
Since I always have a thing for seaside cities, when Maya suggested visiting Kobe, a port city in the western part of Japan, I immediately said yes. Despite more famous for its Kobe beef, Kobe has many to offer other than food. The port city has a unique blend between Japanese culture, European architectures and Chinese vibe due to its history as one of the first cities in Japan opened itself to foreign trades.

Apa yang pertama melintas di benak kamu kalau ngedenger kata Kobe?. Biasanya, kebanyakan orang akan mengasosiasikannya dengan Kobe beef yang memang menjadi produk unggulan kota di Jepang bagian barat atau Kansai region. Belum lupa almarhum Kobe Bryant kan?. Legenda NBA ini bahkan diberi nama depan Kobe yang diambil dari nama sebuah restoran di Amerika yaitu Kobe Steak House. Hal ini karena ortunya impressed banget dengan kualitas dan rasa daging sapi yang disajikan. Wah ampe segitunya ya..Rasanya jadi pengen jalan-jalan ke Kobe demi nyicipin Kobe beef juga kan?.
Selain karena namanya yang melambung berkat Kobe beef, alasan lainnya kenapa saya mau jalan-jalan ke Kobe setelah menghabiskan 4 hari di Kyoto adalah karena saya emang demen sama seaside cities. Di negara-negara maju, kota yang berada di tepi laut serta port cities biasanya tata kotanya apik dan viewnya cantik karena ada lautnya, juga dihiasi banyak yacht dan kapal. Tengok aja Nice dan Antibes di Prancis yang saya kunjungin pada musim gugur 2018; Monte Carlo, Monaco; serta Yokohama, Jepang yang juga saya datengin dalam trip ini.

Karena lumayan capek navigating myself selama jalan-jalan ke Tokyo dan Kyoto, selama jalan-jalan ke Kobe saya serahin urusan itinerary dan transportasi ke Maya, temen lama yang kini sedang tinggal di Jepang. Kobe menjadi kota ketiga reuni kita berdua setelah 2 tahun gak ketemu. Selain bersama Maya, saya jalan-jalan ke Kobe bersama 1 temen baru yang tinggal di Korea Selatan, Marcel. Karena saya terbiasa ngurus semuanya sendiri, sekali travel bareng temen dimana saya tinggal ngikut aja rasanya jadi gampang dan asyik banget karena gak perlu mikir haha. Saya merasa relaxed banget dan bisa enjoying liburan di Kobe.
JALAN-JALAN KE KOBE : KENAPA MILIH LIBURAN KE KOBE ?

Kamu pecinta nature dan kepingin lihat alam saat liburan?. Atau kamu seorang foodie yang selalu pengen nyicip specialty food dari suatu tempat ?. Atau kamu tipe traveler seperti saya, yang (kadang-kadang) pengen slowing down saat lagi liburan demi enjoying suasana, city views, shopping, dan having a good time bersama teman di restoran dan bar?. Apapun pilihan kamu, Kobe punya semuanya, meski kota ini masih underrated kalau dibandingkan dengan Osaka dan Kyoto.
Kobe adalah ibukota perfektur Hyogo yang juga termasuk salah 1 kota terbesar di Jepang. Kota Kobe dihuni oleh sekitar 1,5 juta penduduk. Kobe merupakan salah satu kota pertama di Jepang yang membuka pintu to foreign trade pada tahun 1868 setelah Restorasi Meiji bersama kota-kota pelabuhan lainnya seperti Yokohama, Nagasaki, Hakodate, dan Niigata. Sebelumnya, Jepang menutup diri selama lebih dari 200 tahun.

