Traveling ke Sapa Vietnam Bersama Family. One of a Kind Experience di Fansipan

Sapa, Vietnam

One of my bucket lists this winter adalah Sapa, Vietnam. Karena liburan pertama dan kedua ke Sapa, Vietnam (tahun 2017 & 2018) begitu membekas, bikin saya pengen balik lagi, tapi kali bareng suami dan anak tercinta. Lagipula ada banyak hal baru di Sapa yang bikin kota pegunungan di barat laut Vietnam ini terlihat beda banget. Sapa kini punya Sapa Station, tempat kita naik funicular menuju ke stasiun Hoang Lien untuk kemudian naik cable car ke puncak Fansipan. Di musim semi, Muong Hoa Valley dipenuhi bunga-bunga berwarna-warni yang tengah bermekaran, perfect sebagai spot foto. Cat Cat Village juga udah berubah banyak, lebih touristy, agak seperti Disneyland tapi juga lumayan menghibur. Pilihan hotel di Sapa, Vietnam pun lebih beragam dan makin luxury, bikin liburan di Sapa bersama family terasa makin nyaman. Seseru apa liburan ke Sapa, Vietnam bersama family? Apa aja pros dan cons traveling ke Sapa bersama family (bayi 1 tahunan)?

Sapa, Vietnam: Kota 4 Musim yang Bersalju di Asia Tenggara

Sapa, Vietnam

Sapa berada di provinsi Lao Cai, dekat dengan perbatasan Vietnam – China (provinsi Yunnan). Kota pegunungan ini sering dijuluki sebagai Swiss-nya Asia karena letaknya yang berada di rangkaian pegunungan serta memiliki 4 musim, termasuk salju di saat-saat tertentu pada musim dingin. Beda dengan wilayah lainnya di Vietnam, mayoritas penduduk Sapa adalah etnis minoritas Vietnam, yaitu suku-suku pegunungan seperti Hmong, Dao, Giay, Xa Pho, dan Tay. Menjadikan trekking ke desa-desa, lembah dan pegunungan di Sapa sambil tinggal di homestay milik suku minoritas sebagai attraction yang menarik kedatangan turis Barat sejak puluhan tahun lalu.

BACA JUGA:

Liburan Keluarga ke Paris? Ini 10 Destinasi Ramah Anak di Musim Dingin

Jalan-Jalan ke Montelimar, South of France. Jelajahin Kota Berwarna Pastel, Kastil, dan Nougat

Jalan-Jalan ke Lyon, Prancis. Paris versi mini yang laid back

Sapa, Vietnam

Tapi, hal utama yang paling menarik kunjungan turis, apalagi sejak beberapa tahun terakhir ini adalah Puncak Fansipan, yaitu titik tertinggi di Indochina (Vietnam, Laos dan Kamboja) setinggi 3.143 mdpl. Fansipan, yang berada di rangkaian pengungan Hoang Lieng Son, masih termasuk rantai pegunungan Himalaya paling Timur, bisa diakses menggunakan cable car selama 20 menit. Pendakian yang dulunya harus ditempuh selama 1-2 hari bersama guide lokal, kini bisa ditempuh dalam waktu kurang dari 1 jam! Perjalanan ke puncak Fansipan pun dikemas menjadi the whole package yang sangat menarik dan memiliki experience value yang tinggi bagi para traveler yang liburan ke Sapa, Vietnam. Mulai dari naik funicular ala kereta Eropa dari Sapa station melintasi lembah Muong Hoa Valley Sapa yang penuh dengan bunga-bunga cantik atau tampak otherworldly saat musim dingin, stasiun cable car Hoang Lien station yang megah, journey dengan cable car melintasi rice terraces di lembah yang menakjubkan, hingga pendakian 600 tangga menuju puncak Fansipan sambil melintasi kuil, patung raksasa Buddha dan Dewi Kwan Im. Kamu pasti juga pernah ngelihat konten seputar Sapa, Vietnam yang viral kan?

