
SALAH satu highlight pariwisata Sapa adalah adanya gunung Fansipan, puncak gunung tertinggi di kawasan Indochina yang meliputi Vietnam, Laos dan Kamboja. Puncak gunung setinggi 3.143 meter ini juga masih termasuk rantai Himalaya. Fansipan merupakan salah satu alasan utama kenapa para traveler berbondong – bondong mengunjungi Sapa.

TONTON JUGA : Kota Ini Kayak di Eropa, Tapi Ternyata Ada di Vietnam, Lho
Hari ketiga kunjungan di Sapa saya jadwalkan untuk mengunjungi gunung Fansipan. Saya belum tahu apakah bisa mendaki gunung ini atau tidak karena gunung Fansipan sangat tinggi, mencapai 3.143 meter. Menurut informasi yang saya dapatkan diperlukan beberapa hari untuk mendaki Fansipan. Biasanya para traveler memerlukan waktu 1-3 hari hingga tiba di puncak Fansipan.

Meski belum tentu bisa mendaki paling tidak saya bisa melihat dasar gunung. Begitulah pikiran saya saat berangkat. Setelah mengunjungi Silver Waterfall dan tersesat di Lai Chau, saya pun akhirnya menemukan rute yang tepat menuju Fansipan. Ternyata jalannya hanya berjarak 2 kilometer dari Silver Waterfall. belokan jalan menuju Fansipan dihiasi dengan replika cable car bertuliskan ‘Fansipan Legend’.

Sesampainya di pintu masuk Fansipan saya lumayan kaget karena tempat ini terlihat seperti resort ketimbang gunung. Rupanya telah dibangun fasilitas modern cable car untuk memudahkan para pengunjung yang ingin ke puncak Fansipan. Jadi yang bisa ke puncak tak cuma para pendaki gunung saja. Segera saya membeli tiket cable car dan menuju ke cable car station.

BACA JUGA : Serunya Perjalanan ke Perbatasan Vietnam – Tiongkok dengan Sleeper Bus
Perjalanan menuju puncak Fansipan memakan waktu 20 menit. Saat saya turun dari cable car waktu sudah menunjukkan jam 4 sore. Dari stasiun cable car saya memilih naik tangga menuju puncak. Sebenarnya ada juga pilihan lain menggunakan funicular, sejenis kereta kecil yang digerakkan oleh kabel. Tapi karena ingin merasakan pengalaman mendaki Fansipan saya memilih naik 600 anak tangga.

Pendakian Fansipan terasa seru. Saya merasa sedang berada di negeri di atas awan, puncak – puncak bukit dan sungai dibawah tak bisa dilihat lagi karena semuanya tertutup kabut.

Udara menjadi semakin tipis dan dingin. Meski sekarang Vietnam utara sedang memasuki musim gugur namun udara dan penampilan para pendaki terlihat seperti saat musim dingin.

BACA JUGA : Sex Museum Amsterdam
Satu hal yang mengagumkan adalah adanya beberapa pagoda yang dibangun diantara tangga. Saya merasa sedang berada di kerajaan langit jadinya. Salah satu pagoda ini bernama pagoda Bao An Thien Tu dengan patung dewi Kwan Im dipajang diluar pagoda. Selewat beberapa saat kemudian saya kembali terkagum melihat patung Buddha raksasa yang masih dalam proses pembangunan.

Pendakian puncak Fansipan memerlukan waktu 20 menit. Tapi karena kadang saya berhenti sejenak untuk istirahat dan melihat pemandangan total waktu yang saya perlukan untuk ke puncak mencapai 30 menit. Di puncak ada puluhan turis yang sedang asyik berfoto dengan monumen Fansipan dan bendera Vietnam. Tak ketinggalan kami juga ikut berfoto. Saat hari menjelang sore beberapa puncak gunung mulai terlihat karena kabut mulai pudar. Berada di puncak Fansipan saya benar – benar merasa sedang di atas langit.

Fansipan atau Phan Xi Phan dalam bahasa Vietnam adalah gunung tertinggi di kawasan Indochina yang meliputi Vietnam, Laos dan Kamboja. Berada di provinsi Lao Cai, sebelah barat laut Vietnam, Fansipan juga dijuluki ‘the Roof of Indochina’ . Fansipan juga merupakan kaki terakhir dari pegunungan Himalaya. Pengalaman mendaki Fansipan benar – benar memuaskan. Paling tidak saya pernah melangkahkan kaki di rangkaian pegunungan Himalaya.
This article has been published at http://www.okezone.com/travel on Thursday, September 28, 2017.