
Musim semi di Prancis tahun ini terasa lebih dingin. Bahkan di Prancis Selatan yang terkenal sunny dan hangat, hawanya juga lumayan dingin, hampir selalu di bawah 15 derajat Celcius, hujan pun kadang turun. Beda dengan 2 tahun lalu dimana Prancis terasa lebih hangat dan sunny. Pas lagi pengen menikmati hangatnya mentari bak di Bali tapi sekaligus menjelajah kota besar yang charming seperti Paris, tiba-tiba muncullah ide. Kenapa gak sekalian aja traveling ke Marseille, Prancis ya? Mumpung saya sedang tinggal di Montelimar yang jaraknya cuma 2,5 jam aja dari kota terbesar kedua di Prancis itu.
Marseille, Prancis. Kota Cosmopolitan Seperti Paris Juga Dekat dengan Lautan

Alasan kedua kenapa saya pengen liburan ke Marseille, Prancis sebenernya karena pengen banget ke region Provence-Alpes-Côte d’Azur. One of my bucket lists in France is pergi ke Provence demi melihat padang bunga lavender dan piknik disana. Cuma sayangnya lavender mekar di musim panas, di musim semi belum ada yang mekar hiks. Nah Marseille berada di region Provence-Alpes-Côte d’Azur ini. Jadi itung-itung our trip to Marseille is the first step to explore Provence…

Sebelum memulai perjalanan ke Marseille, saya gak banyak tahu tentang Marseille kecuali kota di tepi lautan Mediterania ini adalah kota terbesar kedua di Prancis setelah Paris dan memiliki klub sepakbola yang lumayan terkenal yaitu Olympique de Marseille. Setelah menjejakkan kaki di Marseille saya jadi takjub karena banyak bagian dari Marseille yang terlihat seindah Paris. Marseille is full of history, culture, and charm. Saya terutama impressed banget dengan arsitektur di Marseille yang semegah di Paris, sedangkan view lautan dan old port-nya breathtaking, mengingatkan saya akan Nice, dan suasananya yang relaxed dimana warga lokal dan turis lalu lalang dengan memakai t-shirt dan baju berwarna-warni terlihat seperti di Bali.

Bagian kota Marseille yang pertama kita tuju begitu keluar dari stasiun Marseille Saint-Charles adalah Le Vieux Port atau old port. Pelabuhan utama Marseille, Prancis yang berhiaskan jejeran yacht ini gak cuma jadi main attraction para turis karena sejak masa lampau telah memegang peranan penting. Di titik ini pada abad ke-6 Sebelum Masehi bangsa Yunani Kuno meletakkan pondasi kota, menjadikan Marseille sebagai kota tertua di Prancis. Sejak itu, tempat ini menjadi pintu gerbang bagi para pedagang, petualang, dan penakluk dari seluruh dunia. Vieux Port kemudian berkembang menjadi pusat perdagangan Marseille. Pada abad ke-19, Marseille menjadi kota dagang dan industri yang makmur karena mengalami ledakan komersial yang cukup besar selama masa kolonial. Letak Marseille, Prancis yang terbuka ke laut Mediterania juga menjadikannya kota kosmopolitan yang ditandai dengan pertukaran budaya dan ekonomi dengan Eropa Selatan, Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia. Hingga kini, Marseille menjadi pusat utama komunitas imigran dari bekas jajahan Prancis di Afrika, seperti Aljazair. Jadi jangan heran kalau kamu jalan-jalan ke Marseille, Prancis, kamu akan melihat banyak orang Arab disana, terutama di area sekitar Vieux Port.
Pada masa Perang Dunia II, Marseille, Prancis diduduki oleh Jerman pada bulan November 1942 dan sempat menderita kerusakan parah. Tapi tentunya kerusakan di kota Marseille, Prancis telah direstorasi dan dibangun ulang.
How to Get to Marseille, Prancis?

Dari kota Montelimar, kita naik kereta selama kurang lebih 2,5 jam menuju Marseille. Tiketnya beli di SNCF Connect seharga 143,20 Euro untuk 3 orang PP. Saya dan suami bayar penuh, sedang baby masih free tapi gak dapet tempat duduk (harus dipangku orang tua). Tiket sekali jalan per orangnya 35,8 Euro. Selain naik kereta, traveling ke Marseille, Prancis juga bisa dilakukan dengan naik mobil. Tapi kita prefer naik kereta karena anak saya gak betah kalau duduk di baby car seat, bawaannya mau nangis terus. Sedang kalau di kereta dia bisa duduk tenang.
Untuk berpindah-pindah saat di dalam kota Marseille, kita gak banyak menggunakan metro (kereta bawah tanah), bus atau pun tram karena kita hampir selalu jalan kaki, kecuali pas mau ke Parc Longchamp kita mutusin naik metro. Itu pun karena kondisi kaki kita udah gempor setelah naik turun bukit sejak pagi hehe…Tiket sekali naik metro di Marseille, Prancis tarifnya 1,70 Euro dan bisa dibeli di mesin tiket di stasiun metro. Metro beroperasi dari jam 5 pagi hingga tengah malam.
Where to Stay in Marseille, Prancis?