Sapa, Vietnam

Tapi, Sapa, Vietnam gak cuma seru sebagai destinasi liburan karena banyak spot estetik dan petualangan seru lho. Sapa punya banyak nilai sejarah dan culture unik yang membuatnya worth to visit selama 2-4 hari. Sebelum berkembang sebagai destinasi wisata, Sapa dulunya adalah sebuah French military station pada masa Vietnam dijajah Prancis, tepatnya sejak tahun 1891. Hal ini untuk menghentikan serangan bandit dan perlawanan politik di perbatasan utara yang sensitif. Iklim kontinental Sapa, Vietnam yang menarik kemudian membuat orang-orang Prancis datang ke Sapa lalu membangun villa di sekitarnya. Sayangnya, vila-vila ini kemudian hancur lebur menjelang akhir Perang Dunia II, baik dihancurkan tentara Vietnam tapi juga oleh Prancis sendiri.

Sapa, Vietnam

Sapa, Vietnam baru bangkit kembali sebagai kota destinasi turis pada tahun 1993. Turis internasional dibolehkan mengunjungi Sapa lagi. Sejak saat itu, terjadi ledakan ekonomi di Sapa, Vietnam, berkat kunjungan ribuan wisatawan yang datang setiap tahun untuk trekking ratusan mil di jalur pendakian antara dan di sekitar desa Dao, Ta Van, dan Ta Phin.

How to Get to Sapa, Vietnam?

Sapa, Vietnam

Kita ambil penerbangan langsung dari Bali ke Hanoi dengan Vietjet Air. Seneng deh dengan pelayanan dari maskapai Vietnam ini karena mereka punya line khusus untuk family, baby dan anak-anak. Proses check-in dan drop luggages pun jadi cepet banget sehingga kita bisa segera melewati konter imigrasi di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali. Imigrasi juga punya line khusus untuk family, sehingga cuma makan waktu sebentar banget untuk melewati imigrasi saat keluar Indonesia dan tiba di Bali. Flight ke Hanoi dari Bali lamanya 5 jam 10 menit, so, proses check-in dan imigrasi yang kilat sangat membantu sih.

Saya dan keluarga stayed di Hanoi dulu selama 3 hari sebelum ngelanjutin perjalanan naik sleeper train ke Sapa, Vietnam. Pengalaman naik sleeper train bisa dibaca disini ya. Selama di Hanoi, kita selalu pakai Grab car kemana-mana, juga jalan kaki selama di Old Quarter dan sekitar Danau Hoan Kiem.

How to Get Around Sapa, Vietnam

Sapa, Vietnam

Hotel menyediakan free buggy untuk tamu yang akan ke pusat kota Sapa. Jadinya kita selalu pakai buggy setiap mau makan atau menuju ke tempat wisata. Untuk balik ke hotel dari Sapa sebenarnya juga bisa booking buggy pada jam yang diinginkan, cuma kita seringnya males booking dulu dan pilih naik Grab car aja.

Pusat kota Sapa, Vietnam sendiri lumayan kecil jadi bisa dicapai dengan jalan kaki. Jalanannya juga aman buat keluarga dengan bayi/ anak kecil karena trafficnya gak sepadat dan se-chaotic Hanoi, misalnya. Kecuali saat menuju ke Cat Cat Village, kita merasa gak aman karena harus melalui jalanan menurun yang sedang diperbaiki. Sepanjang jalan dari Cat Cat Village menuju ke kota Sapa juga ada beberapa hotel yang sedang dibangun yang mana alat-alat beratnya berada di tengah jalan. Saat itu kita sedang naik ojek untuk balik ke kota Sapa dan ojeknya mesti ngelewatin mesin-mesin gede. Ngeri banget deh pokoknya..Kalau tahu bakal messy banget jalanannya, kita pasti akan book taksi untuk berangkat dan pulang dari Cat Cat Village. Jadi bagian Sapa yang deket lembah dan Cat Cat Village ini gak aman untuk family ya gaes, kecuali naik mobil.