Makanya di Kobe ada sebuah distrik bernama Kitano yang gaya bangunannya bernuansa Eropa karena disinilah para traders dan perwakilan negara-negara asing tinggal di Kobe. Kobe juga memiliki Chinatown, salah satu dari 3 Chinatown di Jepang selain di Yokohama dan Nagasaki. Dari sisi landskap, Kobe dianggap sebagai salah satu kota yang paling menarik di Jepang karena lokasinya yang diapit oleh gunung dan lautan. Gunung Rokko yang menjulang di belakang kota Kobe menyajikan view kota yang stunning saat dilihat dari puncak gunung, sementara view lautannya tak kalah menakjubkan saat dipandang dari Kobe port. Kamu juga bisa berlayar dengan cruise di lautan sambil mengagumi keindahan kota Kobe atau nongkrong di Starbuck di tepi laut saat jalan-jalan ke Kobe. Kamu yang hobi trekking bisa lho trekking ke gunung dan melihat beberapa air terjun yang berada tak jauh dari pusat kota. Demen minum sake?. Jangan lupa kunjungi salah satu sake brewery di Kobe karena distrik Nada di Kobe terkenal sebagai producer sake unggulan di Jepang.
Kobe sempat hancur lebur karena gempa bumi Hanshin-Awaji pada tahun 1995 dimana lebih dari 6.000 orang meninggal dunia. Tapi seluruh bagian kota telah berhasil dibangun ulang.
JALAN-JALAN KE KOBE : HOW TO GET THERE

Sebelum mulai jalan-jalan ke Kobe, saya, Maya, dan Marcel mesti pindah dulu ke penginapan yang udah kita booked di Kobe. Dari Namba station di Osaka kita naik kereta lokal ke Umeda station lalu ganti dengan shinkansen tokaido tujuan Sannomiya station di Kobe. Perjalanan dari Osaka ke Kobe memakan waktu 1 jam. 7 days JR Pass sudah saya beli sebelum berangkat liburan disini.
Selain dari Osaka, Kobe juga bisa dicapai dari Kyoto dengan naik shinkansen selama 1,5 jam. Sedangkan dari Tokyo ke Kobe memakan waktu 2 jam 40 menit dengan shinkansen nozomi. Selain dengan bullet train, kamu juga bisa jalan-jalan ke Kobe dari Tokyo dengan menggunakan pesawat terbang. Kobe Airport berada di sebuah pulau buatan yang berjarak 8 km di sebelah selatan Sannomiya station.
JALAN-JALAN KE KOBE : GETTING AROUND

I am a big fan of walking, jadi selama jalan-jalan ke Kobe saya seringnya jalan kaki, baik dari penginapan menuju ke Ikuta shrine, ke Kitano, sampai ke Kobe port yang memakan waktu 40 menit dari ropeway station. Tapi selain jalan kaki, kamu bisa naik bus, subway, dan cable car untuk menjelajahi Kobe.
Cara paling convenient to get around Kobe adalah dengan naik bus, karena kereta api tidak menjangkau semua bagian kota. Kamu bisa beli a one-day bus pass seharga 660 yen. Dengan pass ini kamu bisa naik bus sepuasnya di Kobe selama 1 hari. Kalau kamu ingin sekalian mengeksplor Kyoto dan Osaka setelah jalan-jalan ke Kobe, kamu bisa mempertimbangkan untuk menggunakan Hankyu Tourist Pass. Dengan pass ini, kamu bisa jalan-jalan ke Kobe, Kyoto, dan Osaka serta ke beberapa kota lainnya di Kansai region dengan menggunakan kereta Hankyu. Pass untuk 1 hari harganya 800 yen, sementara pass untuk 2 hari harganya 1400 yen. Pass bisa dibeli di Kansai International Airport dan Hankyu Tourist Centre di Kyoto. Selain 2 pass diatas, kamu juga bisa keliling Kobe dengan menggunakan kartu Suica atau Pasmo.

