Jalan-Jalan ke Mostar, Little Turkey di Bosnia-Herzegovina

Jalan-jalan ke Mostar

It’s all begun when I did research about Islam in Europe as assigned by my editor. I saw the picture of Stari Most bridge and the old town of Mostar and I immediately fall in love with the place. In the next year, when I planned my trip to Dubrovnik, Croatia I told myself that I have to visit Mostar as well. After all, It’s only 3 hours away from Dubrovnik.

Jalan-jalan ke Mostar

1 HARI SEBELUM JALAN-JALAN KE MOSTAR….

Rencana jalan-jalan ke Mostar sebenarnya hampir batal gara-gara kejadian gak enak di stasiun bus Dubrovnik. Saya ditolak naik bus gara-gara tiketnya gak diprint, padahal udah nunggu di stasiun bus Dubrovnik sejak 1 jam sebelumnya. Tiket bus yang saya beli di getbybus.com ternyata mengharuskan diprint dulu. Nah karena saya nginep di Airbnb jadi mereka gak punya printer. Petugas bus Kroasia ini emang rese orangnya, sok superior gitu. dia kekeuh gak mengizinkan saya naik bus tanpa tiket fisik. Sistem check in bus ini belum secanggih flix bus, yang mana tinggal nyecan barcode dari email, masih harus manual gitu. Karena saya udah kelamaan di Dubrovnik dan pengen segera jalan-jalan ke Mostar, Bosnia akhirnya mau gak mau cari tempat ngeprint meski waktu udah menunjukkan hampir jam 5 sore. Seperti yang bisa diduga, toko-toko tutup semua di hari minggu dan bus pun berangkat tanpa saya. Hiks..

Menurut Silvia yang waktu itu emang lagi ketemuan di stasiun Dubrovnik, petugas bus yang tadi emang belagu, tapi petugas satunya mendingan. Doi sebenernya ngebujuk petugas pertama untuk ngebolehin saya naik bus karena toh saya udah beli tiket. Dan akhirnya petugas yang belagu ini berubah pikiran. Cuma saya udah terlanjur pergi nyari tempat ngeprint. Oh well, karena udah ditinggal akhirnya saya terpaksa beli tiket bus lagi di loket dengan harga sekitar 14 Euro untuk keberangkatan besok jam 8 pagi. Nambah nginep 1 malam lagi deh di Dubrovnik… and I swear I wont buy anything from getbybus.com again.

THE NEXT DAY ….

Setelah perjalanan selama 4,5 jam dengan bus dan melalui imigrasi kedua negara tibalah saya di stasiun bus Mostar, Bosnia Herzegovina. Kesan pertama sih gak begitu mengesankan karena saya merasa balik ke tahun 90an saat melihat kondisi stasiun yang tua dan gak begitu terawat, plus jalanan yang penuh dengan toko tua serta beberapa reruntuhan bangunan yang dipenuhi lubang bekas peluru dan coretan grafiti ngasal. Tapi saat belok ke arah kota tua Mostar rasanya langsung mau bilang wowww…. Mostar persis sama dengan foto-foto yang beredar di internet ! I am very excited to jalan-jalan ke Mostar!

JALAN-JALAN KE MOSTAR, LITTLE TURKEY IN BOSNIA-HERZEGOVINA

Jalan-jalan ke Mostar

Mostar adalah kota terbesar kelima di Bosnia-Herzegovina, serta kota terpenting di kawasan Herzegovina yang juga menjadi pusat ekonomi dan budaya. Di masa lampau, tepatnya pada pertengahan abad ke-15, Mostar berada di bawah pemerintahan kesultanan Ottoman/ Utsmaniyah Turki. Pada masa itu Mostar berkembang menjadi kota perdagangan yang ramai bernama Kopruhisar. Di masa ini pula ikon Mostar, jembatan Stari Most dibangun untuk menghubungan sisi barat dan timur kota. Kini, jembatan Stari Most menjadi landmark kota Mostar yang paling sering dikunjungi turis yang jalan-jalan ke Mostar. Serta merupakan contoh arsitektur Islam terindah di kawasan Balkan.

Dinasti Ottoman memerintah Mostar selama sekitar 400 tahun. Pada abad ke-19, kekaisaran Austria-Hungaria mengambil alih Bosnia-Herzegovina sampai lahirnya negara Yugoslavia. Saat Yugoslavia bubar, Bosnia-Herzegovina memerdekakan diri pada April 1992. Sayangnya, perang belum usai di bumi Bosnia. Pertempuran antar etnis masih terus berlanjut. Perang antara etnis Bosnia dan Croat membelah Mostar dan menghancurkan banyak tempat ibadah di Mostar, termasuk juga landmark terpopuler di Mostar, jembatan Stari Most. Stari Most dibom oleh pasukan Croat pada November 1993. Setelah perang berakhir, Stari Most pun kembali dibangun pada tahun 2003. Di masa damai seperti sekarang, Mostar tumbuh menjadi kota wisata yang ramai. Banyak turis yang jalan-jalan ke Mostar sebagai one day trip dari Dubrovnik, Kroasia. Penduduknya yang terdiri dari suku Bosnia, Croat, dan Serbia pun hidup rukun.