Where to Stay in Sapa, Vietnam?

Sapa, Vietnam

Berawal dari baca-baca travel blogs tentang Sapa, Vietnam jadilah saya nemu hotel bintang 5 yang cakep banget, Silk Path Grand Resort & Spa. Karena ngebaca banyak review bagus tentang hotel ini, ditambah lokasinya hanya 10 menit dari pusat kota Sapa dan mereka nyediakan buggy untuk tamu hotel, ya udah langsung saya booked hotelnya untuk 3 Hari 2 Malam di booking.com

Sapa, Vietnam

Saya dan keluarga tiba di hotel pagi banget, sekitar jam 8 pagi. Sementara check-in baru bisa dilakukan jam 2 siang. Karena Aimee saat itu kondisinya ngedrop akibat polusi di Hanoi yang parah dan perubahan suhu yang drastis, kita coba book 1 kamar lagi. Sayangnya, karena menjelang Natal, kamar hotel pun udah penuh, dan kita terpaksa istirahat di lounge hotel dan kids club. Meski nunggu lama itu nyebelin, tapi interior hotel yang lux dan artistik dengan perpaduan gaya Eropa dan Oriental, bikin kita nyaman juga. Jam 12 siang akhirnya kita bisa check-in dan masuk kamar.

Honestly, we impressed with the room. Kamarnya lumayan luas, 35 m2 jadi Aimee bisa jalan-jalan di dalam kamar. Interiornya cakep banget, perpaduan French dan Oriental style. Konsepnya bener-bener dipikirin ampe detail gitu, sukak deh. Sementara kamar mandinya juga luas dengan bathub.

Kamar kita sebenernya punya balkon juga yang menghadap ke mini garden. Sayangnya karena suhu Sapa, Vietnam yang cukup mengigil, kita gak ngabisin waktu disini. Bisa dibilang, hotel ini jadi salah satu highlights dari trip ke Sapa bersama family selain Fansipan. Karena hotelnya nyaman banget dan super cantik, jadinya kita ngabisin banyak waktu disini.

Fasilitas lain di Silk Path Grand Resort & Spa diantaranya kids club, indoor pool dengan air agak hangat, spa, dan gym. The other thing yang saya suka banget dari hotel ini adalah breakfastnya yang sangat beragam dengan menu Asia, Western, dan French di dalam resto mereka yang elegan. You have to stay here, guys kalau traveling ke Sapa bersama family! Dijamin betah dan nyaman.

Rate: Rp.1.650.000,- per malam

Things to See & Do in Sapa, Vietnam

  1. Ke Puncak Fansipan
Sapa, Vietnam

Ke Puncak Fansipan jadi the main purpose liburan kali ini. Tahun 2018, untuk ke puncak Fansipan, saya mesti sewa motor untuk menuju ke stasiun cable car. Tapi sekarang di tengah kota Sapa udah ada Sapa Station yang ikonik. Akses ke Fansipannya jadi gampang banget…

Sapa, Vietnam

Tiket ke Puncak Fansipan saya beli dari Klook jauh-jauh hari seharga Rp. 639.151,- per orang , included dengan tiket funicular dari Sapa station PP, cable car PP, dan funicular ke Puncak Fansipan (one way). Dari stasiun bergaya arsitektur ala Prancis ini kita naik funicular yang mengantarkan kita melintasi Muong Hoa Valley. Biasanya saat spring panorama di lembah terlihat dreamy dengan bunga-bunga yang bermekaran. Tapi karena kita traveling ke Sapa, Vietnam saat winter, Muong Hoa Valley Sapa penuh dengan kabut. Tapi saya gak masalah sih karena kabutnya created an otherworldly atmosphere..