Topografi kota Kobe yang berbukit-bukit juga menjadikan cable car sebagai salah satu moda transportasi untuk keliling Kobe. Kamu bisa naik cable car untuk menuju ke beberapa destinasi selama jalan-jalan ke Kobe. Kalau mau ke Nunobiki Herb Gardens atau Nunobiki hiking trails, kamu bisa naik Shin-Kobe ropeway dari Shin-Kobe station. Cable car juga diperlukan untuk menuju ke puncak gunung Maya, gunung Rokko, dan Arima onsen. Untuk menuju ke cable car stops, kamu bisa naik bus dari pusat kota Kobe.
JALAN-JALAN KE KOBE : WHERE TO STAY

Saat jalan-jalan ke Kobe, saya nginep di airbnb yang berada tak jauh dari Sannomiya station. Maya yang nemuin penginapan ini. Just like Kyle, she has a unique skill to find nice hotels & restaurants hahaha. Saya suka banget dengan airbnb ini karena eksterior dan interiornya yang Amerika banget. Jadi berasa balik ke US lagi deh..

Yang unik dari airbnb ini adalah kita gak pernah ketemu sama sekali dengan host maupun employees dari penginapannya. Semua komunikasi dilakukan lewat e-mail. House manual dikirim ke e-mail saya setelah menyelesaikan reservasi. Sementara passcode untuk masuk ke rumah dikirim 48 jam sebelum kedatangan. Karena baru pertama kali nginep di penginapan secanggih ini, kita perlu waktu beberapa saat buat nemuin passcode dan memasukkan passcode yang benar buat ngebuka pintu depan rumah. Selain self-check-in, karena gak ada pegawai, tamu juga mesti mau self-service, misalnya pas check out, sprei, selimut, dan handuk mesti ditaruh di keranjang dan dibawa ke tempat khusus barang kotor.

Meski lokasinya agak nyempil dan kita cuma nginep 1 malam, tapi saya impressed banget sama propertinya. Guesthouse Kobe Sannomiya Dormitory well-equipped dan kamarnya well-decorated dengan interior yang didominasi warna hijau pastel dan putih yang cute dan stylish. Suka banget deh dengan rumah kayu ala American countryside yang canggih ini. Kamar yang kita tempati terdiri dari 4 tempat tidur susun. Seperti lazimnya penginapan di Jepang, they put more attention to details to make every guest feel more comfortable, seperti adanya kotak khusus buat naruh sepatu untuk setiap tamu dan amenities di kamar mandi. Seperti layaknya rumah, airbnb ini dilengkapi juga dengan mesin cuci koin, dryer, dan dapur. Harga airbnb ini $14/ orang/ malam dan hanya dikhususkan untuk cewek. Kamu tertarik buat nginep disini saat jalan-jalan ke Kobe?. Sign up dulu disini untuk mendapatkan $31 off saat booking.
JALAN-JALAN KE KOBE : THINGS TO SEE & DO
From culture, nature, city life, and food, Kobe has many to offer to every visitors. Tapi yang paling penting buat saya, Kobe gak secrowded major tourism cities lainnya di Jepang.
- Enjoy Kobe Beef

Banyak turis yang sengaja jalan-jalan ke Kobe demi mencicipi Kobe beef karena inilah produk unggulan kota Kobe yang telah mendunia. Kobe beef terkenal berkat dagingnya yang lembut dan beraroma yang dilapisi dengan lemak. Hmm pokoknya dagingnya melts in your mouth deh.. Kobe beef dihasilkan dari sapi ras Tajima yang lahir, diternakkan, serta disembelih di perfektur Hyogo. Karena merupakan merek dagang yang kualitasnya dijaga ketat, kabarnya kualitas Kobe beef benar-benar dijaga. Untuk memastikan daging sapinya memenuhi standar kualitas, setelah disembelih, daging sapi mesti lolos serangkaian tes, dan hanya daging dengan kualitas tertinggi dengan tingkat lemak yang sangat tinggi yang memperoleh label Kobe beef.