Pusat wisata utama di Mostar sekaligus lokasi jembatan Stari Most berada adalah kota tua. Kota tua Mostar dulu dibangun oleh pemerintah Ottoman pada abad ke-15 dan 16 sebagai kota perbatasan. Lokasinya berada di kedua sisi jembatan dan dipisahkan oleh sungai Neretva, lalu berkembang menjadi pusat perdagangan. Ada banyak rumah tradisional Turki, masjid, serta pemandian khas Turki atau hamam disini. Sayangnya banyak dari bangunan disini yang hancur karena perang, hingga akhirnya dibangun kembali pasca perang.

Saat memasuki kawasan kota tua Mostar, rasanya saya seakan sedang memasuki kota masa lampau di Timur Tengah, bukannya di Eropa. Jalanan sempit berbatu diapit oleh rumah-rumah berbahan batu yang telah menjelma menjadi toko kerajinan tangan dan pakaian. Kebanyakan menjual teko dan cangkir kopi Turki. Ada juga piring dan perabotan dari keramik yang bermotif oriental dengan warna-warna cerah. Sedang toko lain menjual pashmina, tas dan karpet bermotif khas Turki. Di toko sebelah ada banyak suvenir yang terbuat dari daun lavender. Seneng banget jalan-jalan ke Mostar sambil belanja handycrafts.

Kalau kamu berencana traveling ke Dubrovnik, Kroasia atau kawasan Balkan, pastikan masukin Mostar ke dalam rute perjalanan kamu. I’ve been there and amazed with the city. Berikut beberapa atraksi yang mesti dikunjungi saat jalan-jalan ke Mostar, Bosnia-Herzegovina :

  1. Stari Most
Jalan-jalan ke Mostar

Jembatan klasik ikon Mostar yang sering disebut sebagai contoh arsitektur Islam terbaik di kawasan Balkan. Stari Most yang secara harfiah berarti ” Old bridge” dibangun pada abad ke-15 saat Mostar berada di bawah pemerintahan dinasti Ottoman. Jembatan yang menjulang di atas sungai Neretva ini dibangun pada masa pemerintahan Sultan Suleiman, oleh arsitek bernama Mimar Hayruddin, yang merupakan murid arsitek Ottoman ternama Mimar Sinan. Sempat hancur karena serangan pasukan Kroasia saat perang Yugoslavia, tapi dibangun kembali pada tahun 2003 setelah perang usai. Tahun 2005, jembatan batu melengkung ini ditetapkan sebagai World Heritage Site oleh UNESCO.

Ada sebuah atraksi menarik bagi turis di atas Stari Most. Pemuda lokal Mostar suka bertelanjang dada dan terjun ke sungai Neretva dari atas jembatan, terutama saat musim panas. Lumayan menghibur sih atraksinya, terutama kalau ngelihatnya dari bawah jembatan. Meski terkesan seperti tradisi, sebenarnya mereka melakukannya dengan sengaja untuk menghibur turis. Yang artinya mereka mengharapkan tips dari para wisatawan. Biasanya ada 1 orang yang akan keliling mengedarkan kantong uang ke para turis yang berkumpul di pinggir jembatan.

2. Masjid Koski Mehmed Pasa

Jalan-jalan ke Mostar

Berada tepi bukit tepat di sebelah kanan Stari Most. Kehadiran masjid Koski Mehmed Pasa menghadirkan silet klasik akan landskap Mostar, bak negeri klasik di timur. Khas dengan gaya arsitektur Ottoman, masjid Koski Mehmed Pasha dibangun dari bebatuan yang bersemu kecoklatan serta berkubah bulat warna biru muda. Masjid ini memiliki sebuah minaret berujung runcing yang lazim ada pada masjid bergaya arsitektur Ottoman.

