
When you only have a weekend and you’re craving for exploring a new place, where will you go?. Well, karena saya kangen menjelajah kota dan agak bosen juga setelah berbulan-bulan di Bali doang, I decided to explore kota tetangga Singapura. Terakhir kalinya saya kesana adalah Januari 2020, setelah 16 hari melanglang buana ke Tokyo dan Kyoto, atau beberapa minggu sebelum Covid-19 menyerbu Indonesia. Karena dulu mayan sering traveling ke Singapura, jadinya saya merasa kota singa tuh ngebosenin banget. Eitss tapi itu dulu..Setelah 2 tahun gak kesana, sekalinya traveling ke Singapura pasca pandemi acara jalan-jalan ke negara mungil ini terasa fresh!
Traveling ke Singapura Pasca Pandemi
Apakah susah buat masuk ke Singapura pasca pandemi? Begitu pertanyaan di benak saya setelah saya beli tiket PP Bali – Singapura. Ternyata enggak gaes, syarat ke Singapura 2023 cukup isi formulir SG Arrival Card and Health Declaration lalu print. juga siapkan bukti vaksin (di aplikasi PeduliLindungi dan print juga). Pas ngantre di imigrasi Changi, saya pikir bakalan diperiksa semua karena petugas imigrasinya takes more time to process one person, eh ternyata enggak dong. Petugas imigrasi cuma meriksa paspor saya aja, sedangkan SG Arrival Card, Health Declaration, dan bukti vaksin enggak diapa-apain alias kagak diperiksa sama sekali. Tapi biar aman sih, sebaiknya kamu tetap siapkan semua syaratnya saat traveling ke Singapura ya.
BACA JUGA :
Jalan-Jalan ke Strasbourg Prancis. Mengeksplor Petit France, Colmar & Ribeauville
Jalan-Jalan ke Porto, Portugal. More Than Just Tempat Lahir Harry Potter
Liburan Ke Dubai 2022. Bisa Kemana Aja Pas Transit 1 Hari?
Where to Stay Saat Traveling ke Singapura?
Kali ini saya niatin harus dapet hotel yang nyaman saat traveling ke Singapura. Soalnya setiap kesini, baik business trip maupun vacation, saya selalu sial dapet hotel yang enggak banget. Setelah berhari-hari ngecek booking.com dan tiket.com, akhirnya nemu review Hotel Nuve di Tik Tok. Lokasinya strategis banget, tepat di jantung Bugis, cuma 100 meter nyebrang ke Kampong Glam.

Untuk nginap semalem, rate yang saya dapet hampir 1,7 juta Rupiah di tiket.com. Ya emang agak mahal namanya juga Singapore gituh. Tapi kalau kamu book di website Hotel Nuve langsung, biasanya ratenya lebih rendah. Untuk kamarnya sendiri emang cukup sempit, cuma 14 m2, tapi sangat bersih dan dapet bathroom amenities dan free mini bar. Selain itu juga disediain botol minum kosong yang bisa diisi dengan air di dispenser. Next time saya traveling ke Singapura, saya mau aja sih balik ke hotel ini kecuali emang mau stay di area lain.
Getting Around

Tentu saja kemana-mana kita pakai MRT plus jalan kaki saat traveling ke Singapura. I don’t use bus nor taxi karena selama 2 hari itu selalu berada dekat dengan stasiun MRT. Sialnya, saya lupa bawa kartu MRT saya, akhirnya buat bayar subwaynya saya selalu nge-tap credit card. Sebenernya bisa juga beli tiket MRT di loket tapi antreannya mayan panjang dan makan waktu. Buat 2 hari, saya cuma ngabisin SGD 6 buat MRT. Not bad lah…
Things To Do

- Buddha Tooth Relic Temple
Tempat pertama yang saya datengin selama traveling ke Singapura karena saya udah lama curious sama temple Buddha yang satu ini. Buddha Tooth Relic Temple menjadi salah satu attraction utama di Chinatown karena menyimpan gigi taring kiri sang Buddha, yang telah dipulihkan dari Kushinagar, India. Giginya disimpan di ruangan khusus yang hanya bisa diakses oleh para biksu. Tapi, para pengunjung juga bisa melihatnya dari luar.

Selain karena adanya relik bersejarah, Buddha Tooth Relic Temple menarik dikunjungi karena kemegahan kuilnya. Bagian luarnya tampak megah karena didesain menyerupai mandala, simbol budaya Buddha yang melambangkan alam semesta. Sementara itu, di dalam kuil kita bisa melihat ratusan stupa kecil, stupa raksasa yang terbuat dari emas seberat 320 kg. Meski sering ada doa bersama, turis dibolehkan untuk masuk dan mengambil foto asalkan tak berisik. Di kuil bertingkat 5 ini kita juga bisa nongkrong di tea house, nonton pertunjukkan teater, serta menikmati suasana tenang di rooftop garden di lantai 5. Tertarik berkunjung ke Buddha Tooth Relic Temple? Kamu cukup naik MRT lalu turun di stasiun Chinatown.
2. Maxwell Hawker Centre