Karena banyak tempat wisata di Marseille, Prancis yang berada di sekitar Vieux Port, kita mutusin untuk stay di hotel yang gak jauh dari situ. Setelah nyari di booking.com, saya milih Staycity Aparthotels Marseille Centre Vieux Port karena aparthotel ini punya rating yang bagus dan lokasinya hanya berjarak 15 menit jalan kaki ke pelabuhan.



Selain lokasinya yang strategis, yang saya suka dari Staycity kamarnya berkonsep apartemen, yang mana terdiri dari dapur, living room, kamar tidur, toilet, dan kamar mandi. Ukurannya termasuk gede untuk standar di Eropa, yaitu 35 m2. Kalau dibandingkan dengan hotel di ibukota Prancis beda banget jauhnya hehe (bakal saya bahas di artikel khusus tentang hotel di Prancis next time).
Yang paling bikin kita betah disini sebenarnya adalah stafnya yang ramah dan baik hati. Gimana enggak, karena sebenarnya kita booked Studio Apartment yang berukuran 28 m2, tapi sama resepsionis di-upgraded ke One-Bedroom Apartment yang jauh lebih lega (35 m2). Kamar tidurnya terpisah dengan living room yang juga lumayan lega, dan ada meja makan sendiri. Selain itu kamar mandinya menggunakan bathub, bukan shower, dan kalau mau masak kitchen appliancesnya lumayan lengkap, termasuk ada coffee machine juga. Worth every penny banget deh pokoknya!
Untuk kamu yang akan jalan-jalan ke Marseille, Prancis bersama baby atau anak dan berencana bawa stroller, saya rekomendasikan hotel ini juga karena mereka punya lift yang gede, muat untuk beberapa orang dan stroller. Jarang lho ada lift di hotel dan apartemen di Prancis yang berukuran gede. Biasanya hanya muat 1 orang dan koper.
Rate hotel ini per malamnya adalah 187,59 Euro.
Things to See & Do in Marseille, Prancis
- Vieux Port

This place is stunning, wajib jadi tempat pertama yang dikunjungi selama liburan di Marseille, Prancis. Gak cuma menikmati view pelabuhan dan lautan Mediterania di depan mata langsung, di pelabuhan pertama Prancis ini kamu bisa ngopi-ngopi cantik di salah satu kafe, bar, atau restoran yang berjejer di sepanjang pelabuhan, belanja produk Marseille yang paling terkenal, Savon de Marseille, yaitu sabun batangan khas Marseille yang memiliki beragam aroma seperti lavender dan olive, juga mencicipi kuliner khas Marseille yang mendunia, bouillabaisse, yaitu sup ikan yang dimasak dengan tomat.

Vieux Port mulai melabuhi kapal-kapal pada tahun 600 SM, dan merupakan pusat kota yang ramai hingga kapal uap menjadi moda transportasi pilihan dan Vieux Port pun dianggap terlalu dangkal. Pada Perang Dunia II Jerman mengebom pelabuhan, dan pelabuhan tersebut dibiarkan rusak hingga pertengahan tahun 1900-an ketika proyek revitalisasi dimulai untuk memulihkan Vieux Port. Saat ini, suasananya kembali seperti semula, dihiasi dengan sejumlah perahu layar yang terombang-ambing dan deretan restoran, bar, dan toko yang berada di tepi pantai.
Disini kamu bisa ikutan menyusuri Vieux Port dengan naik kapal ferry. Selain itu, kalau dateng kesini pagi-pagi kita juga bisa nyaksiin para nelayan menjual ikan segar hasil tangkapannya. Sayangnya saya kesana pas udah siang jadi gak sempet nemuin marketnya. Instead of, saya explored a historical monument yang berada tak jauh dari Vieux Port, yaitu Fort Saint-Jean.
2. Fort Saint-Jean

Lebih dari sekadar the best spot to take pictures of Vieux Port, Fort Saint-Jean adalah benteng yang dibangun Louis XIV pada tahun 1660 di pintu masuk Vieux Port. Uniknya benteng ini dibangun bukan untuk menghalau musuh tapi untuk menghadapi pemberontakan warga Marseille terhadap gubernur saat itu, ditandai dengan meriam yang mengarah ke arah kota, bukan ke arah lautan.