Biaya tiket untuk masuk Masjid Koski Mehmed Pasa adalah 6 Euro. Sepatu pun mesti dilepas kalau mau masuk ke dalam masjid. Bagian dalam masjid sebenarnya tak kalah indah dari arsitektur luarnya meski bermotif sederhana. Kubah dalam masjid yang berwarna putih dihiasi motif indah berwarna merah dan biru serta beberapa kaligrafi. Di bagian depan ada mihrab yang tampak indah dengan motif rumit berwarna biru. Sebuah karpet berwarna merah kecoklatan juga dipajang di satu sisi dinding masjid. Karpet ini adalah hadiah dari seorang bangsawan Austria, Franjo Josip. Masjid Koski Mehmed Pasha masih aktif digunakan untuk sholat hingga saat ini. Sayangnya ada beberapa bagian masjid yang berdebu, kelihatan kurang sering dibersihin gitu.

 Masjid Koski Mehmed Pasha dibangun pada masa pemerintahan Ottoman di Bosnia- Herzegovina. Tepatnya pada tahun 1618. Sama dengan Stari Most, Masjid Koski Mehmed Pasa sempat rusak parah akibat serangan tentara Kroasia.

Satu hal yang mesti dilakukan saat berkunjung ke masjid ini saat jalan-jalan ke Mostar adalah naik ke minaretnya. View kota tua Mostar yang dipisahkan sungai Neretva tampak amazing dilihat dari atas minaret. Udah kayak middle earthnya LOTR…

3. Masjid Karadoz Bey

Jalan-jalan ke Mostar

Meski Masjid Koski Mehmed Pasha terlihat sangat cantik dan memiliki lokasi yang strategis di tebing sungai Neretva, sebenarnya masjid Karagoz Bey lah masjid terbesar di Mostar. Sama-sama dibangun pada abad ke-16 dengan gaya arsitektur Ottoman klasik, masjid Karagoz Bey memiliki kubah bundar berwarna biru muda yang besar, serta 3 kubah berukuran lebih kecil. Minaretnya terbuat dari bebatuan bersemu kecoklatan, sedang tingginya mencapai 34,50 meter. Di pekarangan masjid ada madrasah dan paviliun cantik yang berfungsi sebagai tempat wudhu. Masjid Karadoz Bey hingga saat ini masih aktif digunakan sebagai tempat ibadah. Meski bangunannya bergaya kuno, tapi masjid ini baru saja dibangun lagi pada tahun 2002 setelah sempat hancur akibat perang Bosnia pada awal tahun 1990an. Sempatkan masuk ke masjid berarsitektur klasik ini saat jalan-jalan ke Mostar.

3. Old Town

Jalan-jalan ke Mostar

Sangat menarik menjelajah jalanan kota tua Mostar. Gak cuma atmosfernya aja yang klasik dan terasa seperti di Turki, tapi sepanjang kota tua berderet penjual kerajinan tangan khas Turki. Barang-barang yang dijual gampang banget ditemukan di Grand Bazaar Istanbul seperti satu set teko dan cangkir teh Turki, teko kopi Turki, peralatan makan keramik, karpet, pashmina sampai suvenir paling receh yaitu magnet fridge dan gantungan kunci. Sayang banget saya cuma bawa 1 koper berukuran sedang buat traveling selama 7 bulan, hiks, jadi mustahil buat beli barang-barang ini. Padahal saat jalan-jalan ke Mostar saya suka banget sama karpet dan teko teh dan kopi Turki. Satu suvenir yang bisa saya beli adalah hiasan lavender (4 Euro). Semacam bantal kecil yang diisi daun lavender yang katanya kalau ditaruh di dalam bantal bisa bikin tidur nyenyak. And it’s true. I love it!

Exploring the old town is the thing I like the most in Mostar. Sempetin waktu yang cukup buat jalan-jalan santai di kota tua kalau kamu berkunjung ke Mostar. Seru lho merhatiin arsitektur rumah-rumah kuno di Mostar, ngelihatin toko-toko kerajinan tangan Turki, mandangin air sungai yang berwarna turkois dan sangat bersih, juga nongkrong di kafe sambil nikmatin view kota klasik Mostar.

4. Museum Hamam

Jalan-jalan ke Mostar

Perang Yugoslavia memang meluluhlantakkan kota tua Mostar. Banyak masjid, gereja Ortodoks, sinagoga dan hamam yang hancur. Setelah direstorasi pasca perang pun, hanya tersisa 1 hamam di Mostar yang kini berfungsi sebagai museum. Museum hamam bergaya Ottoman klasik ini terbuat dari batu dan memiliki kubah biru muda seperti masjid. Halamannya luas dan juga berbatu. Disampingnya ada beberapa restoran Bosnia.