Hawker center yang terkenal di Singapura karena adanya kios yang memperoleh Michelin star, yaitu Tian Tian Hainanese Chicken Rice. Lokasinya berada persis di seberang Buddha Tooth Relic Temple, jadi abis menjelajah kuil, saya langsung kesini buat dinner. Maxwell Hawker Center ini emang ramai, jadi agak susah buat nemu tempat duduk. Gak dapet meja di bagian depan, saya pun mesti melipir ke bagian belakang hawker center. Eh untungnya disini masih ada satu meja yang masih kosong.
Meski terkenal dengan Hainanese Chicken Rice, disini saya gak makan ayam Hainan karena udah nyicip saat lunch di Bugis, tapi saya pilih nasi lemak rendang. Rasanya sih enak-enak aja ya, cuman menurut saya mendingan nasi lemak biasa karena bumbu karinya menutupi rasa nasi lemak.
3. Ann Siang Hill

5 menit jalan kaki dari Chinatown, kita sampai di Ann Siang Hill, kawasan bersejarah di Singapura yang kini jadi pusat nightlife di SG. Ann Siang Hill dulunya merupakan pemukiman para migran dari Cina, jejaknya masih kelihatan jelas karena ruko dan rumah di Ann Siang Hill dilestarikan dan dicat dengan warna-warna pastel yang menarik. Shophouses atau ruko di Ann Siang Hill kini telah berubah jadi bar, kafe dan restoran. Ada banyak warga, turis dan expatriate yang nongkrong disini di malam hari. Karena bangunan disini dirawat banget, saya jadi ngerasa lagi mengeksplor theme park deh….

Kita ngabisin beberapa saat buat nongkrong di salah satu bar di Ann Siang Hill, lagian capek juga kan jalan kaki mulu. Serunya, bar ini bisa bikin Singapore sling, gin-based cocktail khas Singapura yang dulu rajin saya cicipin pas zaman tinggal di Hanoi, Vietnam. Susah banget nemuin Singapore sling ini di Jakarta dan Bali lho..
4. Kampong Glam

Meski udah belasan kali menjelajah Kampong Glam, rasanya sayang gak kesini setiap traveling ke Singapura. Apalagi jaraknya cuma 2 menit dari hotel. Kampong Glam sangat terkenal di kalangan turis Indonesia, salah satunya karena disini gampang banget buat nemuin makanan halal. Dulu pada masa kolonial, Sir Stamford Raffles mengalokasikan area ini sebagai pusat komunitas Melayu, Arab, dan Bugis. Kini, Kampong Glam dikenal sebagai pusat wisatawan trendy sekaligus bersejarah. Ada banyak mural cantik nan estetik yang menghiasi setiap dinding di Haji Lane, deretan butik dan outlet trendy di rumah-rumah kolonial di sepanjang gangnya, plus hiburan live music di bar-bar saat malam hari. Di sekitarnya pun ada banyak pilihan makanan internasional mulai dari middle eastern food, Turkish, Arabic, Swedish, hingga Italian.
5. Sultan Mosque

Masjid yang berada di jantung Kampong Glam ini dulunya menjadi masjid bagi bangsawan Sultan Johor, kini jadi salah satu main attraction di Kampong Glam. Saya udah pernah masuk ke dalam masjid bergaya arsitektur perpaduan Eropa dan Melayu ini sih, cuma pengen masuk lagi aja. Soalnya interiornya indah banget, didominasi warna hijau dan kondisinya well-maintained. I think it’s one of the most beautiful mosque I’ve ever visited. Sayangnya sih saya kesana terlalu pagi, masih jam 8 pagi gitu, sementara Sultan Mosque ini buka untuk turis mulai jam 10 pagi.
6. Orchard Road

Singapore’s retail heart, also the main reason why I came to Singapore last month. As a self-reward for my hard work during the past months, saya mendedikasikan traveling ke Singapura kali ini khusus buat shopping di Orchard. Emang gak banyak sih mal yang dieksplor karena saya emang cuma mau ke ION dan Wisma Atria aja. Tapi kita sempat juga ke beberapa mal di kawasan Bugis dan juga sebuah mal khusus barang elektronik yang saya gak inget namanya.
Traveling ke Singapura selama 2 hari emang singkat banget, tapi kalau cuma mau shopping dan sightseeing, 2 hari juga cukup kok. See u next time Singapore!
Curious about my adventures in Europe and America ?. You can click the following links to see my traveling videos that have aired on Net TV :
- Desa Hallstatt, Desa dengan Arsitektur Klasik di Pinggir Danau
- Imutnya Park Guell, Dunia Fantasi Ala Gaudi di Barcelona
- Ada Turki Mini di Bosnia Herzegovina
- Nyobain Makanan Khas Bosnia, Kaya Rasa dan Pasti Halal
- The Bean, Seni Kontemporer yang Ada di Film – film Hollywood
Want to help support my travel? Help me to visit 50 more countries and write more travel stories & guides by donating here
Watch my adventures & subscribe to my YouTube channel: The Island Girl Adventures
makasih tuk tulisannya, dada.
LikeLike
enjoy Anta
LikeLike