Sejak dibangun hingga masa moderen, Fort Saint-Jean memiliki peran penting dalam sejarah Prancis. Pada masa Revolusi Prancis, benteng ini dijadikan penjara. Pada masa Perang Dunia II, benteng diduduki pasukan Jerman. Dalam upaya pembebasan Marseille dari pendudukan Jerman, Fort Saint-Jean sempat mengalami kerusakan parah, tapi berhasil direstorasi setelah PDII usai. Kini, benteng ini menjadi bagian dari Museum of European and Mediterranean Civilisations (MuCEM) dan menjadi monumen bersejarah.

Untuk kesini gak perlu beli tiket alias gratis lho. Tapi sebaiknya kamu pakai sunscreen dulu ya karena mataharinya bisa menyengat dengan terik banget lho, meski view lautan Mediterania dan Vieux Port juga terlihat amazing.
3. Basilique Notre-Dame de la Garde

Adalah gereja ikonik yang berada di puncak bukit di seberang Vieux Port. Coba deh kamu lihat foto-foto Vieux Port diatas, pasti kelihatan sebuah menara lonceng yang bertengger di puncak bukit, dihiasi dengan patung Virgin Mary diatasnya. Begitu juga di foto-foto Fort Saint-Jean. Karena terlihat dari destinasi utama di Marseille, Prancis lainnya, membuat saya merasa penasaran dan wajib untuk menyambangi Basilique Notre-Dame de la Garde. Makanya di hari kedua, saya, suami dan Aimee hiking selama 35 menit (one way) untuk melihat penampakannya. Lumayan ngos-ngosan lho gaes, apalagi Adrien yang hiking dengan menggendong Aimee di dalam baby carrier. Tapi begitu sampai di pelataran Basilika, rasa capek kita terbayarkan dengan panorama kota Marseille dan Laut Mediterania yang marvelous.

Basilique Notre-Dame de la Garde (artinya Our Lady of The Guard) adalah Basilika Katolik yang dibangun pada tahun 1850an di atas pondasi benteng kuno Marseille. Menjadi simbol kota Marseille, gak heran kalau banyak banget turis yang rela hiking lalu antre panjang demi masuk ke dalam Basilika. Saya yakin sih dalemnya juga pasti stunning, karena kelihatan sebagian dari luar. Hanya aja, karena kita udah jalan kaki terlalu lama, kita ogah antre 20 menit lagi demi masuk ke Basilika. Biarpun gak masuk, panoramic views kota Marseille dan laut Mediterania dari puncak bukit bikin sesi hiking yang tough menjadi worth it. Bahkan banyak travelers yang mengakui bahwa mereka lebih impressed dengan view kota dan lautannya yang breathtaking.

Kalau kamu planning untuk kesini, pastikan bawa air mineral ya karena cuaca di Marseille, Prancis lumayan panas, dan hati-hati karena banyak pencopet.



4. Marseille Cathedral

Katedral Marseille kelihatan jelas saat kita berada di puncak Fort Saint-Jean, lokasinya juga deket banget dengan MuCEM, jadinya selesai mengexplored benteng kita langsung cuss kesini.
Katedral Marseille atau La Cathédrale de la Major atau yang sering disebut Marseillais sebagai La Major dibangun pada pertengahan hingga akhir abad ke-19. Gaya arsitektur Byzantium yang unik mencerminkan periode ketika pelabuhan Marseille merupakan “pintu gerbang ke timur”. Di dalamnya, kamu akan menemukan mosaik, patung, dan kapel samping. Katedral ini besar lho gaes, mampu menampung 3.000 orang.

Selain kagum dengan eksterior dan interiornya, hal yang saya suka dari Katedral Marseille adalah lokasinya yang berada dekat dengan lautan. Kita sempetin deh nongkrong di salah satu kafe di sekitarnya buat people watching dan menikmati view laut Mediterania.
Katedral Marseille buka setiap hari kecuali hari Selasa. Di musim panas, katedral buka dari jam 10 pagi hingga 7 malam; sedang di musim dingin buka dari jam 10 pagi sampai 6 sore.
5. Le Panier