 Untuk masuk ke dalam museum perlu membeli tiket seharga 2 Euro. Ternyata dalamnya tak begitu luas. Ada tempat pemandian ala Turki yang indah terbuat keramik, cermin serta berbagai peralatan mandi yang dulu digunakan orang-orang dari abad ke-16. Pengunjung bisa mempelajari bagaimana warga Mostar di masa lampau mandi di sini. Di bagian depan museum, terdapat toko suvenir yang menjual sabun Turki. Karena kini hanya berfungsi sebagai museum, satu-satunya hamam di Mostar ini hanya bisa dikunjungi alias gak bisa dipakai mandi.

5. Nyobain Kuliner Bosnia

Trip ke Mostar gak akan lengkap tanpa nyobain makanannya. Kuliner Bosnia sebenarnya heavily influenced by Turkish food. I wasn’t familiar with middle eastern food before but surprisingly Bosnian food tastes good and I like it. Ada sebuah restoran yang recommended banget untuk dikunjungi maupun buat nongkrong saat jalan-jalan ke Mostar. Restoran Sadrvan berada tak jauh dari Stari Most. Tempatnya luas. Ada area outdoor yang didekorasi mirip dengan taman, air mancur, hiasan teko Bosnia raksasa, serta pelayannya pun mengenakan pakaian tradisional Bosnia. Restoran yang kental dengan nuansa tradisional Bosnia ini menyajikan makanan khas Bosnia.

 Menu yang saya pilih saat itu adalah japrak, small sausage, dan Bosnian coffee. Japrak adalah potongan daging, wortel, peterseli, dan nasi yang dibungkus dengan kol dan disajikan bersama mashed potato. Sementara sausage adalah nasi yang disajikan bersama semur daging sapi. Kedua makanan ini disajikan dalam piring aluminium bernuansa Turki atau timur tengah. Meski tampilannya asing, setelah dicoba ternyata rasanya lezat juga. Tapi dari sekian menu yang saya coba, saya sangat tertarik dengan kopi Bosnia. Seporsi kopi Bosnia disajikan dalam nampan tembaga yang unik dan terdiri dari 3 cangkir. Cangkir pertama sebagai wadah kopi, yang kedua berisi balok-balok gula, sementara wadah ketiga yang terlihat menyerupai gayung logam berisi kopi panas. Cara minumnya pun unik. Kopi panas yang berada dalam wadah gayung mesti dituang dulu ke dalam cangkir logam. Rasanya mantap! Kopinya terasa pahit dan nendang. Meski disebut kopi Bosnia, bagi saya kopi Bosnia ini terlihat mirip sekali dengan kopi Turki.

Jalan-jalan ke Mostar

Untuk traveler muslim, Mostar bisa dibilang sangat ramah karena hampir semua makanan disini halal. Kalau mau nyobain makanan Bosnia lainnya yang enak adalah Cevapi, yaitu kebab berbentuk lonjong yang terbuat dari daging domba dan sapi dan disajikan bersama Somun (roti pita Bosnia), bawang mentah, tomat, serta keju.

Berencana jalan-jalan ke Mostar ?. Ada flight ke Mostar dari Jakarta tapi harganya akan mahal sekali. Sebaiknya ambil jalan darat ke Mostar baik dari Sarajevo ataupun Dubrovnik seperti yang saya lakukan. Saya mencapai Balkan dengan rute Jakarta-Athena yang lalu dilanjutkan dengan road trip ke Thessaloniki – Skopje – Kotor – Dubrovnik – Mostar.

Curious about my adventures in Europe and America ?. You can click the following link to see my traveling video that has been aired in Net TV :

  1. Desa Hallstatt, Desa dengan Arsitektur Klasik di Pinggir Danau
  2. Imutnya Park Guell, Dunia Fantasi Ala Gaudi di Barcelona
  3. Ada Turki Mini di Bosnia Herzegovina
  4. Nyobain Makanan Khas Bosnia, Kaya Rasa dan Pasti Halal
  5. The Bean, Seni Kontemporer yang Ada di Film – film Hollywood

Watch & subscribe my daily vlog in America at my youtube channel : Dada Kimura

8 thoughts on “Jalan-Jalan ke Mostar, Little Turkey di Bosnia-Herzegovina

      1. Paskah

        saya cuman 2 hari, dari Sarajevo jam 14.30 sampe Mostar sekitar 17.30, mepet karena bus ke Sarajevo palin akhir jam 20.00. Kamu pandai bercerita

        Like

  1. Pingback: Jalan-jalan ke Ljubljana, Slovenia. Menjelajah The Dragon City – The Island Girl Adventures

  2. Ahmad Yazid

    Mba..boleh tanya kalau untuk pengurusan Visa ke Bosnia gimana ya. Saya ada rencana ke Turki 14 May -21 May 2021. Setelah baca-baca dan tiket Turki ke Bosnia cuma 3jutaan berdua PP saya jadi kepengen

    Like

Leave a comment