hari minggu terakhir setiap bulannya dimana hari itu bebas tiket masuk tapi juga berarti penuh dengan pengunjung.
Tiket Vatican Museums 16 Euro (sudah termasuk akses ke Sistine Chapel). Belilah tiket secara online untuk menghindari antrean. Selain itu, kamu juga bisa ikut guided tour untuk skip the line. Beberapa paket tur yang included with akses ke Vatican Gardens atau Castel Gandolfo juga tersedia.
Vatican is the first attraction I visited in Rome and its one of the reason why I like Rome very much. Too bad emang saya cuma sempat menikmati setiap detail artworks selama beberapa jam saja saat trip ke Vatikan. Dan sayangnya situasi sekarang sedang gak memungkinkan banget buat traveling. Sambil nunggu kesempatan trip ke Vatikan dan jalan-jalan ke Italia lagi, let’s rewatching Angel and Demonds on Netflix.
Curious about my adventures in Europe and America ?. You can click the following links to see my traveling videos that have aired on Net TV :
- Desa Hallstatt, Desa dengan Arsitektur Klasik di Pinggir Danau
- Imutnya Park Guell, Dunia Fantasi Ala Gaudi di Barcelona
- Ada Turki Mini di Bosnia Herzegovina
- Nyobain Makanan Khas Bosnia, Kaya Rasa dan Pasti Halal
- The Bean, Seni Kontemporer yang Ada di Film – film Hollywood
Want to help support my travel? Help me to visit 50 more countries and write more travel stories & guides by donating here
Watch & subscribe to my daily vlog in America at my YouTube channel : Dada Kimura