Kawasan hipster yang berada di bukit di belakang Vieux Port dan dekat dengan Katedral Marseille ini memberikan kilasan akan kehidupan Marseille di masa lampau. Seru loh menyusuri gang-gang sempit berliku yang mengapit apartemen bertingkat yang berwarna-warni. Sebagian dinding berhiaskan grafiti, memberi kesan artsy akan kawasan ini. Di sepanjang Le Panier, kamu akan menemukan banyak chic kafe, restoran, butik, serta toko suvenir. Kalau kamu demen tempat dengan atmosfer yang seru dan muda, wajib kesini saat jalan-jalan ke Marseille, Prancis!
6. Palais Longchamp

Namanya sangat familiar ya karena sama dengan sebuah brand tas luxury yang beken di Indonesia.
Sebelum balik ke Montelimar, saya sempetin dulu untuk ke Palais Longchamp karena udah penasaran abis. Lokasinya gak begitu dekat dengan hotel makanya kita naik metro untuk kesini.

Palais Longchamp adalah sebuah monumen yang dibangun pada tahun 1839 untuk merayakan pembangunan Canal de Marseille, yang dibangun untuk mengalirkan air dari sungai Durance ke Marseille. Dirancang oleh arsitek Henri-Jacques Espérandieu, Palais Longchamp berpusat pada struktur dan air mancur rumit yang dikenal sebagai château d’eau (menara air).


Selain masuk ke château d’eau (menara air), kamu juga bisa mengunjungi Musée des beaux-arts (Museum Seni Rupa) dan Muséum d’histoire naturelle de Marseille (Museum Sejarah Alam Marseille) yang berada di dalamnya. Di belakangnya ada Parc Longchamp yang ramai dengan family di sore hari.

Saya cuma stayed di Marseille, Prancis selama 2 hari jadinya gak sempet ke beberapa attractions menarik seperti Abbaye Saint Victor, sebuah gereja Katolik yang stunning dan bersejarah, Parc National des Calanques (Taman Nasional Calanques), dan Château d’If, sebuah benteng di pulau yang dulu digunakan sebagai penjara, mirip dengan Alcatraz di San Fransisco. Padahal sebenernya saya tertarik banget tuh ke Parc National des Calanques demi ngelihat langsung tebing kapur bergerigi yang jatuh ke secret pebble beaches yang dikelilingi perairan biru laut di Laut Mediterania. Well, I save it for next visit to Marseille.

Dari Palais Longchamp, kita jalan ke stasiun Marseille Saint-Charles untuk naik kereta ke Montelimar. Aimee yang tengah ngantuk pun siap buat bobo selama 2,5 jam perjalanan….
Untuk kamu yang sedang planning untuk liburan ke Marseille, Prancis saya saranin sebaiknya alokasikan waktu 4 hari 3 malam agar bisa ke semua destinasi di atas tanpa keburu-buru. Marseille, Prancis sangat layak dikunjungi untuk kamu para history buff, sekaligus kamu yang nature & big cities lovers. Who knows next time I’ll come to Marseille to sail towards North Africa. It takes only 1 day, so hopefully….
Curious about my adventures in Europe and America ?. You can click the following links to see my traveling videos that have aired on Net TV :
- Desa Hallstatt, Desa dengan Arsitektur Klasik di Pinggir Danau
- Imutnya Park Guell, Dunia Fantasi Ala Gaudi di Barcelona
- Ada Turki Mini di Bosnia Herzegovina
- Nyobain Makanan Khas Bosnia, Kaya Rasa dan Pasti Halal
- The Bean, Seni Kontemporer yang Ada di Film – film Hollywood
Want to help support my travel? Help me to visit 50 more countries and write more travel stories & guides by donating here
Watch my adventures & subscribe to my YouTube channel: The Island Girl Adventures

Love Marseille! Good seafood and cheap too!
LikeLiked by 1 person
aku suka juga bouillabaisse
LikeLiked by 1 person
Pingback: Rekomendasi Hotel Paris dan di Kota Lainnya di Prancis – The Island Girl Adventures
Tempat-tempat sangat menarik
LikeLike
thanks for reading
LikeLiked by 1 person
Pingback: Jalan-Jalan ke Montelimar, South of France. Jelajahin Kota Berwarna Pastel, Kastil, dan Nougat – The Island Girl Adventures
I wish to be there.
LikeLike
you should, it’s a wonderful city
LikeLiked by 1 person
Let’s see when my luck takes me there.
LikeLike
good luck
LikeLiked by 1 person
Thanks dear 😊😊.
LikeLike
Pingback: Jalan-Jalan ke Prancis Selatan (Gard, Grignan, Uzes). Mengeksplor Kota yang Underrated di South of France – The Island Girl Adventures
Pingback: 7 Oleh-oleh Khas Prancis yang Wajib Diborong Saat Traveling – The Island Girl Adventures