Kobe beef biasa disajikan sebagai steaks, sukiyaki, shabu-shabu, atau teppanyaki. Harganya bervariasi tergantung restoran yang kamu datengin, tapi berkisar beberapa ribu yen per 100 gr Kobe beef. Siapin kocek 8.000 yen hingga 30.000 yen kalau kamu mau menikmati satu set menu atau full meal Kobe beef.
Note : Selain Kobe beef, di Jepang sebenarnya juga ada beberapa jenis wagyu lainnya yang sama atau bahkan lebih populer di antara Japanese foodie seperti Matsuzaka dan Yonezawa beef.
2. Shin-Kobe Ropeway

Salah satu experience yang paling memorable saat jalan-jalan ke Kobe. Dengan naik kereta gantung Shin-Kobe saya bisa menikmati view kota Kobe, gunung Rokko, dan lautan yang memukau. Shin-Kobe ropeway berangkat menuju gunung Rokko dari stasiun ropeway yang terletak sangat dekat dengan Shin-Kobe station, stasiun shinkansen-nya kota Kobe. Begitu kereta gantung meluncur dari stasiun, saya langsung merasa kagum karena skycrapers Kobe yang moderen langsung berganti dengan view hutan hijau yang lebat hanya dalam hitungan menit. Dalam perjalanan menuju gunung Rokko, Shin-Kobe ropeway melewati Nunobiki waterfall, lalu naik ke middle station dan top station. Penumpang bisa memilih mau turun di salah satu stasiun. Middle station adalah lower entrance of Nunobiki Herb Gardens, sedang top station merupakan upper entrance-nya.
Karena gak mau rugi tiket, saya memilih turun di top station. Dari sini, view Kobe dan lautan di kejauhan tampak fascinating.

Selanjutnya, saya jalan-jalan ke Nunobiki Herb Gardens, yaitu salah satu taman tanaman obat terbesar di Jepang yang memiliki koleksi ratusan jenis tanaman obat dan bunga musiman.

Saya berkunjung ke Nunobiki Herb Gardens disaat musim dingin, jadi banyak tanaman dan pohon disana yang udah gundul. Kalau kesana saat autumn atau spring mestinya pemandangannya akan jadi cantik banget. Meski begitu, suasana tenang dan udara segar di taman ini aja udah sukses bikin saya happy. Selain taman, Nunobiki Herb Gardens dilengkapi dengan glass houses, juga restoran, kafe dan toko suvenir yang menjual sabun herbal yang berada di dalam rumah bergaya Eropa klasik. Ada pula Rose Symphony Garden, dimana pengunjung bisa menikmati berbagai varian bunga mawar sambil ngedengerin musik.

Kurang tertarik naik kereta gantung?. Kamu juga bisa lho naik ke atas dengan hiking. Nunobiki waterfall bisa dicapai dengan mendaki selama 15-20 menit, sedangkan middle station bisa dicapai dengan hiking lagi selama 20 menit. Setelah sampai di top station, jalur pendakian mengarah ke gunung Maya, salah satu puncak dari gunung Rokko.

Tiket : 1500 yen (kereta gantung PP dan termasuk tiket masuk ke Nunobiki Herb Gardens); 200 yen (tiket masuk ke Nunobiki Herb Gardens saja)
3. Meriken Park

A nice waterfront park yang berada di area Kobe port. Park ini memperoleh namanya dari saat Amerika Serikat berlabuh di Kobe dan langsung mendirikan konsulat AS dari tempat ini. Meriken Park merupakan salah satu spot ikonik di kota Kobe dengan hadirnya Kobe Port Tower yang berwarna merah dan Kobe Maritime Museum yang bentuknya seperti layar kapal baja berwarna putih. Selain itu ada pula beberapa art installations seperti Be Kobe yang selalu ramai dengan turis yang antre mau ambil foto selfie, air mancur, dan Starbuck yang jadi tempat nongkrong favorit untuk menikmati view lautan serta menunggu sunset. Meski dulu sempat hancur karena gempa bumi Hanshin pada tahun 1995, tapi Merikan Park telah dibangun ulang dan kini menjadi spot favorit warga Kobe dan turis untuk menikmati night view of Kobe.