Setelah 15 menit berada di funicular, tibalah kita di Hoang Lien Station, stasiun cable car yang akan membawa kita ke puncak Fansipan. Pas nyampe sini baru deh kita nyadar kalau ini tuh atraksi yang terkenal banget di Sapa. Saat itu hari Senin dan kita nyampe disini jam 10an pagi, tapi antrean untuk ke cable car-nya luarrr biasaa….

Sapa, Vietnam

Journey dengan cable car berlangsung 20 menit dan smooth. Sama seperti saat naik funicular, pemandangannya ketutup kabut semua. Tapi untungnya menjelang ke puncak cuacanya sunny, and the mountains view are very stunning…

Sapa, Vietnam

Keluar stasiun cable car, suasananya jadi makin magical. Bener-bener terasa seperti lagi berada di negeri di atas awan!

Sapa, Vietnam

Dari sini kita putusin untuk gak naik funicular kedua yang udah kita booked. Alesannya simpel, untuk naik funicular mesti antre cukup panjang lagi, jadi kita prefer naik 600 anak tangga menuju ke puncak.

Setelah 20 menit hiking, finally we arrived at the roof of Indochina….

Sapa, Vietnam

We were very lucky that day was sunny...viewnya jadi bagus banget dan it’s really made our day. Journey ke Puncak Fansipan ini bener-bener one the best travel experiences.

2. Cat Cat Village

Sapa, Vietnam

Cat Cat Village yang berada di Muong Hoa Valley Sapa adalah desa tradisional Sapa yang paling mudah dijangkau dan touristy. Pas saya kesana tahun 2018 aja Cat Cat Village udah cukup touristy, apalagi sekarang.

Sapa, Vietnam

Setelah membeli tiket masuk 150.000 VND per orang, kita mulai menuruni tangga untuk mengeksplor Cat Cat Village. Di kanan kiri jalan berjejer rumah-rumah kayu tempat tinggalnya suku Hmong, salah satu etnis minoritas Vietnam. Tapi karena Cat Cat Village ini udah diset sedemikian rupa menjadi atraksi untuk turis, hampir semua rumah disini telah berubah jadi toko suvenir, beberapa jadi kafe. Rasanya seperti lagi mengeksplor Pasar Ubud gitu deh hehehe…

Sapa, Vietnam

Mendekati dasar lembah, viewnya mulai berubah. Disini kita mulai nemuin taman desa, air terjun, hingga sungai. Tampak juga beberapa perempuan Hmong sedang sibuk menenun. Selain itu, ada beberapa turis yang menyewa pakaian adat Hmong dan photo shoot disini. Buat kami, kunjungan ke Cat Cat Village ini lumayan menghibur dan aman buat anak-anak, meski performance budaya Hmong-nya keliatan sengaja diset untuk menghibur turis..

Sapa, Vietnam

Satu hal yang mesti diperhatiin kalau kamu ingin ke Cat Cat Village Sapa bersama family. Seperti yang saya ceritakan diatas, di jalanan menuju ke Cat Cat Village sedang banyak perbaikan jalan dan pembangunan hotel, jadi gak aman banget kalau lewat naik motor atau ojek. Kita yang saat itu jalan kaki harus ekstra hati-hati. Sebaiknya naik taksi online atau sewa mobil dan pastikan mobilnya bisa lewat sampai depan loket tiket ya.

Selain Cat Cat, ada beberapa desa traditional lainnya yang sering dikunjungi travelers yang pingin trekking di Sapa. Diantaranya adalah desa Ta Phin dan Ta Van. Tapi karena lokasinya lebih jauh dan treknya lebih menantang kita gak kesana. Cat Cat jelas lebih aman untuk keluarga dengan balita.

3. The Stone Church

Sapa, Vietnam

Berada di pusat kota Sapa, Vietnam, dekat dengan amphitheatre, The Stone Church memberi nuansa Eropa di kota pegunungan ini. The Stone Church dibangun oleh Prancis pada tahun 1895 dengan gaya arsitektur Gotik Romawi. Kita sempet masuk ke dalamnya pas lagi digelar misa disana for an experience.