Kalau kamu punya waktu lebih, jangan lewatkan mengunjungi Kobe Maritime Museum di Meriken Park saat jalan-jalan ke Kobe. Di dalam bangunan dengan sail-like architecture ini kamu bisa mempelajari sejarah pelabuhan Kobe. Di bagian gedung lainnya ada Kawasaki Good Times World, sebuah corporate museum dari perusahaan Kawasaki yang dikenal sebagai produsen shinkansen, motor, helikopter, dan pesawat jet. Sementara itu Kobe Port Tower, menara baja ikonik berwarna merah, merupakan observation deck kota Kobe setinggi 108 meter.
Tiket : 1000 yen (Kobe Maritime Museum, Kawasaki Good Times World & Kobe Port Tower)

Di dekat Meriken Park, ada Kobe Harborland, sebuah shopping & entertainment district dengan banyak pilihan restoran, kafe, mal dan hiburan lainnya. Disini pengunjung bisa menikmati suasana romantis Kobe’s waterfront dari restoran di pinggir lautan, berendam di onsen, atau menikmati night view kota Kobe dari atas ferris wheels.
4. Ikuta Shrine

Saya berkesempatan untuk melihat langsung perayaan tahun baru 2020 di Ikuta shrine saat jalan-jalan ke Kobe. Suasananya gimana? Yang pasti meriah banget. Warga Kobe berduyun-duyun untuk sembahyang tahun baru. Para pendeta Shinto (kannushi/ shinshoku) yang berpakaian tradisional terlihat sibuk menjalankan prosesi upacara. Di halaman kuil ada beberapa booth yang menjual ramalan (omikuji). Setelah puas keliling kuil, saya pun sempat mencicipi jajanan di pasar tahun baru yang buka di depan kuil. What a priceless experience!

Kuil Shinto yang berjarak hanya 10 menit dari stasiun Sannomiya di pusat kota Kobe ini telah berumur lebih dari 1800 tahun. Ikuta shrine dibangun untuk memuliakan dewi Wakahirume-no-Mikoto, simbol kekuatan cinta dan relationships. Meski berada di tengah kota, di belakang kuil ada sebuah hutan kecil yang sejuk dan tranquil.
5. Nankinmachi (Kobe Chinatown)

Salah satu dari 3 Chinatown di Jepang selain di Yokohama dan Nagasaki. Nankinmachi merupakan pusatnya Chinese community di Kansai region. Kawasan ini dikembangkan oleh para pedagang Chinese yang tinggal di dekat Kobe port setelah pelabuhan Kobe dibuka untuk foreign traders pada tahun 1868. Seperti halnya Chinatown lainnya di seluruh dunia, di Nankimachi kamu bisa menemukan aneka jajanan dan Chinese food, yang kebanyakan telah di-Japanized agar sesuai dengan selera warga setempat, toko-toko, kios, serta restoran. Jangan lupa mampir kesini saat jalan-jalan ke Kobe ya! Lokasinya hanya berjarak 5 menit dari Meriken Park.
6. Kitano-cho

Sebuah distrik di kaki gunung Rokko yang pada abad ke-19 menjadi area tempat tinggal para pedagang dan diplomat dari negara-negara barat setelah Kobe membuka diri kepada dunia. Rumah-rumah di Kitano dibangun dengan gaya Eropa, memberi nuansa klasik Eropa di tengah kota Kobe yang moderen. Bekas mansion-mansion disini disebut sebagai ijinkan dan kini dibuka untuk umum sebagai museum. Selain bisa menikmati suasana Eropa tempo dulu di Kitano-cho, kamu juga bisa mengunjungi rumah-rumah klasik Eropa ini, juga nongkrong di beberapa kafe dan restoran disekitar.
Tiket : 550 – 750 yen/ rumah.

Saat exploring Kitano-cho, saya sempet juga mampir ke Kobe Mosque atau Kobe Masjid. Masjid Kobe adalah masjid pertama di Jepang yang dibangun pada tahun 1935. Karena struktur bangunannya yang kuat, masjid ini selamat dari serangan udara pada perang dunia kedua pada tahun 1945 serta bertahan dari gempa bumi Hanshin tahun 1995. Saat kita mampir kesana, masjid berminaret dua ini sedang direnovasi tapi untungnya kita dibolehkan masuk.
7. Arima Onsen

Karena keterbatasan waktu, saya gak sempat mampir ke Arima onsen saat jalan-jalan ke Kobe. Coba sempet kesini, pasti pengalaman ke Kobe jadi lebih memorable!. Tapi kalau bisa kesana lagi saya pasti visit kesini, secara saya suka banget berendam dan Arima onsen adalah salah satu hot spring resorts tertua di Jepang dengan sejarah lebih dari 1000 tahun. Kota onsen ini berada dalam batas kota Kobe, tepatnya di gunung Rokko. Lokasinya yang berada tak jauh dari Osaka dan Kyoto juga menjadikan Arima onsen sebagai destinasi one day trip atau weekend gateway favorit.
Sumber air panas di Arima onsen terdiri dari 2 jenis, yaitu kinsen (gold water) yang berwarna cokelat. Endapan besi yang dikandung kinsen dipercaya baik untuk penyakit kulit dan nyeri otot; sementara itu ginsen (silver water) yang berwarna bening mengandung radium dan karbonat dan dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit otot dan sendi. Pengunjung bisa berendam di onsen yang terdapat di berbagai public bath houses dan ryokan yang tersebar di Arima onsen. Beberapa ryokan kabarnya juga membolehkan pengunjung untuk berendam tanpa harus menginap. Arima onsen bisa dicapai dari Kobe dengan naik subway, direct bus, atau cable car; atau dengan direct bus dari Kyoto atau Osaka.
Tiket ke onsen : mulai dari 500 – 2500 yen
8. Visit Nada Sake District

Distrik Nada di Kobe adalah daerah penghasil sake top di Jepang. Di distrik ini ada banyak sake breweries yang beberapa diantaranya membuka toko dan museum seperti Hakutsuru Sake Brewery Museum. Pengunjung diajak untuk melihat proses pembuatan sake serta sake tasting. Sake buatan distrik Nada terkenal karena distrik ini memiliki akses ke beras berkualitas tinggi, air bersih dari gunung Rokko, serta cuaca yang menguntungkan. Kamu kepingin mencicipi berbagai jenis sake?, jangan lewatkan untuk mengunjungi distrik Nada saat jalan-jalan ke Kobe!

Selain destinasi di atas, kalau punya waktu lebih saat jalan-jalan ke Kobe, kamu juga bisa keliling Sorakuen garden, menikmati panoramic views Kobe dan Osaka dari observatory deck di gunung Rokko, serta mengunjungi jembatan gantung terpanjang di dunia Akashi Kaikyo Bridge yang panjangnya mencapai hampir 4 km. Jalan-jalan ke Kobe selama 2 hari lumayan pleasant buat saya. Kota ini menawarkan banyak hal dan gak secrowded Osaka dan Kyoto, jadi bikin saya merasa lebih rileks.
Curious about my adventures in Europe and America ?. You can click the following links to see my traveling videos that have aired on Net TV :
- Desa Hallstatt, Desa dengan Arsitektur Klasik di Pinggir Danau
- Imutnya Park Guell, Dunia Fantasi Ala Gaudi di Barcelona
- Ada Turki Mini di Bosnia Herzegovina
- Nyobain Makanan Khas Bosnia, Kaya Rasa dan Pasti Halal
- The Bean, Seni Kontemporer yang Ada di Film – film Hollywood
Want to help support my travel? Help me to visit 50 more countries and write more travel stories & guides by donating here
Watch & subscribe to my daily vlog in America at my YouTube channel : Dada Kimura
Pingback: Jalan-Jalan ke Osaka, Jepang : Having Fun Tapi Juga Kena Sial di Food Capital of Japan – The Island Girl Adventures
Pingback: Rekomendasi Hotel di Jepang – The Island Girl Adventures