4. Strolling Around Sapa Town

Sapa, Vietnam

Ada banyak hal yang bisa dilakukan di pusat kota Sapa sendiri. Mulai dari belanja suvenir, nyobain kuliner khas Sapa seperti Thang co (sup dengan daging dan tulang kuda) dan sticky rice cooked in bamboo tube. Kalau saya sih kepingin balik ke Good Morning Vietnam, sebuah restoran milik keluarga lokal yang menyajikan masakan Vietnam, Sapa, dan Barat. Ternyata rasanya masih seenak pas terakhir kesana tahun 2018 hehehe…

Sapa, Vietnam

Chicken curry disini ngepas banget disantap untuk menghangatkan badan di kala musim dingin di Sapa. Hal lain yang bisa dicoba saat jalan-jalan ke Sapa adalah nyobain massage atau spa. Sapa terkenal dengan banyaknya spa dan massage centre yang siap melemaskan otot-otot yang tegang dan bikin kamu rileks setelah berjam-jam trekking atau naik ke puncak gunung.

So, jadi selama 3 Hari 2 Malam itulah yang kita lakukan. Memang gak sebanyak atraksi yang biasa saya datengin or lakuin saat masih single, tapi the goal of jalan-jalan ke Sapa bareng family adalah untuk dapetin more quality time with family. Saat kita gak keluar untuk mengeksplor Sapa, Vietnam, biasanya kita istirahat atau nikmatin fasilitas di dalam hotel.

Untuk kamu yang punya waktu lebih untuk mengeksplor Sapa, Vietnam baik sendiri atau bareng family, kamu bisa consider juga untuk berkunjung ke Sapa Glass Bridge. Jembatan kaca yang juga dikenal dengan nama Cloud Dragon Glass Bridge atau O Quy Ho Glass Bridge ini adalah jembatan kaca khusus pejalan kaki yang membentang di ketinggian 2.200 mdpl dan 548 meter di atas rangkaian pegunungan Hoang Lien Son. Berada di provinsi Lai Chau, 17 km dari pusat kota Sapa, untuk kesini kamu mesti naik taksi, sewa motor atau ikutan tur. Tiketnya 400.000 VND (dewasa) dan 200.000 VND (anak-anak) PP. Atraksi lainnya yang worth to visit adalah Silver Waterfall. Saya udah pernah kesini sebelumnya makanya kali ini skip air terjun ini.

Sapa, Vietnam

Traveling to Sapa with family is is one of a kind experience for us. I think it’s doable for family with toddlers asalkan sudah mempersiapkan itinerary, tiket dan pakaian sesuai musimnya sebelum berangkat ke Sapa, Vietnam. Pilih juga atraksi dan transportasi yang aman dan gak terlalu melelahkan untuk anak kita.

Curious about my adventures in Europe and America ?. You can click the following links to see my traveling videos that have aired on Net TV :

  1. Desa Hallstatt, Desa dengan Arsitektur Klasik di Pinggir Danau
  2. Imutnya Park Guell, Dunia Fantasi Ala Gaudi di Barcelona
  3. Ada Turki Mini di Bosnia Herzegovina
  4. Nyobain Makanan Khas Bosnia, Kaya Rasa dan Pasti Halal
  5. The Bean, Seni Kontemporer yang Ada di Film – film Hollywood

Want to help support my travel? Help me to visit 50 more countries and write more travel stories & guides by donating here

Watch my adventures & subscribe to my YouTube channel: The Island Girl Adventures

6 thoughts on “Traveling ke Sapa Vietnam Bersama Family. One of a Kind Experience di Fansipan

  1. Pingback: Review Jujur Hotel di Hanoi Vietnam & Sapa – The Island Girl Adventures

  2. Pingback: One Day Trip ke Basel, Swiss: Jalan-Jalan ke Kota yang Underrated di Swiss – The Island Girl Adventures

Leave a reply to theislandgirladventures Cancel reply